Ilustrasi

Haba Makmur Dimila

Ilustrasi
Ilustrasi

Bintang kejora diyakini sebagai jelmaan Siti Zahrah, seorang perempuan yang berhasil terbang ke langit pada masa Nabi Sulaiman.

Suatu masa pada Kerajaan Nabi Sulaiman, para malaikat mengeluh pada Allah Swt. Para malaikat keberatan dengan status manusia yang sering berbuat maksiat justru lebih mulia dari mereka yang selalu taat.

Malaikat tak diberi nafsu, hanya akal. Beda dengan manusia yang dianugerahi kedua-duanya.

Iklan Duka Cita Thanthawi Ishak dari BPKA Dan SAMSAT

“Masak, udah dikasih enak, buat jahat lagi di bumi,” begitu kira-kira komplen mereka bila diurai dalam bahasa kita.

Allah menyatakan secara bijaksana, “seandainya Kuberikan nafsu, sungguh kalian akan seperti manusia juga.”

Para malaikat tak percaya. Allah ingin membuktikan pada mereka. “Siapa di antara kalian yang mau diturunkan ke bumi?”

Harut dan Marut, dua malaikat yang paling saleh di antara sekalian malaikat, dengan izin Allah diberikan nafsu dan diturunkan ke bumi. Keduanya juga dibekali doa yang membuat mereka bisa naik ke langit setiap petangnya.

Mereka ditempatkan di Negeri Babil (Babilonia sekarang). Perlahan mereka tergoda dengan duniawi. Tepatnya ketika pandangan pertama terhadap seorang wanita super cantik bernama Siti Zahrah. Keduanya tak berpaling.

“Bolehkah kami menikahimu?”

“Boleh, tapi ada syaratnya,” sebut Zahrah.

“Apapun kami lakukan!”

“Kalian harus minum khamar.”

Usai mabuk-mabukan, keduanya menemui Zahrah, melapor bahwa mereka telah memenuhi permintaannya. Tapi, Zahrah mengajukan satu permintaan lagi.

“Kalian harus memerkosa wanita.”

Demi mendapatkan cinta, mereka melakukannya. Lalu melapor lagi pada pujaan hati. Tapi, Zahrah kembali melontarkan satu permintaan.

“Kalian harus membunuh orang.”

Harut dan Marut pun membunuh orang. Kemudian menjumpai Zahrah.

“Kami sudah penuhi semua permintaanmu, Duhai Zahrah. Sudahkah engkau bersedia?”

“Belum. Aku mau menjadi istri kalian jika mau memenuhi permintaanku yang terakhir.”

“Apa itu, Sayang?”

“Berikan aku doa naik ke langit!”

Harut dan Marut, demi memuaskan nafsu mereka, memberikan doa tersebut kepada Zahrah.

Zahrah yang super cantik nan jelita membacakan doa itu dan terbang ke langit. Sementara dua malaikat yang dalam masa percobaan tadi terkesiap putus asa. Doa lepas cinta tak dapat. Mereka akhirnya dihukum Allah di bumi, di daerah Babilonia namun takkan pernah bisa diketahui oleh manusia.

Sampai di langit, Allah pun menghendaki Zahrah membeku. Gadis pujaan itu ditakdirkan menjadi bintang dan dinamai Bintang Zahrah. Kemudian terkenal dengan Bintang Kejora.

“Demikianlah sejarah bintang kejora dalam Al-Quran,” kata Teungku yang menafsirkan ayat Al-Quran tentang kisah Anbiya, tepatnya cerita pada masa Kerajaan Nabi Sulaiman.

Zahrah dalam Bahasa Arab bermakna “bunga” atau “gadis cantik”. Jika Anda mendengar bintang kejora, maka ingatlah kisah ini. Semoga mendapat pencerahan dan tak memanjangkan penafsiran.

Cerita ini saya kutip dari penjelasan Teungku di bale seumeubeut Pesantren Lampoh Kuta, Gampong Blang, Metareuem, Kec. Mila, Senin, 17 Februari 2014. Teungku yang alumni Dayah Ruhul Fata Seulimum itu menafsirkan salah satu ayat Al-Quran terkait kisah kenabian. Sedangkan dialognya saya poles sedikit biar lebih mengena.[]

Komentar