Militer Myanmar Pakai TikTok Sebar Ancaman ke Warga

078529500 1546921575 rakhine
Ilustrasi Foto: Militer Myanmar ditugaskan di negara bagian Rakhine untuk menumpas pemberontak Tentara Arakan. (AFP)

Angkatan bersenjata dan polisi Myanmar memanfaatkan TikTok untuk menyebar ancaman kepada para warga yang memprotes kudeta di negara itu.

Hal ini disampaikan oleh kelompok pembela hak digital di Myanmar, MIDO. Kelompok yang sama juga mendorong aplikasi berbagi video asal China itu untuk mengumumkan telah menghapus konten yang menghasut kekerasan.

Menurut kelompok ini, ditemukan lebih dari 800 video pro militer yang mengancam para pengunjuk rasa. Sebelumnya, terjadi peningkatan aksi pada Rabu (3/3) hingga mengakibatkan 38 pengunjuk rasa tewas, seperti dilaporkan PBB.

“Itu masih puncak gunung es saja,” jelas Direktur Eksekutif MIDO Htaike Htaike Aung, seperti dikutip Reuters.

Juru bicara dari militer dan junta tidak merespons saat dimintai komentar.

Sebelumnya, Reuters melaporkan satu video yang menunjukkan seorang pria berseragam tentara mengarahkan senapan serbu ke kamera dan berbicara kepada pengunjuk rasa.

“Saya akan berpatroli di seluruh kota malam ini dan saya akan menembak siapa pun yang saya lihat … Jika Anda ingin menjadi martir, saya akan memenuhi keinginan Anda,” kata pria itu.

Namun, Reuters tidak dapat menghubungi pria itu atau pria berseragam lainnya yang muncul di video TikTok tersebut untuk memverifikasi apakah mereka memang angkatan bersenjata Myanmar atau bukan.

TikTok adalah platform media sosial terbaru yang digunakan untuk mengancam dan menyebarkan ujaran kebencian di Myanmar.

Merespons hal ini, Tiktok menyebut telah memiliki Pedoman Komunitas yang tidak mengizinkan konten yang memicu kekerasan atau informasi yang salah yang menyebabkan bahaya. Kebijakan TikTok juga melarang menampilkan senjata kecuali berada di “lingkungan yang aman”.

“Terkait dengan Myanmar, kami telah dan terus akan menghapus semua konten yang memicu kekerasan atau menyebarkan informasi yang salah, dan secara agresif pemantauan untuk menghapus konten semacam itu yang melanggar pedoman kami,” jelas Tiktok dalam pernyataan resmi.

Selain itu, Reuters juga telah meninjau lebih dari selusin video di mana pria berseragam, terkadang mengacungkan senjata, mengancam akan melukai pengunjuk rasa yang menyerukan pembatalan kudeta dan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi. Video-video yang disebutkan Reuters itu telah diturunkan oleh Tiktok pekan ini.

TikTok mendapat banyak unduhan di Myanmar setelah militer melarang Facebook bulan lalu. Aplikasi ini ada di 20 besar aplikasi yang paling banyak diunduh.

Facebook pun telah melakuka pengetatan konten di negara itu, sejak dituduh membantu mengipasi kekejaman terhadap minoritas Muslim Rohingya pada tahun 2017.

Sumber: CNN Indonesia

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Menyoal Konsekuensi Pers di Myanmar
Wa Lone (33 tahun), dan Kyaw Soe Oo (29 tahun), dua jurnalis Reuters yang dibebaskan setelah ada amnesti dari Presiden Myanmar. (Sumber foto: Okezone)

Menyoal Konsekuensi Pers di Myanmar

TOPSHOT YEMEN PALESTINIAN ISRAEL CONFLICT
Sebuah foto selebaran dari Pusat Media Huthi Ansarullah Yaman menunjukkan kobaran api besar yang muncul setelah serangan jet tempur Israel di kota pelabuhan Hodeidah yang dikuasai pemberontak Yaman pada hari Sabtu. Pusat Media Ansarullah/AFP via Getty Images

Kelompok Houthi Yaman Ancaman Balas Serangan Udara Israel