PM, Banda Aceh – Hujan deras sejak Jumat kemarin menyebabkan sejumlah wilayah di Aceh dilanda banjir dan longsor. Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Sabtu (21/1/2023), bencana setidaknya terjadi di wilayah Pidie, Bireuen, Aceh Tamiang, hingga Aceh Tengah.
Di Bireuen, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sejak pagi tadi, pukul 06.30 WIB, sehingga sungai-sungai meluap dan menggenangi 47 desa yang tersebar di 10 kecamatan meliputi Peusangan, Kota Juang, Jeumpa, Juli, Peudada, Peulimbang, Jeunieb, Pandrah, Simpang Mamplam, hingga Samalanga.
Ketinggian air rata-rata mencapai 40-60 cm di pemukiman penduduk. “Sedikitnya 506 kepala keluarga yang mencakup 1.855 jiwa mengungsi ke empat lokasi di kawasan Pandrah,” demikian dilaporkan tim dari Posko Tagana Dinas Sosial Kabupaten Bireuen.
Sementara itu, di Aceh Tamiang, banjir merendam Desa Pengidam di Kecamatan Bandar Pusaka. Meski berdampak pada 51 jiwa penduduk setempat, belum ada yang mengungsi sejauh ini.
Dinas sosial dan Tagana masih berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa untuk terus melakukan pendataan. Kondisi terkini, genangan air masih terus bertambah.
Di Kabupaten Pidie, sedikitnya 10 kecamatan terdampak banjir akibat meluapnya Krueng Tiro, Krueng Paloh, Krueng Lala, Krueng Rubee dan Krueng Rukoh. Debit air yang terus berlebih sehingga merambah ke rumah-rumah penduduk, jalanan hingga lahan pertanian warga.
Sedangkan bencana longsor terjadi di Aceh Tengah. Reruntuhan tanah menutup badan jalan nasional di Kilometer 50 Jalan Lintas Takengon-Blangkejeren, Kecamatan Linge.
“Tertimbunnya badan jalan dengan material longsor sehingga arus lalu lintas terputus total,” demikian laporan BPBA.
Saat ini, personel dari BPBD Aceh Tengah berkoordinasi dengan penanggung jawab jalan nasional tersebut. Pihaknya tengah mempersiapkan mobilisasi alat berat guna pembersihan material longsor.[]
Belum ada komentar