PM, Bireuen—Sebagian besar warga Gampong Buket Mulia, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, mengalami krisis air bersih.
Selain dipengaruhi musim kemarau, mayoritas warga di kawasan itu belum memiliki sumur karena desa tersebut berada di perbukitan dan tanah karang.
Sejumlah warga Buket Mulai kepada Pikiran Merdeka.com, Rabu (30/4/2014), mengatakan, belakangan warga terpaksa mengambil dan mengakut air dari sumur komplek meunasah dengan jarak sekitar 300 meter dari lokasi rumah penduduk.
“Memang ada juga warga yang membeli air dari mobil pengangkutan air yang datang. Sedangkan warga lain terpaksa membeli ke tetangga yang rumahnya rendah dan telah memiliki sumur dengan membayar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per bulan,” ujar Tarmizi, warga Buket Mulai.
Zubaidah, warga Buket Mulai lainnya mengatakan, mengangkut air bersih dari meunasah atau rumah warga di dataran rendah sudah menjadi tradisi sejak beberapa tahun belakangan ini. “Kami mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten Bireuen dapat membangun pipa PDAM ke desa kami, sehingga suplai air dari PDAM dapat dinikmati oleh warga Buket Mulai,” katanya.
Direktur PDAM Tirta Mon Peusangan Bireuen, Isfadli yang dikonfirmasi Pikiran Merdeka.com secara terpisah mengaku, pihaknya memaklumi keluhan masyarakat Buket Mulia. “Tetapi, membangun jaringan air bersih ke kawasan tersebut tentu membutuhkan anggaran yang besar, namun hal ini akan tetap kami upayakan agar warga Buket Mulia dapat menikmati air bersih secara normal,” katanya.[PM-002]
Belum ada komentar