PM, BANDA ACEH – Aceh resmi ditetapkan sebagai salah satu dari 15 provinsi prioritas dalam pengembangan ekonomi kreatif nasional. Penetapan ini merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang disusun oleh pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Staf Khusus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rian Syaf, menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam diskusi publik di Banda Aceh, Sabtu (25/5). Menurutnya, penunjukan Aceh sebagai daerah prioritas mencerminkan komitmen pemerintah pusat dalam mendukung potensi ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
“Pemerintah hadir langsung untuk memperkuat kapasitas pelaku ekonomi kreatif, mulai dari peningkatan SDM hingga pengembangan produk,” ujar Rian.
Ia menambahkan, Aceh memiliki potensi besar di berbagai subsektor, seperti parfum, film, musik, animasi, dan fesyen. Salah satu produk unggulan yang telah menembus pasar internasional adalah parfum berbahan dasar nilam, hasil riset panjang Universitas Syiah Kuala.
“Banda Aceh bahkan telah dideklarasikan sebagai Kota Parfum. Ini bukti bahwa produk lokal bisa bersaing di panggung global jika dikembangkan dengan serius,” kata Rian.
Untuk memperkuat ekosistem, Pemerintah Aceh juga tengah mempersiapkan pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) khusus ekonomi kreatif. Dukungan kelembagaan ini dinilai penting dalam mendorong pertumbuhan sektor tersebut secara berkelanjutan.
Dalam paparannya, Rian menekankan bahwa aspek personal branding dan perlindungan hukum melalui Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menjadi fondasi penting dalam pembangunan sektor kreatif.
“Karya yang bagus tidak cukup jika tidak dilindungi. Pelaku ekonomi kreatif harus membangun identitas yang kuat dan memahami pentingnya HKI agar tidak hanya dikenal, tetapi juga terlindungi secara hukum,” tutupnya.
Belum ada komentar