Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh memulangkan tiga nelayan Aceh Timur.

Banda Aceh – Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh memulangkan tiga nelayan Aceh Timur setelah beberapa hari lalu terdampar di Kuala Kangkong, Kedah.

Ketiga nelayan tersebut dipulangkan melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar, Jumat (9/8/2019).

Adapun identitas ketiga nelayan yaitu Hamdani Umar (45), Afifuddin bin Ismail (32), dan Samsuddin bin Manyak (37). Ketiganya merupakan warga Desa Matang Pelawi Kecamatan Pereulak Timur, Aceh Timur.

Mendarat di Bandara SIM sekira pukul 10.00 WIB, kemudian dibawa ke Kantor Dinsos Aceh yang langsung disambut oleh Kepala Dinsos Aceh Drs Alhuri MM untuk kemudian dipulangkan ke Aceh Timur.

Alhudri mengatakan, seperti diberitakan sebelumnya, tiga nelayan asal Aceh Timur itu terdampar di perairan Malaysia pada Sabtu (3/8/2019) setelah terombang-ambing di lautan lepas selama lima hari.

Peristiwa yang hampir mengakhiri hidup itu terjadi karena boat mereka mengalami rusak mesin saat sedang mencari ikan di perairan Selat Malaka.

Dalam kondisi mesin mati, boat perlahan menjauh ke laut lepas hingga masuk ke perairan Malaysia, yang kemudian ditolong oleh nelayan setempat dan didaratkan ke Kuala Kangkong, Kedah.

Peristiwa tersebut murni kecelakaan, dan tidak masuk dalam unsur pelanggaran wilayah maritim atau masuk ke wilayah Malaysia secara ilegal. Hal ini disampaikan Alhudri berdasarkan keterangan yang dikeluarkan otoritas Malaysia.

Dimana setelah dilakukan investigasi mereka berkesimpulan bahwa ketiga nelayan asal Aceh Timur itu murni kecelakaan laut.

“Pak Plt Gubernur setelah mengetahui ada nelayan Aceh yang terdampar di Malaysia, langsung memerintahkan kami melakukan upaya pemulangan secepat mungkin,” ujar Alhudri yang turut didampingi Zukarnaini Haiyar, Kasi Pengawasan Kelautan Pesisir dan Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh.

Kemudian, kata Alhudri, pihaknya melakukan kontak dengan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, selanjutnya perwakilan RI yang ada di Malaysia melakukan upaya diplomasi dengan Pemerintah Malaysia untuk memulangkan ketiga nelayan ini, setelah investigasi selesai.

Setelah dilakukan investigasi, ketiga nelayan dinyatakan murni kecelakaan laut, bukan unsur pelanggaran wilayah. Setelah semua proses administrasi selesai akhirnya baru mereka dideportasi kembali ke Aceh,” jelas Alhudri.

“Ketiga nelayan Aceh Timur ini kita pulangkan ke kampungnya sore ini. Mereka kita antar berbarengan dengan tiga warga Bireuen yang kemarin juga dipulangkan dari Malaysia setelah bebas dari hukuman mati karena mendapat pengampunan dari Raja Malaysia.

Meski kasus warga Bireuen dan Aceh Timur ini berbeda, namun kita bersyukur mereka bisa berkumpul dengan keluarganya masing-masing di momen Idul Adha yang tinggal dua hari lagi,” pungkas Alhudri.

Sementara itu, Zukarnaini Haiyar dalam kesempatan tersebut menghimbau kepada tiga nelayan Aceh Timur itu agar kedepannya lebih berhati-hati saat hendak melaut. Hal ini juga disampaikan Haiyar kepada seluruh nelayan Aceh mengingat setiap teritorial laut Aceh berhadapan langsung dengan perbatasan negara lain.

“Kita himbau semua nelayan Aceh agar berhati-hati saat melaut. Bukan hanya memeriksa kesiapan kelengkapan dan kesiapan boat atau kapal saja, tapi navigasi juga harus dipersiapkan sebaik mungkin sehingga terhindar dari pelanggaran wilayah maritim. Jangan sampai langkah mencari rezki kemudian harus berurusan dengan hukum di negara lain,” pungkasnya.[Rel]

Komentar