Orasi politik untuk pemenangan Irwandi-Nova disampaikan sejumlah juru kampanye, termasuk tokoh nasional dan ulama kharismatik Aceh.
Kampanye akbar Irwandi Yusuf–Nova Iriansyah di Lapangan Blang Asan, Peusangan, Bireuen, Sabtu (21 Januari 2017), dihadiri puluhan ribu warga dari berbagai daerah. Penampilan tari seudati mengawali kampanye terbuka tahap pertama pasangan ini.
Massa pendukung Irwandi tak hanya berasal dari Kabupaten Bireuen, tetapi juga datang dari Banda Aceh, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Bener Meriah, dan Aceh Tengah.
Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam kampanye ini sempat membuat kemacetan sepanjang 10 kilometer ruas Jalan Banda Aceh– Medan. Bahkan, mereka yang datang terlambat harus bejalan kaki hingga dua kilometer untuk mencapai lokasi kampanye.
Juru kampanye nasional ikut diboyong pasangan nomor urut 6 ini dalam kampanye akbar kali ini. Sebut saja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo SH MIP serta mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS. Hanya saja, Walikota Surabaya Tri Rismahani yang awalnya dijadwalkan ikut nerkampanye, batal bertolak ke Aceh.
Tokoh berkelas lainnya turut hadir dalam kampanye tersebut, termasuk mantan Pangdam Iskandar Muda Soenarko dan mantan juru runding GAM Nur Djuli. Lalu ada anggota DPR RI Muslim SHI, anggota DPD RI Ghazali Abbas Adan, Ketua Umum PDA Aceh Tgk Muhibussabri, Ketua PDIP Aceh H Karimun Usman, Teungku Ahmad Tajuddin (Abi Lampisang) dan Abu Tumin Blang Bladeh ikut menyampai orasi politik di hadapan massa pendukung Irwandi-Nova.
Kehadiran massa yang membludak tentu tidak terlepas dari performa Irwandi. Terlebih, sosok kelahiran Bireuen ini pernah menjabat Gubernur Aceh 2007-2012. Kala itu, ia yang berpasangan dengan Muhammad Nazar maju dari jalur independen dan terpilih berkat sokongan mantan kombatan GAM dan para aktivis. Pada 2012, Irwandi dan Nazar maju kembali dengan pasangan berbeda. Namun keduanya gagal terpilih.
Dalam orasinya, Irwandi mengatakan bila diberi kesempatan mempimpin Aceh kembali, maka ia akan membangkitkan Aceh dari keterpurukan selama beberpa tahun terakhir. Pasangan yang mengusung jargon ‘Melanjutkan yang Tertunda’ dan ‘Salam JKA’ ini mengaku punya sejumlah program yang akan dilakukan untuk mensejahterakan Aceh, lima tahun ke depan.
Penampilan Irwandi seolah mampu menghipnotis massa yang hadir. Pendukung yang berasal dari berbagai partai pengusung ini berlaku tertib sepanjang acara berlangsung.
“Saya bersama Nova bertekad mensejahterakan rakyat jika terpilih menjadi gubernur. Apa yang saya lakukan dulu, yang tertunda akan kita teruskan kembali. Kita punya 15 program untuk mensejahterakan rakyat Aceh,” sebutnya.
Irwandi bercerita, saat menjabat Gubernur Aceh dari 2007 hingga 2012 dirinya telah banyak terobosan yang dilakukan, seperti membentuk Badan Dayah, sehingga dayah serta teungku mendapatkan bantuan langsung dari Pemerintah Aceh. “Saya antar langsung dananya ke dayah dan kepada teungku sehingga tak perlu lagi harus meminta sumbangan. Karena ulama adalah pewaris nabi, maka harus kita hormati,” sebutnya.
Baca: Pergeseran Dukungan Untungkan Kubu Irwandi
Program lain yang popular di masanya adalah Jaminan Kesehatan Aceh (JKA). Sejak saat itu, masyarakat Aceh bisa berobat ke rumah sakit hanya dengan berbekal Kartu Tanda Penduduk (KTP). Program ini akhirnya diikuti oleh daerah lainnya dan secara nasional. Begitu juga dengan program Bantuan Keuangan Pemakmu Gampong (BKPG).
“Semasa saya dulu, juga kita menggagas program beasiswa bagi anak yatim. Saat ini kita dengar jumlah dan kualitasnya sudah berkurang dibandingkan dulu semasa saya menjabat gubernur,” katanya.
Irwandi juga berpesan kepada pendukung agar mengawal dan mengamankan suara yang diberikan masyarakat kepada Irwandi-Nova di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pencoblosan. “Jangan tinggalkan TPS sebelum perhitungan suara selesai, agar tidak ada yang mencuri suara kita,” pesannya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menjadi jurkam dalam orasinya mengaku siap membantu pemerintahan Aceh di bawah kepemimpinan Irwandi–Nova dalam lima tahun ke depan. Menurutnya, Aceh dan Jateng dapat menjalankan kerja sama dalam berbagai bidang jika Irwandi terpilih menjadi gubernur dalam Pilkada serentak, 15 Februari mendatang.
DUKUNGAN ULAMA
Sementara itu, Ghazali Abbas Adan yang juga menjadi jurkam Irwandi-Nova mengatakan Aceh butuh pemimpin yang mampu mengelola pemerintahan dengan professional. Dikatakannya, jika sebuah pekerjaan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kenacurannya. “Meunyo tugas tajok kon bak ahli jih, maka preh phak luyak jih. Irwandi dan Nova adalah calon pemimpin yang profesional dan punya keahlian dan kemampuan. Nova punya komunikasi yang baik dengan pusat,” ujar Ghazali Abbas.
“Meskipun dana yang diberikan untuk Aceh cukup besar, namun jika yang mengelolanya tidak profesional dan tak bisa melahirkan program-program untuk kesejahteraam masyarakat, maka semua itu tak akan bermanfaat,” tambahnya.
Dia yakin, jika Irwandi-Nova mampu dan sanggup membangun Aceh serta menjadikannya lebih baik, maju dan sejahtera. ”Kita kampanye hari ini tak perlu memberikan janji-janji seperti yang lain, yang kemudian tak mampu dipenuhi. Bek watee kampanye meuno kacang, oh watee singoh ka chong, karena semakin banyak janji, semakin banyak berbohong. Irwandi-Nova tak perlu membuat janji ini-itu, programnya saat menjabat Gubernur Aceh sudah terbukti,” terang pria yang sempat menjadi lawan politik Irwandi saat maju di Pilkada 2006.
Kata dia, pilihan yang tepat untuk lima tahun ke depan adalah memilih pemimpin yang paham tata kelola pemerintahan. Tak ada pilihan lain untuk Aceh, tegas Ghazali, selain menjatuhkan pilihan kepada Irwandi-Nova.
Baca: Aura Kemenangan Irwandi
Ghazali juga sempat menyinggung dukungan ulama ke Irwandi Yusuf. Menurutnya, kehadiran Abu Tumin dan Abi Lampisang membuktikan keberpihakan ulama pada Irwandi. “Jadi kalalu ada calon yang mengatakan cuma mereka yang didukung ulama, itu salah. Buktinya, Abu Tumin, ulama tersohor dan kharismatik di Aceh mendukung Irwandi,” sebutnya lagi.
Ketua Umum PDA Aceh Tgk Muhibussabri ikut menguatkan seruan ini. Menurutnya, Irwandi-Nova mendapatkan restu dari ulama, termasuk Abu Tumin yang ikut berkampanye di atas panggung. “Siapa lagi yang harus kita dengar kalau bukan ulama. Yang hadir di sini tentu sudah mendengar langsung apa maklumat Abu Tumin? Karena itu, kita harus mendengar ulama dan mendukung Irwandi,” tegas pria yang akrab disapa Abi Muhib ini.
Abu Tumin yang sempat memberi tausiah di awal kampanye secara tegas meminta masyarakat Aceh untuk memenangkan Irwandi–Nova dalam Pilkada mendatang. Tak hanya itu, Abu Tumin juga mempeusijuk pasangan ini sebelum memulai orasi.
Pimpinan Dayah Al-Madinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh ini juga meyakinkan, kehadiran dirinya dalam kampanye itu sebagai suatu maklumat untuk memberikan dorongan yang besar kepada Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah. “Kalau untuk gubernur, pilih Irwandi,” tegas Abu Tumin.
Abu Tumin juga berpesan jika nantinya pasangan ini terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Aceh, dapat menjadi pemimpin yang amanah dan adil dalam memerintah. “Neupeutimang rakyat, neupeutimang nanggroe. Beek neupeutimang person ureung, beek geupeutimang keulompok,” pesannya.
Ketua Tim Sekretariat Bersama Pemenangan Irwandi–Nova, Samsul Bahri mengaku cukup puas dengan acara tersebut. Menurut pria yang akrab disapa Tiyong ini, massa yang hadir melebihi ekspektasi panitia.
“Kami awalnya menargetkan 30 ribu orang hadir, tapi nyatanya bisa mencapai dua kali lipat, bahkan lebih. Banyak pendukung juga tak sempat sampai ke lokasi acara karena terjebak macet,” ujarnya.
Tiyong juga mengapresiasi kinerja panitia yang disebutnya cukup berhasil dalam pelaksanaan kampanye akbar ini. Bahkan, sejak dimulai hingga berakhir acara, tetap berlangsung tertib dan terkendali. “Saya ucapkan terima kasih kepada para panitia yang bekerja siang malam menyiapkan acara ini. Kemudian kepada para Satgas PNA yang berhasil mengawal acara ini berjalan aman dan tertib,” tandas anggota DPR Aceh ini.[]
Belum ada komentar