ilustasi wirausaha perempuan republika
Ilustrasi Foto/Republika

PM, Banda Aceh – Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar mengatakan, umat Islam dan bangsa Aceh patut berbangga karena jauh pada masa kejayaan Aceh, Aceh pernah dipimpin oleh seorang pemimpin perempuan seperti Sultanah Safiatuddin dan beberapa sultanah lainnya.

Begitu juga pada masa kolonialisme, perempuan Aceh justru tampil dengan gagah dan berani melawan penjajahan untuk membebaskan negerinya.

“Kita mengenal nama-nama seperti Laksamana Malahayati, Pocut Baren, Cut Nyak Dhien, dan Cut Mutia. Mereka semua adalah perempuan tangguh yang berjuang bahkan melebihi kaum pria, walau masa itu kita belum mengenal kata emansipasi,” kata Farid saat memberi sambutan pada seminar online memperingati Hari Kartini yang diselenggarakan oleh Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPD PKS Banda Aceh, Rabu (21/4/2021).

Seminar tersebut mengambil tema ‘Dengan Semangat Ramadhan, Perempuan Bergiat, Lingkungan Sehat, Ekonomi Kuat’ menghadirkan narasumber peneliti di Pusat Riset Ilmu Sosial dan Budaya Universitas Syiah Kuala, Rosaria Indah dan Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Tati Meutia Asmara.

Farid mengatakan, salah satu karya fenomenal dari Kartini adalah kumpulan surat-surat pada sahabatnya di Belanda yang kemudian dijadikan buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Kartini hidup di masa kolonialisme Belanda di negeri ini. Hak-hak perempuan masih sangat dibatasi masa itu, perempuan hanya berperan pada ranah-ranah domestik saja.

Menurut Farid, gelap dan terang atau siang dan malam, dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berzikir dan berpikir. Maknanya, Allah menginginkan hamba-Nya tanpa kecuali pria dan wanita untuk menggali ilmu pengetahuan dan tidak boleh menjadi umat yang bodoh dan terbelakang.

Untuk itu, pada momentum Hari Kartini, ia mengajak segenap masyarakat, terutama bagi perempuan agar terus membenah diri, mau mengambil peran dan kesempatan tampil maju, karena memang Islam dan negara Indonesia tidak membenarkan adanya diskriminasi terhadap perempuan.

“Hari ini peluang dan kesempatan bagi perempuan sudah sangat terbuka, dan sejarah juga membuktikan bahwa perempuan mampu dan memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan,” ujarnya.

Politisi PKS ini mengatakan, dengan bergeraknya perempuan mengambil peran, masyarakat juga percaya akan ada perubahan yang lebih baik, karena lewat tangan-tangan cekatan perempuan, lewat hatinya yang penuh cinta dan penuh kasih, perempuan akan mampu bekerja menyelesaikan tugas dan kewajibannya dengan baik.

“Di negeri ini, juga banyak perempuan yang menjadi pemimpin atau kepala daerah, menjadi menteri, dan menjadi pemimpin di berbagai bidang,” tutur Farid Nyak Umar.(*)

Komentar