PM, Jakarta – Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I untuk kebutuhan warga Jakarta dan sekitarnya mulai dibangun Agustus 2021. Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut urusan penyediaan air minum bersih ini belum selesai sampai di sini.
“Setelah ini saya masih bicara air dengan Pak Bas (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono),” kata Luhut dalam acara penandatanganan perjanjian Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) SPAM Jatiluhut I di Jakarta, Jumat, 19 Februari 2021.
Luhut akan bicara dengan Basuki soal ketersediaan air bersih di tempat-tempat miskin di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang bisa dijadikan contoh. Saat kunjungan kerja di sana diketahui upaya penyediaan air di suatu daerah sudah dilakukan dengan pipanisasi.
“Rakyatnya sudah berpesta pora,” kata Luhut. Sebab, sudah berpuluh-puluh tahun tidak ada air bersih di sana.
Luhut tidak merinci daerah mana yang ia maksud. Tapi, ia hanya mengingatkan bahwa masih banyak daerah termiskin di luar Jawa yang mengalami kekurangan air.
Pesan ini disampaikan langsung kepada Basuki yang ikut hadir dalam acara ini. Selain Basuki, hadir juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Adapun perjanjian proyek SPAM Jatiluhur I yang hari ini diteken, akan memproduksi memproduksi air minum 4.750 liter per detik. Sumber air itu akan melayani kebutuhan air minum untuk sempat wilayah dengan rincian Jakarta 4000 liter per detik, Kabupaten Karawang 350 liter, Kota Bekasi 300 liter, dan Kabupaten Bekasi 100 liter.
Menurut Luhut, proyek ini akan selesai pada Februari 2024. Sehingga nantinya, air yang bersumber dari Waduk Jatiluhur di Purwakarta, bisa disambungkan untuk kebutuhan air minum bersih bagi 475 ribu rumah tangga di keempat wilayah.[]
Sumber: Tempo.co
Belum ada komentar