BANDA ACEH – Bekas pelaksana tugas Wali Kota Banda Aceh, Hasanuddin, mendeklarasikan diri untuk maju sebagai wali kota pada Pemilihan Kepala Daerah Banda Aceh 2024. Deklarasi ini disampaikan langsung kepada para tokoh dan pemuka masyarakat di Kecamatan Lueng Bata.
“Saya berharap dukungan dari semua pihak untuk menjadi Wali Kota Banda Aceh,” kata Hasanuddin, Sabtu malam, 1 Juni 2024.
Kegiatan ini digelar dalam suasana kampung di depan kantor Dinas Pengairan Aceh, tempat Hasanuddin bertugas sebagai kepala dinas pensiun. Pada kesempatan itu, Hasanuddin mengatakan bakal menggunakan semua pengalamannya sebagai aparatur sipil negara dan seorang teknokrat untuk menata kembali Banda Aceh.
Hasanuddin mengatakan dirinya memiliki pengalaman panjang dalam pemerintahan di bidang pembangunan. Di Aceh, Hasanuddin yang pernah tercatat sebagai pegawai Kementerian Pekerjaan Umum, terlibat dalam pembangunan Jalan Tapak Tuan-Subulussalam sebelum dia menata kawasan Suka Makmue menjadi kompleks Pemerintahan Kabupaten Nagan Raya pada 2002.
Di juga pernah terlibat dalam pembangunan ribuan rumah duafa setelah penandatanganan Perjanjian Damai Helsinki. Hasanuddin juga terlibat dalam perencanaan renovasi halaman Masjid Raya Baiturrahman yang mengadopsi gaya arsitektur Masjid Nabawi.
Saat ditunjuk menjadi Kepala Dinas Perhubungan-Komunikasi-Telekomunikasi Aceh, Hasanuddin merancang koridor Transkutaraja. Transportasi publik gratis pertama di Aceh itu menghubungkan Banda Aceh dan sejumlah kawasan di Aceh Besar dan hingga saat ini masih menjadi andalan masyarakat di dua daerah itu.
“Angkutan itu dirancang gratis. Pada awalnya, kami mengutip biaya satu rupiah hanya untuk mengukur animo masyarakat di Banda Aceh dan Aceh Besar untuk menggunakan Transkutaraja,” kata Hasanuddin.
Di masa kepemimpinan Hasanuddin, Pemerintah Aceh diganjar penghargaan keterbukaan informasi publik. Sesuai namanya, penghargaan ini diberikan kepada pemerintah daerah yang memberikan akses luas kepada masyarakat untuk mengetahui hal penting terkait pembangunan daerah dan rencana pemerintah.
Latar belakang Hasanuddin sebagai anak Banda Aceh menjadi salah satu alasan Zaini Abdullah menunjuknya sebagai pelaksana tugas Wali Kota Banda Aceh selama masa pemilihan kepala daerah. Empat bulan menjabat, Hasanuddin menuntaskan banyak, seperti pembangunan flyover dan underpass di kawasan Simpang Surabaya.
Hasanuddin juga pandai perteman. Dia memiliki hubungan kerja yang harmonis dengan DPRK Banda Aceh. Hal ini menjadikan proses penganggaran dan penyusunan qanun berjalan cepat dan tepat waktu.
“Insya Allah jika diperkenankan oleh warga kota ini, ke depan saya ingin membantu menyediakan air bersih gratis ke masjid-masjid di Banda Aceh. Pemerintah gampong juga akan dibina dalam perencanaan dan pelaporan kegiatan. Saya ingin kota ini berdaya dari gampong. Ini adalah cara kita semua untuk menjadikan Banda Aceh sebagai kota yang nyaman dan kota idaman,” kata Hasanuddin.
Ketua Partai Gerindra Aceh, Ramza Harli, yang hadir pada acara deklarasi itu, mengatakan profil Hasanuddin sangat intens dengan Banda Aceh. Partai Gerindra juga bekerja sama dengan Partai Kebangkitan Bangsa untuk mengusung jagoan mereka pada Pilkada Banda Aceh 2023.
Namun tiket Hasanuddin untuk maju sebagai calon wali kota tergantung sepenuhnya pada keputusan DPP Partai Gerindra. Ramza juga mengatakan pihaknya masih terus melakukan penjaringan. Deklarasi Hasanuddin kemarin malam dinilai Ramza Harli sebagai upaya meyakinkan Partai Gerindra dan PKB untuk memilihnya menjadi calon wali kota.
“Kami memberikan apresiasi upaya Pak Hasan. Kami menganggap ini kesungguhan Pak Hasan untuk berlaga di pilkada,” kata Ramza. “Pak Hasan adalah sosok yang tahu cara menghargai orang lain.”
Ketua PKB Banda Aceh, Erlizar, mengucapkan selamat kepada Hasanuddin yang secara terbuka mendeklarasikan diri sebagai calon wali kota. Dia berharap Hasanuddin, kelak jika maju di pilkada dan menang, untuk menghapus peraturan-peraturan wali kota yang merugikan masyarakat kota.
“Saya berharap Pak Hasan dapat menciptakan Banda Aceh yang bermartabat. Saya paham betul dengan kemampuan beliau. Kami berharap Pak Hasan menjadikan Banda Aceh kota mandiri. Bisa mendiri dengan pendapatan dan kualitas sumber daya manusia sendiri. Kami memperhatikan tekad Pak Hasan,” kata Erlizar.
Salah satu tokoh masyarakat di Lueng Bata mengatakan dirinya merasa apatis dengan urusan politik di Banda Aceh. Selama ini, saluran-saluran politik dan pemerintahan tidak memberikan ruang bagi aspirasi rakyat. Namun kehadiran Hasanuddin pada Pilkada Banda Aceh 2024 menjadikan dirinya kembali bersemangat.
“Kami tidak meragukan kapasitas kepemimpinan Hasanuddin. Kami hanya berharap nanti, setelah menjadi wali kota, hasil Musrembang Kecamatan Lueng Bata dan kecamatan lain di Banda Aceh benar-benar jadi dasar untuk penyusunan APBK Banda Aceh. Ini tidak pernah terjadi karena selama hasil musrembang selalu kalah dari kepentingan anggota dewan,” katanya.
Belum ada komentar