PM, Jakarta – Dua anggota DPRA dari Partai Nanggroe Aceh (PNA) Samsul Bahri Bin Amiren alias Tiyong dan Kautsar dari Partai Aceh (PA) resmi mengajukan judicial review terhadap pencabutan pasal 57 dan Pasal 60 Undang Undang No 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh (UUPA) ke Mahkamah Konstitusi (MK) Selasa (22/08) hari ini.
Tiyong dan Kautsar menguasakan permohonan uji materi tersebut kepada Kamaruddin SH dan Maulana Ridha SH.
Menurut Kamaruddin, kliennya mengajukan permohonan pengujian pasal 557 ayat (1) huruf a,b dan ayat (2) serta Pasal 571 huruf d Undang undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilihan umum.
“Sudah kami daftarkan hari ini, bapak Samsul Bahri dan bapak Kautsar ikut,” kata Kamaruddin.
Foto: Istimewa
Sementara Samsul Bahri yang akrab disapa Tiong mengatakan gugatan tersebut untuk mempertahankan kekhususan Aceh. Tiong khawatir, pencabutan pasal pasal UUPA tanpa berkordinasi dengan Pemerintahan Aceh ini menjadi langkah awal Pemerintah Pusat untuk mengebiri satu persatu kewenangan Aceh yang sudah tertuang dalam perjanjian damai di Helsinki.
Menurutnya dicabutnya Pasal 57 dan Pasal 60 UUPA, keanggotaan dan masa kerja Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh dipilih langsung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilu dipilih oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
“Dalam UUPA komisioner KIP Aceh dan Panwaslu dipilih oleh DPRA. Pencabutan dua pasal ini sudah mengesampingkan undang undang kekhususan Aceh yang merupakan turunan naskah MoU RI dengan GAM di Helsinki pada 15 Agustus 2005,” kata mantan kombatan GAM ini.
Foto: Istimewa
Tiyong mengkritisi upaya keseriusan Pemerintah Pusat merealisasikan poin poin perjanjian MoU Helsinki. Menurutnya, sudah 12 tahun perdamaian Aceh berjalan, Pemerintah Pusat belum memenuhi hak-hak Aceh yang tertuang dalam naskah damai.
Tiyong sangat meyakini hakim Konstitusi akan mengabulkan judicial review yang diajukannya bersama Kautsar.
“Kami yakin hakim akan membatalkan pencabutan dua pasal ini,” kata Ketua harian partai lokal berlambang bulan bintang itu.
Tiyong dan Kautsar merupakan dua politisi yang punya latar belakang perjuangan saat Aceh didera konflik bersenjata. Tiyong merupakan eks kombatan GAM, sementara Kautsar aktif di jalur aktifis. (PM003)
PM, Takengon - Guna meningkatkan jumlah masyarakat yang dapat membaca Al Qur'an, Pemda Aceh Tengah mengadakan lomba MTQ (Mushabaqah Tilawatil Quran) Keluarga...
Menelusuri Manuskrip Kuno Aceh di Thailand (bag.2/Tamat)
SAYA telusuri naskah-naskah yang diletakkan di lemari kaca itu. Beberapa kitab tertulis dalam aksara Jawi dengan ejaan Melayu. Namun, ada juga kitab-kitab yang saya...
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, bersama Istri, Dyah Erti Idawati melakukan uji coba pelayaran menggunakan KMP Aceh Hebat 2 rute Ulee Lheue-Balohan, Selasa (29/12/2020). (Foto/Humas)
PM, Sabang – Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT mencoba berlayar dengan Kapal Motor Penumpang (KMP) Aceh Hebat 2, dari Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh ke...
Masyarakat pelestari lingkungan Aroen Meubanja di Aceh Jaya melepas 149 tukik ke laut lepas pada 28 Januari 2016 di tepi Pantai Panga. (PM/Oviyandi Emnur)
Tuntong laut di Aceh Tamiang kian diburu masyarakat dengan pukat trawl. Pemuda pecinta lingkungan kewalahan menyelamatkan spesies langka di dunia ini. Boat tek-tek...
Tolak Transportasi Online, Abang Becak dan Labi-labi Geruduk Kantor Gubernur
PM, BANDA ACEH – Ratusan pengemudi berbagai jenis anggkutan umum di Kota Banda Aceh, Senin (16/10), melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Aceh. Dalam...
Belum ada komentar