(Foto/Ist)

PM, Banda Aceh – Akademisi Universitas Abul Yatama (Unaya), Usman, M.Si kembali menyoroti konflik politik antara Mawardi Ali sebagai Bupati dengan wakilnya, Waled Husaini. Sorotan ini disampaikannya setelah Waled Husaini buka suara soal hubungannya yang sudah tidak cocok lagi dengan Mawardi Ali sebagai Bupati Aceh Besar.

“Kami sangat terkejut saat membaca berita media beberapa hari yang lalu, tentang pernyataan Waled Husaini, bahwa ia sudah tidak dilibatkan lagi dalam berbagai kebijakan pemerintah dan hanya dijadikan sebagai ban serap di pemerintahan Aceh Besar,” kata Usman, Selasa (29/10).

Ia prihatin konflik ini akan semakin meluas dan tajam, sehingga berujung kepada menganggunya kebijakan dan implementasi program yang sudah dicanangkan pemerintah setempat.

Akibatnya, kata Usman, kebijakan yang sudah didengungkan dalam berbagai pertemuan, media dan sosialisasi, sekarang nyaris tak terdengarkan lagi. “Ini sebagai bukti bahwa pemerintahan Mawardi Ali-Waled Husaini gagal dalam membenah tatanan birokrasi baik dalam pelayanan Syariat Islam, penguatan SDM jalan di tempat,” sesalnya.

Iklan Ucapan Selamat Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA dari ESDM

“Maka kami sebagai warga Aceh Besar berharap konflik Bupati dan Wakil Bupati wajib diakhiri, sebagai bagian dari realisasi komitmen yang sudah dibangun sejak masa awal pencalonkan diri sebagai pasangan putih,” sarannya.

Usman juga mengajak elit politik di Aceh Besar untuk menghilangkan ego masing-masing, “mari kita bangun Aceh Besar ini bersama sampai 5 tahun ke depan, merealisasikan program yang sudah disepakati dan dituangkan dalam RPJM dengan membuka lapangan pekerjaan, pengembangan destinasi pariwisata, perkebunan dan pertanian,” harap Usman.

Komentar