Intimidasi Pemilu, Wali Nanggroe Minta Masyarakat Lapor Polisi

Intimidasi Pemilu, Wali Nanggroe Minta Masyarakat Lapor Polisi
Wali Naggroe Malek Mahmud dipusijuk oleh seorang ulama di Pidie, Senin (31/03/2014) [fot Ist]

IMG_4609Sigli – Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar meminta masyarakat melapor kepada polisi jika ada intimidasi atau kekerasan menjelang Pemilu legislatif yang digelar 9 April nanti.

“Jangan takut. Jangan terprovokasi. Apabila terjadi intimidasi atau kekerasan segera laporkan kepada pihak kepolisian. Saya yakin polisi akan bekerja profesional dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat,” kata Malek Mahmud di hadapan ribuan masyarakat yang hadir dalam acara silaturrahmi dan temu ramah dengan Muspida dan Masyarakat Pidie di Meuligoe Pidie, Minggu (31/03/2014).

Dia juga menghimbau kepada rakyat Aceh untuk menentukan pilihan pada Pemilu legislatif secara bijaksana yang sesuai dengan hati nurani.

“Buktikan bahwa Aceh adalah daerah yang bermatabat dan menjadi contoh yang baik bagi daerah lain,” ujarnya.

Wali juga menyeru semua pihak supaya menjadikan Pemilu sebagai ajang penegak demokrasi. Dia berharap agar pemilu Aceh dapat berjalan sukses dan damai serta tidak terprovokasi dengan situasi.

Kepada penegak hukum, Malek Mahmud meminta untuk menjadi  pelayan yang selalu memberi rasa aman bagi masyarakat. Selain itu, dirinya juga berharap kepada pemimpin pemerintah agar mendidik masyarakat untuk lebih memahami konteks demokrasi untuk kelanggengan perdamaian Aceh.

Dia mengharapkan ulama membina ummat dan mengayomi generasi muda Aceh agar terhindar dari kemerosotan akhlak, budaya dan narkoba.

“Saat ini akhlak, budaya dan narkoba sungguh memprihatinkan. Ini menjadi tugas kita semua untuk memperbaiki,” imbuhnya.

Temu ramah dan peusijuek Wali Nangroe Aceh yang digelar di Meuligoe Bupati Pidie ini turut dihadiri Bupati Pidie Sarjani Abdullah, Bupati dan Wakil Bupati Pidie Jaya, jajaran SKPA lingkup Pemerintah Aceh, unsur Forkopimda Pidie, jajaran SKPD pidie, OKP, utusan Parpol peserta Pemilu, tokoh pemuda dan perempuan, serta ratusan para ulama Pidie. Selain itu juga hadir jajaran camat, para kepala Mukim dan ratusan keuchiek dalam Kabupaten Pidie. [rel]    

 

 

 

 

 

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Bupati Minta Nama Rawa Singkil Diganti Rawa Trumon
PEMAPARAN BUPATI Aceh Selatan HT Sama Indra SH sedang memberikan pemaparan dihadapan peserta sosialisasi batas kawasan hutan di aula Diklat BKPP Tapaktuan, Kamis (27/8). Foto: Hendrik Meukek

Bupati Minta Nama Rawa Singkil Diganti Rawa Trumon

Landasan Terminal Bus Bireuen Hancur
Kondis landasan terminal bus Kota Bireuen yang hancur dan berlubang. [Pikiran Merdeka | Jonful Bahri]

Landasan Terminal Bus Bireuen Hancur