PM, Meureudu—Puluhan pedagang eceran bahan bakar jenis premium memadati areal SPBU Maar Group, Ulee Gle, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, Kamis (26/4). Pedagang bensin itu rela antre dari pagi hingga senja untuk memperoleh bensin dari SPBU.
Pantauan Pikiran Merdeka, puluhan sepeda motor, beberapa motor becak, dan mobil bak terbuka berisikan jerigen mengantre di halaman parkir SPBU. “Tinggal tunggu dipanggil, proses administrasinya sudah beres,” kata Bukhari, seorang pengecer bensin yang menunggu antrean.
Terlihat petugas pom bensin bergantian mengisi jerigen milik pengecer dan masyarakat yang mengisi premium untuk kendaraan bermotor. Antrean panjang terlihat di semua pom jenis premium.
Informasi diperoleh Pikiran Merdeka dari pedagang pengecer menyebutkan, pihak SPBU Maar Group menjual premium Rp5.000 per liter untuk pedagang pengecer, sedangkan untuk masyarakat kenderaan bermotor harga masih Rp4.500 per liter.
Sebelum mengisi premium, para pedagang pengecer harus lebih dulu melakukan pembayaran tunai di bagian kasir yang khusus mengurus pedang eceran. Mereka harus menunjukkan surat rekomendasi dari pihak berwenang. Beberapa personil polisi juga disiapkan pihak SPBU untuk pengamanan.
Anis, 34, pelanggan premium yang mengisi BBM untuk sepeda motornya di Maar Group menyatakan kecewa dengan pelayanan SPBU tersebut. “Kami harus antre lama, karena petugas lebih mengutamakan pembeli jerigen dari pada kami,” kata Anis.
Harga bensin di tingkat pengecer di Kabupaten Pidie Jaya berkisar Rp6 ribu hingga Rp7 ribu per liter.
“Biasanya di SPBU lebih cepat habis bensin daripada di tingkat pengecer, harganya pun pasti lebih tinggi. Seharusnya di tengah langkanya bensin, pemerintah melalui Disperindagkop bisa mengawasi SPBU yang menjual bensin pada pengecer, ini kan rawan penimbunan,” kata Amri, warga Pidie Jaya.
Sebelumnya diberitakan, BBM jenis premium langka di sejumlah SPBU di Pidie Jaya, sejak 23 April lalu. Akibatnya para pengecer menjual bensin agak mahal untuk masyarakat.[rif]
Belum ada komentar