PM, Banda Aceh – Gubernur Aceh Zaini Abdullah membanting batako pada proyek pekerjaan landscape Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, ketika meninjau proyek dikerjakan Waskita Karya itu, Rabu (17/2/2016).

Bukan hanya satu batako yang terbelah saat dijatuh dari ketinggian setengah meter di atas pasir, tetapi dua batako bernasib serupa, bahkan hancur berkeping-keping. “Kita sudah meminta pelaksana proyek landscape Mesjid Raya Baiturrahman untuk mengganti batako yang telah terpasang sekitar 30 persen dengan batu bata,” kata Doto Zaini. Tetapi, lanjut dia, tetap saja tidak digantikan.

Batako digunakan rekanan untuk meratakan dan meluruskan dinding yang telah dicor yang nantinya juga akan diplaster, namun pola kerja seperti itu dikhawatirkan akan runtuh ketika terjadi gempa. “Yang penting kualitas pembangunan, molor waktu tidak ada masalah,” katanya.

Persoalan batako sebagai bahan penutup dinding yang telah dicor muncul setelah sejumlah anggota Komisi IV DPR Aceh melakukan sidak dan menemukan batako yang pasang di dinding basement berkualitas rendah dan mudah hancur. “Kita apresiasi atas temuan dari pihak DPR Aceh yang telah melakukan sidak. Pemerintah Aceh akan terus memantau perkembangan renovasi mesjid ini,” ujarnya.

Perluasan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dimulai sejak Juli 2015 dengan anggaran mencapai Rp1 triliun lebih untuk jangka panjang. Sementara untuk jangka pendek dibutuhkan dana Rp344 milliar yang direncakanan selesai pertengahan 2017. “Kita akan memantau terus pekerjaan ini agar pelaksanaannya berkualitas,” tambahnya.

Sementara itu, koordinator lapangan pekerjaan landscape Mesjid Raya Baiturrahman, Hasanuddin, mengatakan pihaknya segera membongkar batako yang telah dipasang. “Kami akan membongkarnya. Ada sekitar 10 ribu batako atau sekitar 30 persen yang telah terpasang,” sebutnya.[]

Komentar