Saat menggelar pertemuan dengan mantan kombatan yang berasal dari Pidie dan Pidie Jaya, 3 April 2016, Muzakir Manaf sempat digoyang soal calon wakil yang akan mendampinginya.
Pertemuan di kantor DPW PA Pidie itu juga dihadiri Ketua Tuha Peut Partai Aceh, Malek Mahmud. Kabarnya, rapat itu diikuti oleh puluhan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka yang pernah menjalani pelatihan di Tripoli, Libya. Di antaranya Bupati Pidie Sarjani Abdullah, Bupati Pidie Jaya Aiyub Abas, dan Wakil Ketua PA Kamadudin Abubakar alias Abu Razak.
Sumber Pikiran Merdeka yang hadir dalam pertemuan itu menceritakan, Mualem—sapaan Muzakir Manaf—meminta kepada anggota forum yang hadir agar memberi dukungan kepadanya untuk maju sebagai calon gubernur dari Partai Aceh.
Namun, para Mualimin—sebutan untuk GAM eks Tripoli—Wilayah Pidie dan Pidie Jaya yang hadir menolak keinginan Mualem untuk berpasangan dengan Cawagub dari Parnas. Mereka meminta PA mengusung wakil dari internal. Bahkan, mereka dengan tegas menolak pencalonan tersebut jika Muzakir Manaf akan berpasangan dengan Ketua Gerindra Aceh TA Khalid.
“Mualem sambil menangis menyatakan, jika ia tak didukung untuk maju sebagai Cagub berpasangan dengan TA Khalid maka ia tak akan maju dalam Pilkada nanti. Ia juga memilih untuk kembali ke Malaysia”.
“Mualem sambil menangis menyatakan, jika ia tak didukung untuk maju sebagai Cagub berpasangan dengan TA Khalid maka ia tak akan maju dalam Pilkada nanti. Ia juga memilih untuk kembali ke Malaysia,” sebut sumber ini.
Di luar dugaan, sambung sumber itu, di antara peserta rapat ada yang menjawab pernyataan Mualem tersebut, “Hana pue, neu balek laju u Malaya.”
Umumnya, anggota forum yang hadir tidak berbicara banyak, termasuk Sarjani Abdullah. Bahkan, kata sumber ini, jika sebelumnya Ketua PA/KPA Pidie Sarjani Abdullah yang juga Calon Bupati Pidie dari PA mewajibkan kader PA Pidie untuk mendukung Mualem, dalam pertemuan itu hanya terdiam.
Kamaruddin Abubakar atau yang akrab disapa Abu Razak mengaku menghadiri pertemuan tersebut. Namun, saat ditanyakan perihal penolakan Cawagub yang akan mendampingi Mualem dari luar PA, ia menolak memberikan keterangan.
Ia mempersilahkan Pikiran Merdeka menghubungi tokoh PA lain yang juga menghadiri pertemuan itu. “Maaf, saya tak bisa berkomentar soal itu, silahkan tanya yang lain seperti Bang Sarjani, Tgk Ayub, Formen atau yang lainnya,” ujarnya di ujung telepon, Jumat pekan lalu.
Baca: Mualem Berjumpa dengan Surya Paloh
Senada dengan informasi yang diperoleh Pikiran Merdeka, merujuk pemberitaan media online, dalam pertemuan itu Mentroe Malek Mahmud sempat meminta agar DPA PA memilih calon wakil gubernur yang mendampingi Mualem berasal dari kalangan internal PA.
Menurut Malek Mahmud, penunjukan calon dari internal partai akan menghindarkan Partai Aceh dari perpecahan lebih besar lagi. “Apalagi dua Tuha Peut, Zaini Abdullah dan Zakaria Saman, menyatakan diri keluar dari PA,” kata seorang sumber, seperti dilansir AJNN.
Namun, kabar ini dibantah Juru Bicara Partai Aceh, Suaidi Sulaiman. Pria yang akrab disapa Adi Laweung ini mengatakan dirinya tidak mengetahui pertemuan tersebut karena tak menghadirinya.
Sementara Mualem yang dikonfirmasi Pikiran Merdeka kala itu mengakui kabar penolakan tersebut. Menurutnya, hal itu wajar karena ada beberapa kader yang belum paham keputusan yang ia ambil.
Mualem menyatakan, dalam pertemuan tersebut ia membeberkan alasannya memilih Cawagub di luar kader Partai Aceh. Kepada forum yang hadir, ia menjelaskan kepentingan yang harus diperhatikan sehingga ia memutuskan menggandeng Parnas. Ia meminta para kader yang hadir memahami alasan tersebut dan saling menguatkan barisan untuk memenangkan PA dalam Pilkada mendatang.
Terkait kabar pernyataan dirinya yang menyatakan akan mundur dari pencalonan bila tak didukung dengan menggandeng wakil dari Parnas maka akan kembali ke Malaysia, Mualem juga mengakuinya. Ia sempat mengeluarkan pernyataan tersebut. Namun, lanjutnya, itu hanya pernyataan emosional. “Itu pernyataan emosional semata,” ujar Mualem.
Meski pernyataan itu menuai polemik dalam forum tersebut, hal itu tak mengubah niatnya maju. Ia menyatakan seluruh kader PA dan KPA komit mengusungnya dan mendukung keputusan apa pun yang ambilnya.[]
Belum ada komentar