PM, Lhokseumawe – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy mengingatkan pemerintah agar memberi perhatian khusus kepada usaha mikro, kecil dan menengah di Aceh. Menurutnya, sektor yang kini menampung 65 juta pelaku usaha di seluruh Indonesia inilah yang terdampak pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Saat meninjau Pasar Inpres Lhokseumawe, Kamis (2/7/2020), Muhadjir mengimbau agar pemerintah memudahkan akses pinjaman ke sektor usaha mikro dan kecil. Kata Muhadjir, pelaku UMKM cenderung taat mengembalikan pinjaman tersebut.
“Bila ada yang terlambat mengembalikan, angkanya juga kecil. UMKM ini harus didorong agar sektor riil segera bangkit. Segala upaya harus kita lakukan. Sesuai instruksi Pak Presiden, bahwa pemulihan ekonomi, pertumbuhan ekonomi harus dicapai tetapi secara bersamaan Covid-19 harus kita tekan,” kata Muhadjir, mengutip laman resmi Pemprov Aceh.
Jika mengingat kembali krisis tahun 1998 silam, ia mengungkapkan bahwa usaha mikro dan kecil saat itu mampu bertahan dan menjadi penopang perekonomian Indonesia.
“Belajar dari krisis 98, saat itu, pengusaha besar banyak yang kolabs. Jadi, saat itu UMKM lah yang jadi penyangga ekonomi,” kata dia.
Menyahuti arahan presiden, berbagai kebijakan yang pro UMKM juga wajib mewaspadai kondisi pandemi. Jangan sampai pasar menjadi potensi sebagai kluster baru. “Oleh karena itu, protokol kesehatan harus diawasi dan ditegakkan secara disiplin di pasar-pasar,” imbaunya.
Dalam kunjungannya ke Lhokseumawe, Muhadjir Effendi meninjau Pasar Inpres bersama Plt Gubernur Aceh, Pangdam IM, Wakapolda Aceh dan Wali Kota Lhokseumawe. Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, ia juga sempat singgah ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia untuk meninjau instalasi laboratorium BLUD di RSUD tersebut.
Muhadjir dalam kesempatan itu juga menyerahkan bantuan alat medis, yaitu masker medis 8 ribu helai, APD 1.800 helai, reagent 500, rapid test 2.500 unit, Al-Qur’an 80 dan buku bacaan 1 kodi. [*]
Belum ada komentar