Rocky 01
Helikopter yang ditumpangi Bupati Aceh Timur untuk memantau lokasi dibuatnya barrier. FOTO: Iskandar Ishak

PM, Idi–Pemerintah Kabupaten Aceh Timur terus menggenjot persiapan pembangunan pembatas (barrier) untuk melindungi lahan warga dari amukan gajah liar.

Bupati Aceh Timur H Hasballah H M Thaib pada 21 Maret 2016, menggunakan helikopter jenis BEL-207 mengamati titik-titik rencana pembangunan barrier penghalang gajah liar dari udara.

Bupati Rocky didampingi Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Timur Iskandar dan Manager Forum Koservasi Leuser (FKL) Rudi Putra, memantau kawasan hutan di Kecamatan Indra Makmur, Pante Bidari, Peunarun, Ranto Peureulak, Serbajadi, Simpang Jernih, Ranto Selamat dan Birem Bayeun.

Rocky dalam kesempatan itu mengatakan, pengamatan kawasan hutan khususnya titik-titik yang rawan amukan gajah bertujuan untuk memaksimalkan penggiringan gajah yang rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat.

“Gajah-gajah jinak sudah ditempatkan di CRU Serbajadi. Penggiringan akan dilakukan, namun untuk lebih maksimal akan dibangun barier terlebih dahulu, sehingga gajah yang sudah digiring tidak keluar lagi ke pemukiman penduduk,” ujarnya.

Dia berterimakasih kepada FKL yang telah membantu Aceh Timur dalam menyelesaikan konflik gajah. Bahkan, sebagai wujud kebersamaan dalam menjaga gajah sebagai satwa dilindungi, Bupati Rocky ajak perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sisihkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membangun barrier di beberapa titik atau yang berbatasan langsung dengan hak guna usaha (HGU)-nya masing-masing.

Manager FKL, Rudi Patra, menyatakan pihaknya yakin dengan solusi dalam menyelesaikan konflik gajah di Aceh Timur yang sudah berlangsung dari 2006 hingga sekarang. “Tapi program ini juga mendapat dukungan dan kerjasama yang baik dari Dishutbun Aceh Timur dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh,” katanya.[]

Komentar