Drs Rachmatsyah MM Cawalkot Pilkada Lhokseumawe
Drs Rachmatsyah MM Cawalkot Pilkada Lhokseumawe

Politisi Partai Demokrat Rachmatsyah maju di Pilkada Lhokseumawe lewat jalur independen. Ia menggantikan Sofyan yang tidak lulus tes kesehatan. Kemunculan mantan Plt Sekda Sumut ini mengejutkan banyak pihak.  

Pertarungan dalam pemilihan Walikota Lhokseumawe semakin menarik karena kemunculan Rachmatsyah. Polarisasi kekuatan pasangan kandidat pun terjadi perubahan.

Sebelumnya, lima bakal pasangan calon Walikota/Wakil Walikota periode 2017-2022 mendaftarkan diri ke KIP Lhokseumawe. Tiga pasangan maju lewat partai politik dan dua pasangan menggunakan jalur perseorangan atau independen.

Pasangan yang mandaftar itu yakni Helmi Musa Kuta–Maisyuri yang diusung PKB, Partai Demokrat, dan PDI-P. Kemudian Suaidi Yahya-Yusuf Muhammad diususng Partai Aceh (PA), dan pasangan Zulkifli (Doly)-Tgk Amni Ahmad Marzuki diusung PAN, Golkar, Hanura dan NasDem. Sedangkan pasangan yang maju lewat jalur independen adalah Mahyeddin Sa’ad-Nyak Rani dan Sofyan-T Nauval.

Namun, kini mengalami perubahan terhadap pasangan bakal calon dari jalur independen. Pasangan Mahyeddin Sakad-Nyak Rani terancam gugur karena KIP Lhokseumawe menolak bukti dukungan tambahan yang mereka serahkan. Alasannya, secara kuantitas tidak memenuhi jumlah dukungan minimal pasangan kandidat.

Sementara Sofyan yang berpasangan T Nauval dinyatakan tidak lulus tes kesehatan yang dilaksanakan di RSUZ Banda Aceh beberapa waktu lalu. Posisi Sofyan digantikan Drs Rachmatsyah MM yang selama ini menjabat Ketua DPD Partai Demokrat Lhokseumawe.

Rachmatsyah menyerahkan berkas bakal calon pengganti ke KIP Lhokseumawe menjelang batas akhir, Selasa 4 Oktober 2016. Selanjutnya ia mengikuti tes kesehatan di Banda Aceh, Jumat 7 Oktober 2016.

“Sedangkan uji baca Alquran digelar di Masjid Islamic Center Lhokseumawe, Senin 10 Oktober 2016,” sebut Rachmatsyah kepada Pikiran Merdeka, Kamis 6 Oktober 2016.

Menurut dia, dirinya mengambil momentum itu karena tidak diusung Partai Demokrat yang dipimpinnya selama ini. “Demokrat memutuskan mengusung pasangan lain, sehingga saya terpanggil untuk menggantikan posisi Sofyan yang tidak lulus uji kesehatan,” katanya.

Rachmatsyah mengisahkan, Sofyan mendatangi rumahnya dan meminta kesediaannya untuk mengisi kekosongan cawalkot yang ditinggalkannya. “Karena masyarakat juga meminta saya untuk maju, maka saya terima tawaran tersebut. Padahal awalnya saya tidak ada niat, makanya tampak terburu. Tapi Insya Allah, kini persiapannya sudah matang,” paparnya.

Penjabat Walikota Lhokseumawe 2001-2004 ini menambahkan, dalam Pilkada kali ini dirinya tidak menawarkan program yang muluk-muluk. “Dalam visi-misi yang kami paparkan nanti, kami hanya mengusung program-program yang realistis, yang memungkinkan untuk kita wujudkan,” katanya.

Disinggung menganai statusnya selaku Ketua DPC Partai Demokrat Kota Lhokseumawe, Rachmatsyah mengaku siap mundur dari kepengurusan partai jika mengharuskannya mundur karena maju lewat jalur independen. Dia juga mengarapkan pihak Demokrat tidak berburuk sangka kepadanya.

“Seharusnya petinggi Demokrat malah merasa bangga karena kadernya mampu mencari jalur lain untuk ikut Pilkada 2017. Berarti saat ini kan ada dua kader Demokrat yang maju di Pilkada Lhokseumawe. Siapa saja yang menang atau terpilih nantinya, ya alhamdulillah,” katanya.

“Namun, akankah mereka (petinggi Demokrat) memaknainya seperti itu, saya tidak tahu. Saya rasa kita positif thinking saja,” sambungnya.

Rachmatsyah menegaskan, keputusan dirinya menggantikan Sofyan yang maju melalui jalur indenpenden tidak ada kaitannya Partai Demokrat. “Ini hak pribadi masing-masing, walaupun saya harus hengkang dari Demokrat,” katanya.

Setelah dirinya maju lewat jalur independen di Pilkada Lhokseumawe, lanjut dia, tentu akan dicari figur lain sebagai penggantinya di posisi Ketua DPC Demokrat Lhokseumawe. “Siapapun yang menjadi Ketua DPC Demokrat nantinya, saya siap mendukungnya,” tandas Rachmatsyah.

DUKUNGAN DEMOKRAT

Sementara itu, Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Lhokseumawe M Hasbi memastikan sikap partai tersebut tidak berubah di Pilkada Lhoksemawe meskipun Rathmatsyah juga mencalonkan diri. “Demokrat sudah jelas mendukung pasangan Helmi Musa Kuta-Maisyuri sebagai bakal calon Walikota/Wakil Walikota Lhokseumawe pada Pilkada 2017. Ini sesuai surat keputusan yang dilekuarkan DPP Demokat,” katanya.

Hasbi menambahkan, dukungan kepada pasangan Helmi Musa Kuta-Maisyuri diputuskan melalui proses penjaringan yang dilakukan DPD dan DPP Demokrat. “Jadi, selaku kader, kami hanya bekerja untuk kandidat yang didukung partai,” katanya.

Menurut dia, Demokrat tidak mengusung Rachmatsyah karena tidak mampu menggaet partai pendukung lainnya. “Kita tidak mencukupi kursi untuk mengusung kandidat kalau tidak berkoalisi dengan partai lain,” katanya.

Karena itu, jelas Hasbi, Demokrat yang memiliki tiga kursi di DPRK Lhokseumawe berkoalisi dengan PKB dan PDI Perjuangan. “Akhirnya kita sepakat mengusung pasangan Helmi Musa Kuta-Maisyuri,” katanya.

Diakuinya, Rachmatsyah yang menjabat Ketua DPC Partai Demokrat Lhokseumawe memang sudah melakukan komunikasi politik dengan beberapa partai. Namun dukungan partai lain terhadap pencalonannya juga tidak ia dapatkan.

“Semula beliau (Rachmatsyah) mengaku sudah mendapatkan lampu hijau dari NasDem, tapi belakangan partai itu juga meninggalkannya,” katanya.

Terkait keputusan Rachmatsya maju melalui jalur independen, Hasbi menolak memberikan tanggapannya. “Itu hak beliau dan saya tidak berhak menanggapinya,” katanya.

Pastinya, lanjut Hasbi, kader Demokrat hanya bekerja untuk memenangkan pasangan Helmi Musa Kuta-Maisyuri. “Kami hanya tunduk pada instruksi partai,” tandasnya.

SIKAP SOFYAN

Balon Walikota Lhokseumawe yang tidak lulus tes kesehatan, Sofyan, mengaku ikhlas meskipun gagal mengikuti Pilkada setelah bersusah-payah mengumpulkan dukungan KTP. “Soal ketidaklulusan tes kesehatan, sudah tidak kami persoalkan lagi,” katanya.

Menurut Sofyan, saat ini dirinya lebih fokus mencari dukungan rakyat untuk mengantarkan pasangan Rachmatsyah-T Nauval memenangkan pemilihan. “Saya rasa, Rachmatsyah adalah sosok yang tepat memimpin Lhokseumawe ke depan. Karena itu, kami mengalihkan dukungan untuk beliau sebagai pengganti saya,” sebut Sofyan.

Setelah dirinya dinyatakan tidak lulus tes kesehatan, jelas Sofyan, pihaknya sempat mempertimbangkan beberapa figur pengganti. Di antaranya dari kalangan akademisi, politisi dan pengusaha. “Akhirnya kami menjatuhkan pilihan pada sosok Rachmatsyah,” katanya.

Pihaknya menaruh harapan besar pada Rachmatsyah untuk membangun Kota Lhokseumawe ke arah yang lebih baik. “Kami yakin, dengan pengalaman beliau di birokrasi, Insya Allah akan bisa melanjutkan cita-cita kami membangun Kota Lhokseumawe yang lebih baik,” katanya.

Hal itu, lanjut Sofyan, bukan berarti pembangunan kota selama ini tidak baik. “Akan tetapi bagaimana kita melakukan menjadi sebuah kota investasi dan lain sebagainya, maka kita rasa beliau (Rachmatsyah) yang layak memimpin kota ini di masa yang akan datang,” ungkap Sofyan.

PETA KEKUATAN

Pengamat politik yang juga akademisi FISIP Universitas Malikussaleh, Kamaruddin Hasan menilai, kemunculan Rachmatsyah tidak terlalu berpengaruh terhadap peta kekuatan pasangan kandidat dalam Pilkada  Lhokseumawe 2017.

“Tidak ada perubahan. Kita rasa kekuatan masih berpusar pada kandidat incumbent Suaidi Yahya yang diusung Partai Aceh dan Zulkifli alias Dolly yang diusung koalisi partai nasional,” sebut Kamaruddin Hasan kepada Pikiran Merdeka, Kamis 6 Oktober 2016.

Meski begitu, lanjut dia, masih ada waktu bagi tim Rachmatsyah untuk membangun sinergitas kekuatan politik. “Baik tim Rachmatsyah maupun tim Doly harus lebih intens lagi melakukan komunikasi politik dengan konstituen, terutama di tingkat gampong. Mereka harus memunculkan kekuatan dari bawah kalau ingin memenangkan pertarungan,” katanya.

Diakuinya, sosok Rachmatsyah memang bakal calon kuat dari jalur indenpenden. “Track record (rekam jejak) beliau sudah terbukti. Di kalangan masyarakat Kota Lhokseumawe pun sudah dikenal karena beliau sosok peletakan batu pertama pembangunan Kota Lhokseumawe,” sebut Kamaruddin.

Secara kemampuan, kata dia, dalam segala hal figur Rachmatsyah lebih menonjol dibandingkan kandidat lain. “Namun persoalannya sekarang adalah polarisasi politik di lapangan, sejauh ini masih datar yang dilakukan tim Sofyan-T Noval,” katanya.

Namun, diyakininya, Rachmatsyah yang cukup berpengalaman dalam pemerintahan sudah memiliki strategi bagus untuk memenangkan pertarungan.[]

Komentar