Ilustrasi. (Arie Pratama)

Jakarta – Jepang pada awal bulan Juli telah mengumumkan pembatasan ekspor tiga bahan kimia ke Korea Selatan. Ketiga bahan itu (fluorinated polyimide, resist dan hydrogen fluoride) yang sangat penting untuk industri semikonduktor Korsel.

Pembatasan itu dipicu perselisihan yang terjadi di era Perang Dunia, di mana pemerintah Korsel meminta Jepang membayar ganti rugi karena telah mempekerjakan secara paksa penduduk Korea di masa tersebut.

Menurut laporan, Jepang mengaku sudah menebus kesalahan itu dengan penyelesaian moneter yang tertera dalam perjanjian 1965, sebuah perjanjian yang membangun kembali hubungan diplomatik antara kedua negara. Tetapi, pengadilan Korea Selatan tidak sependapat dengan Jepang.

Permasalahan ini menyebabkan hubungan kedua sekutu Amerika Serikat itu semakin runyam. Hal ini dikhawatirkan akan membawa dampak buruk pada perekonomian kedua negara dan global. Mengingat Jepang dan Korsel sama-sama memiliki pengaruh besar.

Namun, jika dibandingkan dari berbagai aspek seperti ekonomi, industri, jasa, negara mana yang paling unggul?

1. Ekonomi 

Bila dibandingkan dari segi ekonomi, Jepang yang saat ini menduduki posisi ketiga ekonomi terbesar global, jelas lebih unggul dari Korsel. Saat ini Korsel hanya menempati posisi ke-11 ekonomi dunia.

Pada 2017, angka Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang adalah US$ 4,87 triliun. Sementara Korsel hanya US$ 1,53 triliun, seperti dilansir Investopedia.

Sementara itu, panelis Focus Economics memproyeksikan ekonomi Jepang akan tumbuh 0,8% pada 2019, tidak berubah dari perkiraan bulan lalu, dan tumbuh 0,5% pada 2020.

Sementara itu Korsel diproyeksikan ekonominya akan tumbuh 2% pada 2019 dan tumbuh 2,4% pada 2020.

2. Otomotif

Seperti diketahui, Jepang dan Korsel sama-sama dikenal sebagai rumah bagi produsen barang-barang elektronik dan otomotif populer di wilayah Asia, selain China.

Namun, mengutip Forbes dan Business Tech, dalam hal otomotif, Korsel dalam beberapa tahun terakhir telah mengalahkan Jepang.

Beberapa mobil buatan Korsel seperti Hyundai, Kia dan merek mewah Hyundai: Genesis dianggap lebih baik dari merek mobil dari negara lainnya termasuk Jepang, Amerika Serikat dan Eropa.

Mengutip laporan Marklines, penjualan global mobil Jepang untuk tahun 2018 mencapai 5,2 juta unit (naik 0,7% year on year), sementara penjualan mobil Korsel mencapai 8,2 juta unit (naik 0,4% year on year).

Padahal dua dekade lalu, merek mobil seperti Hyundai dan Kia lebih dianggap sebagai “mobil kelas dua”. Namun kini berdasarkan data pelacak kualitas kendaraan J.D. Power, ternyata Toyota, BMW dan banyak merek otomotif terkemuka lainnya ada di belakang Hyundai, Kia, dan brand mewah milik Hyundai, Genesis.

Dalam hal jumlah cacat produksi dan desain mereka adalah yang paling sedikit. Ketiga merek mobil Korea tersebut, yang berada di bawah Hyundai Motor Group, memiliki paling sedikit masalah per 100 model kendaraan baru, menurut daftar peringkat kualitas (Initial Quality Study/IQS ) J.D. Power 2018.

Genesis, yang diluncurkan Hyundai di 2016 menempati peringkat teratas di daftar tersebut dengan 68 temuan masalah per 100 kendaraan. Peringkat Genesis ini mengalahkan Porsche dengan 79 temuan masalah per 100 mobil.

Daftar IQS ini mengukur keluhan pemilik mobil dalam tiga bulan pertama kepemilikan di konsumen. Selain kualitas fisik, Hyundai dan Kia juga berhasil mengembangkan salah satu sistem telematika terbaik dalam industri otomotif yakni Teknologi Bluelink milik Hyundai dan sistem UVO milik Kia yang terbukti lebih mudah digunakan dibandingkan teknologi serupa milik pabrikan otomotif lain.

Sumber: CNBC Indonesia

Komentar