Merak—Sebanyak 39 unit kapal roll on roll off (roro) di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten akan dioperasikan untuk melayani arus mudik Lebaran 2012 ini.

Namun, dari 39 kapal yang beroperasi di lintasan Merak-Bakauheni hanya lima unit kapal roro buatan di atas tahun 1990-an. Sisanya adalah kapal roro buatan 1970-an dan 1980-an yang diproduksi di Jepang, Korea Selatan, dan Inggris.

Data dari PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Merak menyebutkan kapal tertua adalah kapal keluaran tahun 1971 atau sudah berusia 39 tahun. Sementara yang termuda, adalah kapal keluaran tahun 1997 atau sudah berusia 15 tahun. Adapun sisanya didominasi oleh kapal-kapal keluaran era tahun 1980-an.

Keberadaan kapal yang berusia lanjut berdampak pada waktu perbaikan (docking) yang sering tertunda lantaran harus menunggu suku cadang kapal yang terbatas.

“Kapal tua suku cadangnya tidak banyak. Kalau pun ada harus memesan lebih dulu, itu pun belum dipastikan kapan datangnya,” kata Direktur Usaha Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry, Prasetyo B Utomo, Kamis (2/8) malam.

Menurutnya, tertundanya docking berdampak terhadap perubahan jadwal yang mengakibatkan kapal beroperasi kurang optimal. “Tidak bisa dipungkiri penundaan menyebabkan antrean di Merak lantaran minimnya kapal,” katanya.

Kapal roro yang tergolong tua tersebut di antaranya, KMP Jatra I dan Jatra II buatan tahun 1980, Jatra III tahun 1985, BSP I tahun 1973, BSP II tahun 1971, BSP III tahun 1973, Bahuga Pratama tahun 1992, Bahuga Jaya tahun 1987, Menggala tahun 1973, Mufidah tahun 1979, Duta Banten tahun 1973, Jagantara 1979, Nusa Dharma tahun1986, Nusa Bahagia tahun 1979, Victorius tahun 1990, Laut Teduh I tahun 1990, Musthika Kencana tahun 1975, HM Baruna tahun 1992, Tribuana tahun 1997 dan Rajabasa I tahun 1990.

Selain itu, SMS Kartanegara dibuat tahun 1984, Windu Karsa Dwita tahun 1997, WIndu Karsa Pratama tahun 1993, Titian Nusantara tahun 1995, Panorama Nusantara tahun 1987, Royal Nusantara tahun 1985, Prima Nusantara tahun 1975, Mitra Nusantara tahun 1997, Titian Murni tahun 1985.

Kapal yang juga sudah tua, Nusa Agung dibuat tahun 1992, Nusa Jaya tahun 1987, Nusa Mulia tahun 1992, Nusa Setia 1994.

Sementara itu, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak Supriyanto mengatakan pihaknya sudah meminta kepada Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (gapasdap) menghindari penundaan jadwal docking yang diakibatkan keterbatasan suku cadang.

“Kami meminta kepada pengusaha kapal agar memesan suku cadang sebelum docking. Jadi tidak ada alasan kapal terlambat beroperasi karena menunggu suku cadang,” katanya. [suarapembaruan]

Komentar