Anak Gaddafi Diserang dan Ditipu

Saif Al Islam Gaddafi
Anak Gaddafi Diserang dan Ditipu

Saif Al Islam Gaddafi

Saif Al Islam Gaddafi (Google.com)

Amsterdam—Saif al-Islam Gadaffi putra mendiang pemimpin Libya, Muamar Gadaffi, telah diserang secara fisik dan ditipu sehubungan dengan tuntutan terhadapnya, demikian disampaikan oleh salah seorang pengacara pembela Saif al-Islam Gadaffi kepada Mahkamah Pidana Internasional.

Sementara kontroversi mengenai di mana Saif al-Islam mesti diadili terjadi antara pemerintah Libya dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC), pengadilan pidana yang berpusat di Den Haag, Belanda.

Pemerintah Libya ingin mengadili putra Muamar Gaddafi tersebut di pengadilan dalam negeri, tempat ia akan menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah. Sementara itu ICC pada Rabu (4/4) berkeras Saif mesti diserahkan ke Den Haag –tempat ia akan menghadapi hukuman penjara jika terbukti bersalah.

“(Saif al-Islam) Gaddafi telah diserang secara fisik” sewaktu ia ditahan di Libya, kata Xaiver-Jean Keita, Kanselir utama Kantor Kanselir Pembelaan Umum ICC, di dalam pernyataan melalui “surel” (surat elektronik).

“Ia juga menderita sakit karena tak-adanya perawatan gigi. Pemerintah Libya telah gagal melakukan tindakan apa pun guna mengobati sakitnya, kata (Saif al-Islam) Gaddafi dan pengobatan gigi yang diperintahkan oleh Dewan hampir satu bulan lalu,” katanya.

ICC mengeluarkan surat penangkapan tahun lalu bagi Muamar Gaddafi, Saif al-Islam, dan kepala dinas intelijen Libya Abdullah as-Senussi –yang ditangkap pada Maret di Mauritania.

Sejak Muammar Gaddafi dibunuh setelah ditangkap hidup-hidup oleh gerilyawan, milisi yang saling bersaing belum meletakkan senjata dan organisasi hak asasi manusia Barat telah menuduh mereka melakukan sejumlah hukuman mati tanpa proses pengadilan dan pelecehan lain, sehingga menimbulkan pertanyaan serius mengenai pelaksanaan hukum.

ICC mengeluarkan surat penangkapan atas Saif al-Islam pada Juni 2011, setelah jaksa penuntut menuduh dia dan pejabat lain terlibat dalam pembunuhan pemrotes selama aksi perlawanan yang akhirnya menggulingkan dan menewaskan ayahnya pada Agustus 2011.

Namun, Libya menyatakan putra Muammar Gaddafi yang mengenyam pendidikan di Inggris itu mesti menghadapi pengadilan di dalam negeri. Saif ditangkap tahun lalu, saat menyamar sebagai orang Badui di gurun Sahara, beberapa bulan setelah memberitahu musuh ayahnya bahwa mereka akan dimusnahkan seperti tikus.

Pengacara pembela, Keita, juga mengatakan Saif al-Islam telah diberi keterangan menyesatkan mengenai status penyelidikan dalam negeri terhadap dia, demikian laporan Reuters –yang dipantau ANTARA News di Jakarta, Jumat pagi.

“(Saif al-Islam) Gaddafi diberitahu ia sedang diselidiki atas tuduhan sepele berkenaan dengan tak-adanya izin buat unta, penyimpangan mengenai peternakan ikan, dan ia takkan dituntut karena kejahatan pidana serius, seperti pembunuhan dan perkosaan, karena tak ada bukti,” kata pengacara pembela.

Namun, pengacara itu menambahkan, pemerintah Libya kemudian “melakukan perubahan sikap yang dramatis”: ketika diminta oleh ICC agar menyerahkan Saif al-Islam, mereka memberitahu Mahkamah Pidana tersebut mereka ingin menyelidiki dan menghukum Saif di Libya atas kejahatan serius yang berada di bawah jurisdiksi ICC.

Keita mengatakan Saif al-Islam telah ditahan oleh pemerintah Libya selama 139 hari, tanpa dibawa ke depan hakim, dan tak bisa berkomunikasi dengan teman serta keluarganya atau menerima kunjungan mereka.

“Selain kunjungan dari para pejabat dan pihak kehakiman, ia telah benar-benar dikucilkan,” kata Keita.[]

Antaranews.com

1 Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. (Privacy Policy)

  1. libya lebih baik zaman khadqafi ketimbang rezim sekarang.buktinya pemerintah sekarang tidak bisa menjaga keamanan bagi warganya dan perang sipil terus berkecamuk,senjata masih banyak yang beredar ndi kalangan sipil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait