Ibu kota Kabapaten Aceh Tamiang diselimuti Kabut Asap Kiriman, gambar diabadikan pada Kamis (3/09/2015) sekira pukul 02.15 WIB. Foto: Syafruddin Buhfa.

PM, TAPAKTUAN – sap tebal yang menyelimuti hampir semua wilayah di Sumatera  mengakibatkan terganggunya jadwal penerbangan di sejumlah bandara, termasuk Bandara T Cut Ali Kabupaten Aceh Selatan.

Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah beserta istri dan rombongan pejabat Kepala SKPA yang melakukan kunjungan kerja ke Aceh Selatan dengan menumpang pesawat Susi Air dari Banda Aceh, Jumat (4/9), terlambat mendarat di Bandara T Cut Al. Jadwal keberangkatan Gubernur Aceh dari Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (SIM) yang semula direncanakan Jumat (4/9) pukul 08.00 WIB bergeser ke pukul 08.30 WIB dan mendarat di Bandar Udara T Cul Ali sekitar pukul 10.00 WIB.

Tidak hanya itu, Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH yang pada Jumat (4/9) masih berada di Jakarta dan merencanakan ikut rombongan Gubernur Aceh melakukan kunjungan kerja ke Kemukiman Bulohseuma, Kecamatan Trumon, terpaksa dibatalkan. Sebab,  pesawat dari Jakarta yang berangkat sekitar pukul 06.00 WIB gagal mendarat di Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Dei Serdang, Medan Sumatera Utara, akibat pengaruh asap tebal.

Kepala bagian (Kabag) Humas Pemkab Aceh Selatan, Suhasmi SSos MM mengatakan, pesawat yang ditumpangi Bupati HT Sama Indra SH dari Jakarta tujuan Medan, terpaksa mendarat darurat ke Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.

“Sebenarnya, sesuai jadwal yang direncanakan, jika tidak ada pengaruh asap tebal menyelimuti bandara Kuala Namu Medan, bapak Bupati beserta istri dijadwalkan tiba ke Aceh Selatan sekitar pukul 10.00 WIB, setelah transit diKuala Namu akan menumpang pesawat Susi Air yang sudah stanby menunggu beliau untuk diterbangkan ke Aceh Selatan, tapi akibat asap tebal rencana itu batal,” kata Suhasmi.

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara T Cul Ali Aceh Selatan, Sutrisno, mengakui pengaruh asap telah menyebabkan aktivitas penerbangan di Bandara T Cut Ali terganggu.

“Kondisi ini (pengaruh asap) tentu mengganggu penerbangan, setidaknya pada hari ini (Jumat-red), dua jadwal penerbangan Susi Air yakni yang membawa rombongan Gubernur Aceh dari Banda Aceh terlambat dari Jadwal sedangkan penerbangan Susi Air dari Bandara Kuala Namu Medan, yang rencananya membawa Bupati Aceh Selatan beserta istri gagal berangkat karena pengaruh asap tebal,” kata Sutrisno.

Menurutnya, jika kondisi asap yang menyelimuti bandara visibilitinya sudah kurang dari lima kilometer, maka hal itu secara otomatis telah mengganggu jadwal penerbangan. “Jika visibilitinya sudah kurang dari 5 KM, maka kondisi itu langsung kami laporkan kepada awak pesawat (pilot). Sehingga mereka dapat mempertimbangkan apakah dapat melakukan penerbangan atau tidak setelah mengkaji dari sisi keamanan dan keselamatan,” ujarnya.

Meskipun demikian, sambungnya, pengaruh asap yang menyelimuti bandara T Cut Ali belum tergolong sangat berbahaya sehingga dapat menggagalkan penerbangan, karena asapnya masih ada kemungkinan terus berkurang setelah ditunggu.

“Seperti pada penerbangan pesawat Susi Air yang membawa rombongan Gubernur Aceh, estimasi kami pesawat baru bisa berangkat pada pukul 08.30 WIB karena pada jam itu asap sudah mulai berkurang, meskipun terlambat beberapa menit dari jadwal yang telah ditetapkan, namun pesawat tetap bisa berangkat,” demikian penjelasan Sutrisno.

Sementara itu, petugas BMKG Kantor Cabang Nagan Raya, Edi Darlufti yang dihubungi Jumat (4/9) mengatakan, asap tebal yang menyelimuti hampir seluruh wilayah di Pulau Sumatera akibat terjadi kebakaran hutan di Pekanbaru, Riau dan Sumatera Barat.

Karena itu, pihaknya menghimbau kepada pihak penerbangan agar bersikap ekstra hati-hati dalam melakukan aktivitas penerbangan dalam beberapa hari ini. “Karena kondisi ini (asap) sangat membahayakan penerbangan. Kondisi seperti ini terjadi di hampir semua bandara di Pulau Sumatera,” ujarnya.

Menurut dia, penyebab asap itu bisa sampai ke Kabupaten Aceh Selatan dan beberapa Kabupaten lainnya di Aceh, karena dibawa oleh hembusan angin. “Kondisi tersebut baru akan benar-benar pulih kembali, jika dalam beberapa hari ini turun hujan lebat, jika tidak maka asap tersebut diperkirakan masih menyelimuti wilayah udara Pulau Sumatera, meskipun intensitasnya terus berkurang,” pungkasnya.

[PM002] 

Komentar