Bupati Perintah Kapolres Usut Kelangkaan Semen di Aceh Selatan    

PARA buruh pelabuhan sedang melakukan proses bongkar muat Semen Padang dari Kapal pengangkut di Pelabuhan Tapaktuan, Jumat (20/11/2015).
Bupati Perintah Kapolres Usut Kelangkaan Semen di Aceh Selatan    

PM, Tapaktuan – Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH memerintahkan Kapolres AKBP Achmadi SIK mengusut kelangkaan dan lonjakan harga semen di daerah itu.

“Persoalan kelangkaan dan lonjakan harga semen ini sudah berlangsung lama dan anehnya sering terjadi secara tiba-tiba sehingga meresahkan masyarakat. Karena itu, saya minta kepada saudara Kapolres Aceh Selatan mengusut kasus ini,” kata Bupati Sama Indra saat memberikan sambutan pada penutupan sidang Paripurna DPRK tentang pengesahan APBK 2016 di Tapaktuan, Kamis (26/11).

Di hadapan pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan anggota DPRK serta para pejabat kepala SKPK Aceh Selatan, Sama Indra mengatakan kelangkaan semen sangat dikeluhkan masyarakat yang membutuhkannya untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi.

“Saya berharap kepada aparat penegak hukum segera menyelesaikan persoalan ini sehingga pasokan dan harga semen di Aceh Selatan kembali stabil,” tegas bupati dengan raut muka serius.

Ketua DPRK Aceh Selatan T Zulhelmi saat dimintai tanggapannya secara terpisah menyatakan pihaknya mendukung penuh pernyataan bupati yang meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas persoalan kelangkaan dan lonjakan harga semen di daerah itu.

“Jikapun persediaan semen ada, harganya melonjak dalam besaran yang bervariasi. Anehnya lagi kenaikan harga semen ini terjadi dalam waktu per hari,” kata T Zulhelmi tanpa menyebutkan secara rinci berapa kenaikan harga semen dari kondisi biasanya.

Sementara Kapolres Aceh Selatan AKBP Achmadi SIK mengatakan jauh hari sebelum persoalan ini disampaikan oleh bupati, pihaknya telah terlebih dulu mengusut penyebab kelangkaan dan lonjakan harga semen di pasaran.

“Sejauh ini prosesnya masih tahap penyelidikan atau pengumpulan keterangan dan barang bukti. Jika semua unsur materi yang dibutuhkan sudah cukup, kasus ini segera kami tingkatkan ke tahap penyidikan,” tegas Kapolres.

Dia mengakui kelangkaan dan lonjakan harga semen di Aceh Selatan sudah lama dikeluhkan masyarakat. Namun sejauh ini, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kelangkaan tersebut.

Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Tapaktuan, Selamat Riadi mengungkapkan, berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, penyebab kelangkaan dan lonjakan harga semen di Aceh Selatan karena pasokan yang masuk dari Padang, Sumatera Barat ke Tapaktuan selama ini  digunakan oleh masyarakat Aceh Singkil, Subulussalam dan Aceh Barat Daya (Abdya).

“Sebenarnya dengan pasokan Semen Padang mencapai 100 ribu zak tiap bulan mencukupi kebutuhan masyarakat di Aceh Selatan,” ujarnya.

Dia menjelaskan pada November 2015, kapal pengangkut Semen Padang dari Sumatera Barat membongkar semen di pelabuhan Tapaktuan sudah mencapai lima unit dengan jumlah muatan semen di perkirakan mencapai 100 ribu zak.

Dari jumlah itu, kata Riadi, sebanyak 30 persen didistribusikan ke Aceh Singkil, Subulussalam dan Abdya.

“Sebenarnya lonjakan harga Semen di Aceh Selatan belum begitu signifikan karena harganya masih di bawah Rp55 ribu /zak, dibanding di Aceh Singkil mencapai Rp60 ribu hingga Rp 62 ribu/zak,” katanya.

Kelangkaan dan lonjakan harga semen ini, menurut Selamat Riadi, biasanya terjadi sejak Juli sampai Desember setiap tahunnya, yakni saat dimulainya pekerjaan proyek pemerintah.

Jika semua pihak mengkaji persoalan itu secara mendalam, kata dia, pihak distributor semen di Tapaktuan tidak tepat disalahkan. Karena di satu sisi konsumen dari daerah luar juga membutuhkan semen, sementara di sisi lain mereka menghadapi persoalan secara ekonomi jika memesan semen dalam jumlah banyak secara tiba-tiba akibat sempitnya gudang penyimpanan yang merelka miliki.

“Pihak distributor dilematis, sebaiknya Pemkab Aceh Selatan menyurati pihak distributor semen untuk melarang penjualan semen ke luar daerah. Atau solusi lain  memerintahkan distributor memesan semen mencapai 200.000 zak per bulannya saat menjelang berakhir tahun,” pungkas Selamat Riadi. [PM003]

 

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Harga Cabai Merah di Meulaboh Naik 40 Persen
Harga Cabai Merah di Meulaboh Naik 40 Persen PM, MEULABOH – Harga beli cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Meulaboh, Aceh Barat, sejak sepekan terakhir mengalami kenaikan hingga 40 persen, dari Rp 30 ribu menjadi Rp 48 ribu per kilogramnya. Seorang pedagang sayur-mayur di Pasar Bina Usaha, Meulaboh, Iyan kepada wartawan, Jumat (22/9) menyebutkan, kenaikan harga tersebut akibat minimnya pasokan cabai merah lokal sejak beberapa hari terakhir. Biasanya, kata Iyan, pihaknya menerima pasokan cabai merah dari Nagan Raya hingga mencapai 100 kilogram perhari. Tetapi saat ini pengiriman cabai mereah ini tersendat. Saat ini, pedagang hanya menerima pasokan cabai hanya 40 kilogram dari Sumatera Utara. “Cabai yang kita terima sekarang ini hanya pasokan dari luar saja, itupun dengan jumlah yang sangat sedikit dan harga sangat mahal. Sehingga kami terpaksa menyusuaikan harga jual dengan harga yang kami peroleh dari distributor,” katanya. Dampak dari harga mahal membuat penjualan cabai di pasar Bina Usaha dan beberapa pasar lainnya di Aceh Barat mengalami penurunan. Warga hanya membeli cabai dalam jumlah kecil, sehingga membuat pendapatan pedagang berkurang.[] Harga cabai merah di Kota Meulaboh, mengalami kenaikan hingga 40 persen, dari Rp 30 ribu menjadi Rp 48 ribu per kilogram.(Pikiran Merdeka/Azhar)

Harga Cabai Merah di Meulaboh Naik 40 Persen

Dua Napi Coba Bobol Rutan Lhoksukon
Napi Rutan Lhoksukon, Aceh Utara saat digeledah petugas karena mencoba membobol sel tahanan. | PIKIRAN MERDEKA/ Manda

Dua Napi Coba Bobol Rutan Lhoksukon