PM, Banda Aceh – Baitul Mal Kota Banda Aceh telah melaksanakan rapat perdana dengan belasan tenaga profesional untuk tahun 2020-2025 di Kantor Sekretariat Baitul Mal Kota Banda Aceh, Kamis lalu (1/10/2020).
Pembekalan ini diikuti oleh 15 tenaga profesional dan dihadiri Kepala Sekretariat Baitul Mal Kota Banda Aceh, beserta jajarannya dan seluruh Komisioner Baitul Mal Kota Banda Aceh.
Kepala Sekretariat Baitul Mal Kota Banda Aceh, Akbar Mirza mengatakan, terhitung mulai 1 Oktober 2020, tenaga profesional Baitul Mal Banda Aceh mulai bertugas. Mereka akan mengikuti seluruh aturan sesuai dengan peraturan Pemerintah Kota Banda Aceh.
“Kepada 15 tenaga profesional Baitul Mal Kota Banda Aceh kami ucapkan selamat bergabung di kantor ini, semoga saling membantu dalam mencapai target yang sudah diamanahkan kepada kita tahun ini,” ujar Akbar.
Pada kesempatan yang lain, Ketua Baitul Mal Kota Banda Aceh, Asqalani mengatakan bahwa ke-15 tenaga profesional itu direkrut berdasarkan qanun nomor 10 tahun 2018 tentang Baitul Mal.
“Mereka berlatar belakang macam-macam dan memiliki keahlian dalam mengelola lembaga ini, diantaranya Sarjana Ekonomi, Hukum, Komunikasi dan Penyiaran Islam hingga Ekonomi Syariah,” ujar Asqalani saat dikonfirmasi pada Senin (12/10/20).
Untuk Sarjana Ekonomi akan ditugaskan untuk mampu mengelola manajemen keuangan, membantu sekretaris menggunakan teknologi manajemen yang akuntabel dan transparan.
“Mereka juga akan ditugaskan untuk menyusun rencana strategi bagaimana memberdayakan ZIS ini menjadi lebih baik lagi. Jadi tugas mereka adalah menyusun rencana pemberdayaan atau pendayagunaan ZIS agar lebih produktif,” terang Asqalani.
Bagi para Sarjana Hukum, mereka akan bertugas menyusun tentang rencana strategi advokasi hukum. Kebijakan-kebijakan yang dibuat harus berdasarkan mekanisme ketentuan hukum termasuk membuat dan menyusul legal drafting-nya. Kemudian untuk Komunikasi dan Penyiaran Islam, nantinya akan ditugaskan menjadi untuk terus melakukan peliputan. “Dalam hal memberitakan kegiatan dan aktivitas di Baitul Mal.”
Terakhir Sarjana Ekonomi Syariah yang akan melakukan penghimpunan zakat. “Secara profesional mereka menyusun langkah-langkah itu. Merumuskan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melakukan penanggulangan zakat dengan mendatangi objek potensi zakat seperti instansi atau badan swasta yang ada di Kota Banda Aceh,” kata Asqalani.
Asqalani berharap, kehadiran tenaga profesional tersebut bisa membuat Baitul Mal sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Dari tata kelola manajemen, akuntabilitas,transparansi, teknik dan strategi mengumpulkan zakat, serta teknik dan strategi mendayagunakan zakat.
“Maka dengan adanya mereka, optimalisasi bisa dilakukan. Tentu apa yang mereka susun harus mendapatkan persetujuan dahulu dari kami sebagai komisioner,” jelasnya.
“Mudah-mudahan mereka bisa mewujudkan itu, bisa menjalankan mimpi pemerintah kota menjadikan Kota Banda Aceh gemilang dalam bingkai syariah dengan salah satu pilarnya adalah dengan adanya Baitul Mal ini,” tutupnya. (*)
Belum ada komentar