Wakil Ketua DPRA Irwan djohan, Foto: Istimewa

PM, BANDA ACEH – Pernyataan Sekjen DPP NasDem Johnny G Plate, yang menilai puisi kontroversial Sukmawati Soekarnoputri sebagai karya seni, menimbulkan reaksi dari kalangan internal partai yang didirikan oleh Surya Paloh itu.

Wakil Ketua DPRA Teuku Irwan Djohan, yang juga Wakil Ketua DPW NasDem Aceh Bidang Politik dan Pemerintahan, menyayangkan pernyataan Johhny G Plate itu sebagai sesuatu yang tidak sensitif.

Baca: Kontroversi Puisi Sukmawati Soekarnoputri yang Berujung Laporan Polisi

Irwan Djohan menyebut, penilaian Johnny G Plate itu sebagai pandangan pribadi yang tidak mewakili seluruh pengurus dan kader Partai NasDem.

“Penilaian saya tidak sama dengan penilaian Pak Johnny. Bagi saya, puisi yang dibacakan Sukmawati itu bukan karya seni. Penilaian Pak Johnny tentang puisi itu adalah mewakili pribadinya Pak Johnny sendiri, bukan mewakili seluruh kader NasDem di Indonesia, khususnya bagi kami pengurus NasDem di Aceh,” kata Irwan Djohan, kepada PIKIRANMERDEKA.CO, Rabu (4/4).

Lebih lanjut Irwan Djohan mengatakan, bahwa pada Selasa 3 April 2018 malam, dirinya telah bertemu dengan sejumlah kader NasDem di Banda Aceh terkait puisi kontroversial tersebut, dan semuanya menyatakan kecaman terhadap puisi berjudul “Ibu Indonesia” itu.

“Seharusnya Sukmawati itu paham, bahwa tindakan apa saja yang menyakiti keyakinan orang lain, harus dihindari. Dia juga wajib memahami bahwa kebebasan berekspresi itu seharusnya dilakukan dengan semangat tanggung jawab. Segala bentuk provokasi terbuka yang bisa mengobarkan kemarahan, menurut saya bukanlah perbuatan seorang seniman, apalagi negarawan,” ujar Irwan Djohan.

Irwan menambahkan, selain di Aceh reaksi serupa juga muncul dari para pengurus NasDem daerah lain di Indonesia.

“Ini fakta ya, Pak Akbar Faisal yang anggota DPR RI dari NasDem juga mengecam puisi itu. Beliau mengatakan marah, bahkan mendesak Sukmawati untuk minta maaf. Pak Akbar Faisal itu kan orang Bugis yang mayoritas penganut Islam yang kuat, sama dengan kita di Aceh. Karena itu wajar kalau banyak kader NasDem di Aceh yang mengecam puisi itu,” terang Irwan Djohan.

Menurut Irwan Djohan, tindakan Sukmawati Soekarnoputri membacakan puisi yang membandingkan azan dengan kidung dalam sebuah acara di Jakarta Convention Center (JCC) pada 2 April 2018 lalu, telah menyakiti hati mayoritas rakyat Indonesia sehingga berpotensi merusak kerukunan bangsa.

“Jadi yang dibutuhkan bangsa kita saat ini bukanlah karya yang berpotensi merusak kerukunan bangsa kita. Karya-karya seperti sudah banyak di seluruh dunia, ada buku, ada film, karikatur, juga puisi, tapi hasilnya apa? Tidak ada hasil positifnya selain kerusuhan, dan itu bukan sesuatu yang kita inginkan,” pungkas putra mantan Ketua DPRD Aceh HT Djohan itu.()

Komentar