Tingkatkan Pemberdayaan IRT, Bekraf Gelar Coding Mum

Tingkatkan Pemberdayaan IRT, Bekraf Gelar Coding Mum
Sejumlah Ibu Rumah Tangga (IRT) mengikuti Coding MUM, yang diselenggarakan oleh Bekraf dan Pemko Banda Aceh.(Pikiran Merdeka/IST)

PM, Banda Aceh – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerjasama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh, menggelar kegiatan Coding MUM, kepada Ibu Rumah Tangga (IRT) di Banda Aceh. Kegiatan ini telah berlangsung dari 9 Agustus lalu.

Saat ditutup oleh Asisten Adminitrasi Umum, Nurdin S Sos, Kamis (7/9) di Ruang Digital Lounge (DIlo) IT Learning Center Banda Aceh, puluhan IRT ini telah memiliki pengetahuan IT yang membanggakan.

Bahkan, mereka telah mampu mendesain dan membuat halaman web untuk menjalankan bisnis dan mempromosikan usaha mereka sendiri.

Nurdin S Sos yang mewakili Walikota mengaku bangga melihat perkembangan dari para IRT yang sangat pesat. Katanya, kegiatan ini memberi kesempatan bagi para IRT untuk bisa lebih mengaktualisasikan diri dan usahanya, sehingga eksistensi setiap gagasan maupun produknya mendapat tempat yang pantas dalam persaingan global.

“Era sekarang ini, nyaris semua orang memiliki gadget dan mempunyai akun media sosial. Dunia tidak lagi terasa luas karena manusia dibelahan bumi dapat saling mudah berkomunikasi,” tambah Nurdin.

Karenanya, IRT dapat memanfaatkan IT hanya dari rumah membangun bisnis dan memiliki penghasilan tambahan.

Kata Nurdin, Pemko Banda Aceh berharap seluruh warga Kota Banda Aceh dapat terus eksis di media sosial dalam rangka menggiatkan promosi pariwisata serta berbagai keunikan dan kekhasan yang dimiliki Kota Banda Aceh melalui media sosial atau dunia maya.

“Maka dapat kita bayangkan bagaimana progress perekonomian dan pariwisata Kota Banda Aceh, jika ada banyak ibu-ibu rumah tangga yang paham dunia pemrograman, memiliki web sendiri, berbisnis, dan eksis melakukan beragam aktivitas di dunia maya, dimana setiap eksistensinya memberi dampak yang signifikan terhadap Kota Banda Aceh,” ujarnya.

Salmiah (58), salah satu IRT yang mengikuti kegiatan Coding MUM di DIlo Banda Aceh mengaku senang dapat mempromosikan kue kering hasil karyanya lewat web yang dia miliki.

“Bahkan bukan kue hasil karya Saya saja yang bisa Saya promosikan, Saya juga membantu mempromosikan kue-kue hasil karya tetangga di halaman web Saya,” ungkapnya saat mempresentasikan web nya dideapan peserta dan para mentor dari Bekraf.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Harga Cabai Merah di Meulaboh Naik 40 Persen
Harga Cabai Merah di Meulaboh Naik 40 Persen PM, MEULABOH – Harga beli cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Meulaboh, Aceh Barat, sejak sepekan terakhir mengalami kenaikan hingga 40 persen, dari Rp 30 ribu menjadi Rp 48 ribu per kilogramnya. Seorang pedagang sayur-mayur di Pasar Bina Usaha, Meulaboh, Iyan kepada wartawan, Jumat (22/9) menyebutkan, kenaikan harga tersebut akibat minimnya pasokan cabai merah lokal sejak beberapa hari terakhir. Biasanya, kata Iyan, pihaknya menerima pasokan cabai merah dari Nagan Raya hingga mencapai 100 kilogram perhari. Tetapi saat ini pengiriman cabai mereah ini tersendat. Saat ini, pedagang hanya menerima pasokan cabai hanya 40 kilogram dari Sumatera Utara. “Cabai yang kita terima sekarang ini hanya pasokan dari luar saja, itupun dengan jumlah yang sangat sedikit dan harga sangat mahal. Sehingga kami terpaksa menyusuaikan harga jual dengan harga yang kami peroleh dari distributor,” katanya. Dampak dari harga mahal membuat penjualan cabai di pasar Bina Usaha dan beberapa pasar lainnya di Aceh Barat mengalami penurunan. Warga hanya membeli cabai dalam jumlah kecil, sehingga membuat pendapatan pedagang berkurang.[] Harga cabai merah di Kota Meulaboh, mengalami kenaikan hingga 40 persen, dari Rp 30 ribu menjadi Rp 48 ribu per kilogram.(Pikiran Merdeka/Azhar)

Harga Cabai Merah di Meulaboh Naik 40 Persen