Beragam persoalan Aceh sudah menati Irwandi-Nova setelah ditetapkan menjadi gubernur dan wakil gubernur terpilih.
Sejak pukul 08.00 WIB, area luar Hotel Hermes Palace di Jalan T Nyak Makam, Banda Aceh, dijaga ketat. Sejumlah mobil milik TNI dan Polri terparkir rapi di sisi kanan dan kiri jalan, Jumat pekan lalu.
Di lobi hotel, para wartawan dan tamu-tamu undangan terlihat berkerumun. Aster Kodam Iskandar Muda Kol Inf Mahesa Fitriadi yang baru tiba, masuk dan langsung akrab bersalaman dengan beberapa wartawan. Setelah itu, ia dan rekan-rekannya bergegas ke Ballroom Aceh di sisi kiri hotel. Di sana sudah ada Wakapolda Aceh Brigjen Pol Drs Bambang Soetjahjo.
Di belakang Mahesa, satu per satu pejabat dan tokoh Aceh berdatangan. Seperti calon wakil gubernur pasangan nomor urut dua, T Alaidin Syah. Beberapa menit kemudian menyusul Wakil Ketua DPR Aceh Sulaiman Abda, Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Ridwan Hadi, anggota Panwaslih dan sejumlah pejabat partai pengusung dan pendukung pasangan calon.
Hatta yang paling dinanti-nanti, Nova Iriansyah. Wakil gubernur terpilih ini masuk lobi dan langsung dikerubungi jepretan kamera wartawan. Nova datang tanpa Irwandi. Sementara, rival mereka saat Pilkada, Mualem dan TA Khalid sama sekali tak ada tanda-tanda hadir di acara itu. Demikian juga Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Setelah melempar senyum, Nova pun bergegas ke pintu pemeriksaaan, lalu masuk ke ballrom.
Hari itu, KIP Aceh menggelar rapat pleno penetapan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada 2017. Diagendakan mulai pukul 08.30 WIB, pleno baru dibuka sejam kemudian.
Setelah membuka rapat, Ketua KIP Aceh Ridwan Hadi menanyakan apakah pleno dilanjutkan atau tidak karena hanya lima—dari tujuh—komisioner KIP yang datang. “Hasil penetapan calon terpilih ini nanti akan diserahkan seluruh dokumen persyaratan calon ke pimpinan DPR Aceh, untuk bisa dilaporkan kepada Presiden melalui Kementerian Dalam Negeri,” kata Ridwan dalam sambutan awalnya.
Ia lalu membacakan surat keputusan KIP Aceh. Dalam surat bernomor 15/KPTS/KIP-Aceh/2017 tentang penetapan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih itu, salah satu yang diperhatikan yakni putusan Mahkamah Konstitusi mengenai sengketa hasil Pilkada Aceh.
“Dengan memperhatikan putusan Mahakamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 31/PHP.GUB-XV/2017 pada tanggal 4 April 2017 terkait perselisihan hasil pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Aceh tahun 2017, menetapkan, keputusan KIP tentang penetapan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih dalam pemilihan gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Tahun 2017,” ujar Ridwan membacakan ketetapan tersebut.
“Kesatu, menetapkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih dalam pemilihan gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Tahun 2017, nomor urut enam, saudara Drh H Irwandi Yusuf MSc dan saudara Ir H Nova Iriansyah MT dengan perolehan suara sebanyak 898.710,” ujar Ridwan.
Baca : Saat PA Menjilat Ludah Sendiri
“Kedua, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sebagaimana dalam diktum kesatu ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih hasil pemilihan tahun 2017. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Banda Aceh pada tanggal 7 April 2017,” ujar Ridwan disusul tepuk tangan yang menggema ke seisi ruangan.
Usai putusan itu, Ridwan mengetuk palu tanda sahnya pleno. Ridwan kemudian menandatangani dokumen penetapan. Seberkas dokumen diserahkan kepada pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih.
Kepada seluruh masyarakat Aceh, Ridwan Hadi menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya atas partisipasi dalam Pilkada. Dengan keseluruhan jumlah pemilih sebesar 3.492.420 orang, diperoleh suara sah sebanyak 95,6 persen dalam Pilkada di tahun ini.
Dengan banyaknya program sosialisasi yang telah dilakukan di tingkat daerah, Pilkada Aceh mampu meraup tingkat partisipasi publik sebesar 72 persen. Dalam kesempatan tersebut, KIP juga mengungkapkan beberapa masalah. Salah satu komisioner, Fauziah menuturkan, tahap yang paling menyita waktu dan menemui banyak kendala terdapat pada proses pemutakhiran data pemilih.
“Pemberlakuan e-KTP menyisakan beberapa persoalan dalam hal pemutakhiran data pemilih, ini setelah saya dalami. Namun berkat kerjasama dan kerja keras dari rekan-rekan, ini berhasil kami lalui,” ungkap Fauziah.
Secara keseluruhan, KIP mengapresiasi proses Pilkada yang telah berjalan lancar. Hal ini dinilai dapat memberi citra positif bagi masyarakat di tingkat nasional. “Seluruh jajaran komisioner KIP Aceh mengucapkan selamat kepada Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih periode 2017-2022, semoga ke depan, Aceh lebih baik lagi,” tutup Ridwan Hadi.
Usai pleno, Nova Iriansyah menyampaikan bahwa terpilihnya mereka merupakan kemenangan bagi rakyat Aceh. “Dengan segala kerendahan hati, saya menyampaikan terimakasih yang tak terhingga, untuk KIP, seluruh pasangan calon, teristimewa kepada aparat keamanan TNI-Polri serta seluruh unsur yang turut menjaga proses Pilgub Aceh berjalan jujur dan adil, aman damai,” ungkapnya.
Saat ditanya mengenai ketidakhadiran Irwandi, Nova menyampaikan bahwa ‘Sang Capitain’ tengah berada di Eropa. Kunjungan tersebut untuk meluruskan anggapan negatif tentang kondisi Aceh selama ini. Pilkada damai, adalah satu alasan bahwa Aceh sudah kondusif.
Di hari yang sama, lewat akun Facebooknya, Irwandi menuliskan kalau ia berangkat Jerman. Tanpa menyebutkan apa tujuannya, ia juga menuliskan kepergiannya ke Jerman bukan untuk membawa misi pemerintah. Walaupun telah ditetapkan menjadi gubernur terpilih, Irwandi sadar dirinya masih sebagai orang di “luwa pageu (luar pagar)” pemerintah.
Baca : ‘PR’ Pemimpin Baru
“Secara de facto dan de yure takheun laju misi ulon u Eropa misi pribadi (Secara de facto dan de yure bisa kita bilang misi saya ke Eropa misi pribadi),” tulisnya.
Pengacara Irwandi, Sayuti Abubakar mengatakan kunjungan ke Jerman itu untuk urusan pesawat. “Untuk mengurus penjualan shark aero, ada order pesawat baru. Irwandi agen penjualan pesawat tersebut,” ujar Sayuti, Sabtu malam pekan lalu. “Mungkin (Irwandi) menyempatkan diri menjumpai investor nantinya.”
Irwandi sendiri memiliki pesawat Shark Aero Eagle One pabrikan Slovakia. Ia kerap menjadi pilot untuk pesawat kecil seharga sekitar Rp1,3 miliar tersebut. Irwandi menjalin hubungan erat dengan pemilik pabrik pesawat itu, Vladimir Pekar. Dari pertemanan itu, Irwandi kemudian diminta sang pemilik memasarkan pesawat tersebut di Indonesia. Vladimir bahkan menitipkan sebuah Shark Aero kepada Irwandi yang dibebankan uang jaminan sebesar 40 ribu Euro plus pajak.
SETELAH GUGATAN
Penetapan Irwandi-Nova itu tak terlepas dari putusan perkara sengketa Pilkada Aceh di Mahkamah Konstitusi. Sebelumnya, mahkamah menolak gugatan atau permohonan perkara perselisihan hasil Pilkada yang diajukan pasangan calon nomor urut lima Muzakir Manaf-TA Khalid.
Atas putusan tersebut, KIP menjadwalkan sidang pleno penetapan Gubernur-Wakil Gubernur Aceh terpilih pada Jumat pekan lalu. Secara aturan Pilkada, penetapan kepala daerah terpilih dilakukan tiga hari setelah putusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi, bila terjadi sengketa.
Bersambung ke Halaman 2…
Belum ada komentar