“Tidak ada sedikit pun maksud saya menyinggung atau menyudutkan insan pers. Apa lagi terang-terangan mengatakan pers atau media melakukan adu domba,” kata Dagang.
Dagang mengakui, selama ini dirinya memiliki hubungan baik dengan rekan-rekan wartawan di Simeulue terutama melakukan advokasi melalui diskusi.
“Saya juga menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh wartawan yang hadir meliput acara tersebut. Saya mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas kesabaran kawan-kawan wartawan menunggu pelaksanaan pernyataan sikap honor K2 sampai malam hari,” jelas Dagang.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah wartawan di Simeulue menyesalkan pernyataan Abdullah Dagang, pengurus Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) setempat, yang melecehkan insane pers.
Saat dipercaya menyampaikan pernyataan sikap puluhan honorer K2, Kamis (6/3/2014) di gedung DPRK setempat, Abdullah Dagang menuding insan pers melakukan politik adu domba.
“Data honorer yang terindikasi merekayasa data administrasi hanya kami berikan kepada bupati dan Ketua DPRK, tidak kepada insan pers karena dikhawatirkan akan terjadi politik adu domba di Simeulue,” sebut Dagang yang mengatasnamakan Aliansi Peduli Honorer Simeulue dan Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA).
Para wartawan yang berjam-jam hadir meliput kegiatan tersebut menilai pernyataan itu bentuk pelecehan terhadap insane pers. Makanya, usai acara, para wartawan meminta Dagang mempertanggungjawabkan pernyataannya itu.[Saptian Antoni]
Belum ada komentar