PM, Tamiang – Potret pendidikan di pedalaman Aceh perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sekerak, Aceh Tamiang, misalnya. Untuk bisa sampai ke lokasi sekolah yang beroperasi sejak tahun 2016 lalu ini harus melintasi  medan terjal yang menantang.

Lokasi SMAN 1 Sekerak di seberang sungai, tepatnya di Gampong Sulum, Kecamatan Sekerak, Aceh Tamiang. Perjalanan yang ditempuh menuju ke sana mengarungi sungai menggunakan sampan warga dari dermaga di gampong Babo, kecamatan Bandar Pusaka. Jarak tempuhnya sekira dua mil dari pendaratan atau setara dengan satu jam perjalanan.

Namun kondisi sulit itu, tak menyurutkan niat Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Syaridin, S.Pd, M.Pd, untuk menuju ke sana. Ia datang bermodal tekad kuat untuk membangun pendidikan ke arah yang lebih baik, apalagi ia juga ingin ikut menyukseskan visi ‘Aceh Carong’ yang digagas Pemerintah Aceh, sebuah visi untuk memajukan pendidikan di Aceh.

Pagi itu, Selasa (26/6), matahari baru saja merambat. Ketika itu sampan milik warga yang ukurannya sangat sederhana mulai merapat di dermaga mini. Air sungai tampak keruh lantaran sedang luapan.

Deru mesin menandai sampan siap membelah sungai, mengantarkan lelaki kelahiran Jangka, Bireuen itu menjajaki satu demi satu rintangan menuju ke SMA 1 Sekerak. Syaridin kala itu tak sendiri. Ia turut didampingi Tenaga Ahli Bidang Pendidikan, Drs.Bakhtiar Ishak, Kepala Bidang Pembinaan SMK, Teuku Miftahuddin, Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli, S. Pd, M. Pd, Kepala SMA Negeri 2 Banda Aceh, Sarwan Joni, pejabat Dinas Pendidikan Aceh Tamiang, Pengawas, Kepala Sekolah serta para guru.

Syaridin tengah memastikan akses pendidikan di daerah pedalaman, sekaligus memberikan motivasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan agar betah di kelas mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sana.

Perjalanan ternyata tidak semulus diharapkan. Mesin sampan yang ditumpangi Kadisdik Aceh dan rombongan beberapa kali sempat mati seketika, setelah kerusakan pada bagian mesin. Beruntung teknisi yang juga pengemudi sampan itu sigap memperbaikinya dan mesin sampan kembali menyala.

Menjelang siang, rombongan Kadisdik Aceh itu akhirnya tiba juga di dermaga Sekerak. Disana, warga, guru dan siswa sudah bersiap dengan sepeda motor untuk mengantarkan Syaridin dan rombongan menuju SMA Negeri 1 Sekerak.

Foto: Kadisdik Aceh, Syaridin menaiki sepeda motor menuju SMA Negeri 1 Sekerak. (Ist)

Tiba di sekolah itu, Syaridin memasuki ruang kelas untuk berbagi ilmu pengetahuan dan melakukan diskusi dengan pelajar SMA Negeri 1 Sekerak.

Mengawali seremonial, Kepala Dinas Pendidikan Aceh ini juga sempat menjalani prosesi pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti bertanda diresmikannya SMA Negeri 1 Sekerak dan SMA Negeri 1 Tenggulun.

“Kunjungan ini kita lakukan untuk memastikan akses pendidikan, prsoses belajar mengajar dan kehidupan para guru yang begitu antusias mengajarkan peserta didik di sekolah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Syaridin, S.Pd, M.Pd.

Ia bertekad kunjungan ke daerah-daerah terus dilakukan, sehingga dirinya dapat mengetahui langsung apa saja yang dibutuhkan di sekolah serta Proses Belajar Mengajar (PBM), pemerataan guru hingga sarana dan prasarana di sekolah. Bagi Syaridin, berdiam di meja kantor hanya akan mengikis kepekaan terhadap kondisi di lapangan.

“Jika kita hanya berdiam di kantor di pusat kota, bagaimana kita dapat mengetahui proses belajar mengajar di sekolah dan kehidupan peserta didik,” kata Kadisdik Aceh ini.

Untuk itu, ia memotivasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui proses transfer ilmu pengetahuan kepada pelajar di daerah. Sehingga, cita-cita mewujudkan Aceh Carong dan Aceh Hebat dapat tercapai dengan sempurna.

“Alhamdulillah tantangan itu bisa kita lewati, artinya guru, peserta didik maupun masyarakat membutuhkan perhatian khususnya di bidang pendidikan. Mudah-mudahan, sekolah yang berada jauh dari pusat ibukota ini akan lebih maju lagi di masa mendatang. Kepada guru saya harapkan untuk terus memberikan yang terbaik bagi generasi bangsa ini,” ungkapnya.

Foto: Kadisdik Aceh, Syaridin tengah berdiskusi dengan tenaga pendidik di SMAN 1 Sekerak. (Ist)

Butuh peran semua pihak untuk membangun pendidikan Aceh ke arah yang lebih baik. Sebab, tidak mungkin generasi bisa cerdas tanpa campur tangan semua elemen di Aceh.

“Bersama kita bisa untuk mewujudkan Aceh Carong dan menggapai Aceh menjadi hebat di tingkat nasional maupun Internasional. Itu sebabnya, mari kita bersama-sama untuk turun tangan demi genrasi masa depan bangsa ini,” imbuhnya mengajak.

Dalam kesempatan itu, Syaridin menyempatkan diri untuk mengunjungi salah seorang laki-laki cacat di gampong Babo, tepatnya di dusun Bangun Sari, Kecamatan Bandar Pusaka, Aceh Tamiang.

“Ini patut kita apresiasi apa yang dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Aceh yang baru ini untuk melakukan kunjungan kerja ke sekolah-sekolah di daerah. Intinya ada upaya membangun pendidikan dari daerah pinggiran dan hendaknya ini menjadi contoh bagi Kepala SKPA lainnya,” demikian ucap Tenaga Ahli Bidang Pendidikan Drs.Bakhtiar Ishak, mengapresiasi langkah Syaridin.

Menurutnya, hal seperti inilah yang perlu dilakukan oleh seorang Kepala Dinas. dan bukan sekedar membuat konsep di atas meja. Atas kondisi sekolah di pedalaman itu, Ia menyampaikan bahwa pihaknya bersama Kepala Dinas Pendidikan Aceh siap menyus konsep pengembangan peningkatan mutu pendidikan Aceh.

Kepala SMA Negeri 1 Sekerak, Supriadi, S.Pd, menyebutkan saat ini sekolah yang dipimpinnya memiliki 52 siswa-siswi. Peserta didik d sekolah tersebut ada yang berasal dari kabupaten Aceh Timur.

“Di sekolah ini ada lima orang siswa dari Aceh Timur, karena jarak tempat domisili siswa dengan SMA Negeri 1 Sekerak tidak begitu jauh, maka mereka (siswa) memilih sekolah ini sebagai tempat menimba ilmu. Siswa tersebut tinggal di rumah warga Sulum, Kecamatan Sekerak, Aceh Tamiang,” sebutnya.

Menurutnya, saat ini SMA 1 Sekerak tengah kekurangan tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana. Itu sebabnya, ia mengharapkan dukungan serius Pemerintah Aceh, dalam hal ini Dinas Pendidikan Aceh.

“Nah, jika ini dapat terakomodir mudah-mudahan kita bisa bersaing dengan sekolah lainnya yang ada di Aceh.Dukungan pemerintah Aceh sangat kita harapkan,” tutupnya.[]

 

 

Komentar