Harimau Sumatera yang selamat dari jeratan perangkap pemburu liar. (Tribun Lampung)

Bandar lampung – Kaki kanan seekor harimau sumatra terpaksa harus diamputasi karena mengalami luka berat setelah terjerat jebakan pemburu. Harimau tersebut ditemukan terluka di Batu Ampar, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, 2 Juli 2019.

Sehari kemudian, petugas mengevakuasinya ke Lembah Hijau. Setelah diobservasi, petugas memutuskan mengambil tindakan operasi amputasi kaki kanan depan pada 5 Juli 2019, sekitar pukul 16.30 WIB.

Saat ini kondisi harimau sudah membaik dan menjalani perawatan di Lembaga Konservasi Lembah Hijau, Bandar Lampung. Irhamuddin selaku Pengendali Ekosistem Hutan Seksi Konservasi Wilayah III Lampung BKSDA Bengkulu dalam konferensi pers Selasa (16/7/2019) mengatakan saat operasi dilakukan kondisi kaki harimau sudah mulai membusuk.

“Dokter Yanti dari BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Bengkulu memutuskan tindakan operatif karena sudah 2-3 hari dalam kondisi terjerat. Dagingnya sudah membusuk dan tulangnya kelihatan,” kata Irhamuddin.

Harimau sumatra ini memiliki berat 109,4 kg dengan panjang 1,87 m dari ujung kepala hingga ekor. Tingginya sekitar 60 cm. Petugas masih menempatkannya di tempat isolasi agar mendapatkan ketenangan dan pemulihan berjalan cepat.

Komisaris Utama Lembah Hijau Irwan Nasution mengungkapkan proses evakuasi dan perawatan harimau Sumatra di Lembah Hijau sudah memasuki hari ke-12.

Tim sengaja baru mempublikasikan kepada publik melalui media massa karena berbagai pertimbangan dokter dan tim medis. “Kami sebagai lembaga konservasi tentu berkewajiban ikut terlibat dalam penyelamatan harimau sumatera. Kami berterimakasih kepada tim yang bekerja cepat dalam penyelamatan harimau. Karena dengan kecepatannya, harimau ini bisa selamat,” jelas Irwan

Sementara itu Kasi Wilayah III Lampung BKSDA Bengkulu Hifzon Zawahiri mengatakan saat ini harimau jawa dan harimau bali sudah tidak ada, sehingga harimau sumatra menjadi harapan terakhir untuk bisa diselamatkan.

“Jumlah harimau sumatra sekarang tinggal sekian ratus ekor di Sumatera. Tersebar dari ujung Aceh sampai ujung Lampung di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,” kata Hifzon.

Sumber: Tribunlampung

Komentar