PM, Banda Aceh – Nasib puluhan Kepala Keluarga (KK) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong Jawa, Banda Aceh sungguh memprihatinkan. Bertahun-tahun mereka harus bergelut dengan kehidupan yang kurang layak.
Selain ancaman kesehatan akibat harus menghirup aroma tak sedap yang berasal dari gunungan sampah di TPA, warga yang berdomisili di dekat TPA itu juga kekurangan fasilitas dan sarana air bersih.
“Kami di sini semua pemulung dan susah air bersih,” ujar Muhammad (38) pria paruh baya yang sehar-hari bekerja sebagai pemulung di TPA Gampong Jawa tersebut.
Ketua pemulung di TPA Gampong Jawa ini menuturkan, saban harinya mereka harus mengkonsumsi air asin untuk kebutuhan hidup. Kondisi ini dikarenakan di wilayah itu belum tersedia sarana air bersih.
“Ada air bersih di di TPA tapi dan kami harus mengambilnya dengan becak untuk kehidupan sehari-hari. Air gratis itu tak setiap harinya ada, karena kadang TPA tutup,” ujar Muhammad.

Muhammad menyebutkan, terdapat empat KK lain di lorong tempatnya tinggal mengalami nasib sama. Mereka tinggal di gubuk yang dibangun di atas tanah milik warga yang mereka sewa.
“Rumah ini kami bangun diatas tanah yang kami sewa pertahunnya sebesar 600 ribu,” ujarnya.
Kendala lain dihadapi warga di lokasi TPA adalah saat musim penghujan. Air dari rawa-rawa tersebut meluap hingga ke dalam rumah mereka.
“Kendala saat musim hujan air yang dirawa-rawa tersebut meluap dan naik ke rumah dan bernyamuk setiap harinya. Saat air genangan penuh biawak dan ular juga ada. Tapi ular tidak pernah naik ke rumah, cuma biawak saja,” ujar pria asal Sigli tersebut.
Muhammad berharap, pemerintah Kota Banda Aceh dapat memperhatikan 30 KK yang perbrofesi sebagai pemulung di TPA dan memperhatikan kebutuhan masyarakat seperti air bersih, lingkungan yang nyaman dan terhindar dari wabah penyakit.
Walikota Banda Aceh Aminullah Usman, saat dikonfirmasi terkait dengan keberadaan puluhan KK di lokasi TPA mengatakan, pihaknya akan mengusulkan bantuan kepada pemerintah pusat untuk meningkatkan taraf hidup masayarakat tersebut.
“Ada program yang telah dirancang oleh pusat melalui dana APBN, dan akan dilakukan secara bertahap. Seluruh Kota Banda Aceh akan mendapat bahagian. Untuk di gampong Jawa berikutnya akan kita usulkan. Karena Kotaku adalah program pemerintah pusat yang dijalankan melalui pemerintah kota,” ujarnya.()
Belum ada komentar