Gubernur Apresiasi Sikap Responsif Bupati Aceh Selatan Sikapi Bencana Alam

Gubernur Apresiasi Sikap Responsif Bupati Aceh Selatan Sikapi Bencana Alam
Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, Drs Alhudri sedang menyerahkan bantuan dari Gubernur Aceh untuk warga korban banjir dan tanah longsor di Aceh Selatan yang diterima oleh Bupati HT Sama Indra SH di Pendopo Bupati, Tapaktuan, Senin (14/12).

PM, TAPAKTUAN – Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, mengapresiasi sikap Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH yang dinilai sangat reaktif dan responsif dalam menyikapi terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor di wilayahnya.

Hal itu dibuktikan oleh Bupati yang akrap disapa “TS” itu, dengan mengabaikan undangan Gubernur Aceh untuk menghadiri acara puncak peringatan Hari Nusantara yang dihadiri langsung Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Banda Aceh, Minggu (13/12/2015).

“Gubernur merasa bangga dan mengapresiasi sikap Bupati Aceh Selaatn yang mengabaikan undangan menghadiri peringatan Hari Nusantara dan memilih tetap tinggal dalam daerah agar dapat memantau langsung kondisi masyarakat serta kerusakan infrastruktur dampak dari bencana banjir dan tanah longsor,” kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, Drs Alhudri, di Tapaktuan, Senin (14/12/2015).

Pernyataan itu disampaikan Kadis Sosial Aceh disela-sela penyerahan paket bantuan masa panik terhadap warga korban banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Aceh Selatan dari Gubernur Aceh.

Paket bantuan yang diangkut dalam sebuah mobil truck bak terbuka itu diantar langsung oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, Drs Alhudri yang diterima Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH di Pendopo Bupati, Tapaktuan, Senin (14/12/2015).

Selain Kadis Sosial, Gubernur Aceh juga mengutus Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Aceh, Rizal Aswandi, dan Kepala Dinas Sumber Daya Air, Zulkifli MM.

“Bantuan sandang dan pangan ini sebagai bentuk perhatian Gubernur Aceh terhadap warga korban banjir di Aceh Selatan. Semoga bantuan ini dapat dimanfaatkan oleh warga korban yang sedang tertimpa musibah,” kata Alhudri.

Berdasarkan hasil pantauan langsung ke lapangan, sambung Alhudri, musibah bencana alam yang terjadi di Aceh Selatan tergolong berat dilihat dari kerusakan sarana dan prasarana infrastruktur serta rumah penduduk serta lahan pertanian dan perkebunan yang rusak dihantam banjir dan tanah longsor.

“Saya juga menerima langsung telepon dari Bupati Aceh Selatan, Minggu (13/12/2015) memberitahukan bahwa Kabupaten Aceh Selatan sedang dilanda bencana alam skala besar, saat itu saya sedang berada di Tangse, Aceh Pidie. Dilihat dari dampak yang ditimbulkan wilayah Pantai Barat Selatan Provinsi Aceh tergolong paling parah dalam bencana alam kali ini. Sebab cukup banyak sarana dan prasarana atau fasilitas umum serta rumah penduduk yang rusak tersapu banjir dan tanah longor, bahkan di Aceh Selatan telah timbul korban jiwa satu orang akibat tertimbun longsor,” jelas Alhudri.

Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH mengatakan, sebenarnya pada Sabtu (12/12/2015) sore, dirinya bersama beberapa Kepala SKPK terkait, hendak berangkat ke Banda Aceh dalam rangka menghadiri acara puncak peringatan Hari Nusantara.

“Namun sesuai dengan feeling dan firasat pikiran yang timbul, saya merasa keberatan berangkat ke Banda Aceh saya bergegas pulang ke Pendopo, setiba di Pendopo saya mendengar informasi air sudah naik luar biasa dahsyat dibeberapa kecamatan,” ujar Bupati menceritakan kejadian yang dialami.

Bupati mengaku, beberapa saat kemudian dia menerima laporan bahwa di Kecamatan Labuhanhaji badan jalan ambruk, jembatan gantung putus, tanah gunung longsor.

Di Desa Jambo Papeun, Meukek, tiga makam terseret arus deras, tebing sungai, irigasi ikut tersapu terjangan banjir, sejumlah jembatan putus. Bupati juga dapat informasi banjir bandang kembali menerjang daerah langganan banjir yakni Kecamatan Trumon, Trumon Timur dan Trumon Tengah.

“Dari 18 Kecamatan di Aceh Selatan, sebanyak 15 Kecamatan terendam banjir. Yakni selain rumah penduduk banjir juga menerjang sarana dan prasarana fasilitas umum seperti Jembatan dan badan jalan. Kerugian yang ditimbulkan dampak dari bencana alam ini mencapai Rp 300 miliar lebih,” papar Bupati. [PM006]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Jelang Idul Adha, Harga Daging Naik
PETUGAS dari Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Selatan, M Yusuf sedang memeriksa kondisi daging meugang yang akan dijual kepada masyarakat di tempat pemotongan hewan milik Rosbi, di Desa Lhok Bengkuang Kota Tapaktuan, Senin (21/9). Harga daging pada tahun ini mengalami kenaikan sebesar 8,33 persen dari sebelumnya Rp 125 ribu/kg menjadi Rp 130 ribu/kg. Hendrik Meukek.

Jelang Idul Adha, Harga Daging Naik

Paskibra Lhokseumawe Protes, Minta Kejelasan Honor Liburan
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang mengibarkan Bendera Merah Putih pada 17 Agustus 2015 lalu, berdemo ke Kantor Walikota Lhokseumawe untuk menuntut kekurangan honor dan uang liburan, Rabu, (26/08/2015). Foto: F Salim.

Paskibra Lhokseumawe Protes, Minta Kejelasan Honor Liburan

dampak gempa aceh
Sepnajang 70 Meter tenbok penjara kelas II A, Lambaro rubuh akibat gempa 8.5 SR yang mengguncang Aceh, Rabu kemarin. Penjara tersebut menampung 400 lebih Narapidana.(Andi Ibnu GP)

Gempa Aceh Empat Kali Berturut-Turut Fenomena Langka