Plt Gubernur Aceh Pimpin Delegasi Indonesia di IMT-GT Thailand

Plt Gubernur Aceh Pimpin Delegasi Indonesia di IMT-GT Thailand
Nova Iriansyah memimpin Delegasi RI pada Pertemuan Tingkat Menteri dan Gubernur (CMGF) dalam Kerjasama Segitiga Pertumbuhan Ekonomi IMT-GT ke-16.

Thailand – Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah memimpin Delegasi Republik Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri dan Gubernur (CMGF) dalam Kerjasama Segitiga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Malaysia Thailand (IMT-GT) ke-16 yang berlangsung pada 11-13 September 2019 di Krabi, Thailand.

Dalam paparannya, Nova Iriansyah menyampaikan kemajuan yang telah dilaksanakan dalam koridor kerjasama IMT-GT, serta tantangan-tantangan yang dihadapi.

Beberapa paparannya di antaranya adalah turunnya harga komoditas kelapa sawit dan karet yang merupakan dua komoditas utama dalam subkawasan negara anggota, pengembangan pusat produk halal bersama dan peningkatan konektivitas antar kawasan.

Nova menegaskan dalam menghadapi tantangan yang dimaksud, pemerintah daerah yang merupakan anggota dari IMT-GT harus meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan pemerintah pusat, sektor swasta, universitas, dan pemangku kepentingan lainnya.

“Saya optimis bahwa dengan upaya bersama, IMT-GT memiliki potensi besar untuk menjadi tujuan investasi utama. Kita juga perlu meningkatkan kegiatan pada koridor-koridor ekonomi yang telah dibentuk, seperti contoh koridor ekonomi Ranong-Phuket-Aceh yang mempunyai banyak potensi di segi pariwisata, industri dan perdagangan,” ujar Nova.

Rasa optimis Nova turut disampaikan melihat potensi kerja sama antara negara dan provinsi sangat besar dalam meningkatkan kerja sama dalam pengembangan pertanian, pariwisata, perdagangan dan investasi, infrastruktur serta pengembangan SDM.

Dalam hal pengembangan konektivitas menuju sebuah subwilayah yang lebih terhubung, sebagai ketua delegasi, Nova mengaku cukup puas dengan kemajuan konektivitas udara di beberapa kota di Sumatera, seperti Banda Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, dan daerah lainnya yang telah terhubung dengan beberapa kota anggota IMT-GT.

“Saya berharap dukungan dari Malaysia dan Thailand akan meningkatkan lagi pengembangan konektivitas udara internasional di masa depan, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan ekonomi regional di bidang pariwisata, perdagangan, serta mengurangi biaya logistik dan mempertahankan pembangunan ekonomi di Sub-Wilayah IMT-GT,” kata Nova.

Sebagai upaya konkrit, Plt Gubernur mengajak sektor swasta, terutama penerbangan untuk membuka jalur konektivitas baru antara Banda Aceh – Phuket – Penang, yang diharapkan mampu menyumbangkan pertumbuhan ekonomi signifikan bagi Aceh di sektor pariwisata.

 

Usulkan Program Magang Petani dan IMT-GT Plus

Sementara itu Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Aulia Sofyan, mengatakan salah satu pembincangan penting dalam forum ini termasuk inisiasi baru yang disampaikan Pemerintah Aceh, yaitu program magang petani Aceh di Songkhla, Thailand serta inisiatif pembentukan Kerjasama IMT-GT Plus yang melibatkan Kepulauan Andaman dan Nicobar, India.

Menurut Aulia, Pemerintah Aceh bersama Kadin Aceh mengajukan proposal kerjasama untuk pelatihan magang petani asal Aceh ke negara bagian Songkhla, Thailand, mengingat beberapa keunggulan di bidang pertanian yang ada di Thailand.

“Prestasi Thailand dalam teknologi pertanian harus dapat dimanfaatkan oleh Aceh dalam upaya mewujudkan petani yang unggul, modern dan terampil. Hal ini akan menjadi prioritas mengingat sumber pendapatan utama masyarakat Aceh adalah dari sektor pertanian,” kata Aulia.

Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan pengembangan kapasitas petani Aceh serta peningkatan kualitas dan kuantitas komoditas potensial seperti kopi, padi, jagung dan kakao.

Ketua Kadin Aceh, Makmur Budiman yang merupakan anggota Joint Business Council (JBC) IMT-GT menyambut baik inisiatif Pemerintah Aceh. Dari sektor swasta, Makmur menyatakan siap mendukung program tersebut.

Selanjutnya, Staf Khusus Gubernur, Iskandar, yang juga Koordinator Kerja sama Aceh – Andaman – Nicobar menjelaskan Pemerintah Aceh turut mengusulkan pembentukan inisiatif IMT-GT Plus yang melibatkan Kepulauan Andaman – Nicobar ke dalam koridor ekonomi yang sudah ada.

“Kami melihat potensi kerjasama dengan India di Kepualauan Andaman dan Nicobar dapat memperluas jaringan IMT-GT serta kerjasama di bidang-bidang tertentu seperti pariwisata, perdagangan dan investasi serta pendidikan,” kata Iskandar.

Menurut Iskandar, langkah ini merupakan tahap awal dalam mengembangkan kerangka kerja sama formal antara India dan IMT-GT. Dirinya berharap kemitraan yang erat dengan India, pengembangan konektivitas maritim khususnya jalur pelayaran Sabang-Phuket-Langkawi-Port Blair dapat ditingkatkan.

“Rencana kita ke depan akan dilakukan feasibility study (FS) dengan kerja sama dari Kementerian Luar Negeri RI tentang potensi pengembangan konektivitas udara dengan rute Kuala Lumpur – Banda Aceh – Port Blair,” kata Iskandar.

Acara yang berlansung selama tiga hari bermula pada 10-13 September 2019 bertempat di Sofitel Krabi Phokeethra Hotel tersebut turut dihadiri beberapa perwakilan Pemerintah Aceh lainnya, diantaranya Sekda Kota Banda Aceh, Ir Bahagia Dipl SE, Plt Kepala Kawasan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), Razuardi, Direktur Utama PT PEMA, Zubir Sahim serta Ketua KADIN Aceh, Makmur Budiman.

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

IMG 20240528 WA0012 1536x867
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemko Banda Aceh, Fadhil membacakan sambutan kegiatan Santripreneur Indonesia yang bertema ‘Indonesia Menang, Indonesia Maju’ di Bustanussalatin, Selasa (28/5/2024). [Dok. Humas]

Milenial Perlu Berperan Aktif di Sektor Ekonomi Kreatif