Jakarta—Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengutarakan harapannya agar Indonesia dapat melakukan ekspor garam untuk pertama kali tahun 2013 setelah berhasil meraih swasembada garam konsumsi tahun 2012.
“Pada tahun 2013 ini diharapkan kita akan mengekspor garam konsumsi untuk pertama kalinya,” kata Sharif Cicip Sutardjo dalam acara Refleksi Tahun 2012 dan Outlook Tahun 2013 KKP di Jakarta, Rabu (9/1).
Menurut Sharif, status swasembada garam konsumsi tahun 2012 telah lama ditunggu-tunggu sejak sekitar dekade 1960-an sehingga untuk ke depannya impor garam konsumsi harus distop.
Sedangkan untuk kelebihan stok garam konsumsi, ujar dia, harus dapat dikonversi oleh sejumlah pihak terkait menjadi bahan baku garam industri.
Ia memaparkan, potensi lahan usaha garam rakyat yang terdapat di 40 lokasi adalah sekitar 31 ribu hektare dan terdapat sembilan lokasi yang dinilai bisa dibangun untuk program usaha garam rakyat.
“Daerah-daerah yang bisa di produksi sebagai tambak garam tidak banyak,” katanya.
Berdasarkan data KKP, produksi garam tahun 2012 adalah sebesar 2,9 juta ton yang sebagian besar atau sekitar 2 juta ton merupakan hasil produksi dari petambak program Pugar (Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat).
Sedangkan kebutuhan garam konsumsi per tahun adalah sekitar 1,4 juta ton yang terbagi sama besar baik antara kebutuhan semester II 2012 dan kebutuhan semester I 2013.
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk akan membangun pabrik beton berkapasitas 200.000 ton per tahun dengan investasi sekitar Rp250 miliar di lahan milik PT Garam, Pasuruan, Jawa Timur.
“Saya mendorong WIKA bekerja sama membangun pabrik beton pada lahan tidak produktif milik PT Garam. Kemitraan ini diharapkan terealisasi pada 2014,” kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di Jakarta, Selasa (8/1).
Menurut Dahlan, dirinya sudah memberikan izin untuk pemanfaatan lahan PT Garam seluas 280 hektare untuk dijadikan sebagai Kawasan Industri WIKA.
Ia memaparkan, dalam jangka panjang lahan ini akan dijadikan kawasan industri, namun pada tahap awal segera dibangun pabrik beton di lahan seluas 30-50 hektare, yang kemudian dilanjutkan membangun pelabuhan.[ant]
Belum ada komentar