Direktur Jenderal Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Abdul Kamarzuki mengatakan, saat ini rencana tata ruang (RTR) daerah di seluruh Indonesia sedang direvisi dengan memasukkan aspek pencegahan dan mitigasi bencana.
Melansir Antara, Abdul menuturkan bahwa masalah mengenai tata ruang yang sebelumnya tumpang tindih kini tengah dibenahi BPN sebagai implementasi dari UU Cipta Kerja yang mengatur mengenai tata ruang.
“Sebelum adanya UU Cipta Kerja, rencana tata ruang telah disusun di beberapa daerah, sekitar 90 persen daerah sudah memiliki rencana tata ruang. Namun karena masih banyak masyarakat yang belum memahami dan kualitas tata ruang yang belum baik, sehingga banyak tumpang tindih izin penerbitan tata ruang,” kata Abdul dalam Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2021 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (5/3/2021).
Saat ini penyusunan rencana tata ruang melibatkan pertimbangan berbagai macam aspek dengan dilakukan kajian oleh berbagai institusi yang berwenang.
Kajian dari berbagai aspek tersebut akan dijadikan syarat pertimbangan dalam memberikan penerbitan izin tata ruang. Selain itu, kini pemerintah membuat proses penerbitan izin tata ruang menjadi transparan dengan bisa diakses langsung oleh publik.
Kini, kata Abdul, rencana tata ruang di seluruh Indonesia sedang direvisi dengan memasukkan kajian dari berbagai aspek, termasuk salah satunya pencegahan dan mitigasi bencana.
“Produk tata ruang ke depan sudah mengakomodir upaya mitigasi dan pencegahan bencana. Ini kita terapkan ke seluruh daerah Indonesia yang sedang melakukan revisi perencanaan tata ruang,” kata dia. “Dengan UU Cipta Kerja ini dibenahi, diharapkan tidak ada lagi kekusutan.”
Abdul mencontohkan hasil perencanaan tata ruang di wilayah pesisir Kota Palu dengan mempertimbangkan potensi bencana tsunami. Dalam perencanaan tersebut, lanjut dia, telah menyusun letak pemukiman yang aman, jalur evakuasi, batas wilayah yang berisiko, dan lainnya.
Sumber: Antara
Belum ada komentar