Untuk tahun 2021 ini, Kementerian Keuangan mengalokasikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 sebesar Rp 699,43 triliun.
Dana ini meningkat dari alokasi sebelumnya yang sebesar Rp 695,2 triliun atau meningkat 20,63 persen dari realisasi anggaran PEN 2020.
Anggaran PEN 2021 berfokus pada lima bidang yakni, kesehatan sebesar Rp 176,3 triliun, perlindungan sosial Rp 157,4 triliun, dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi Rp 186,8 triliun, insentif usaha dan pajak Rp 53,9 triliun, serta program prioritas Rp 125,1 triliun.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, tahun lalu saja ekonomi Indonesia mampu bertahan. Ini lantaran kebijakan pemerintah yang cepat dan terukur.
“Kalau kita lihat ada fleksibilitas dalam APBN untuk melakukan realokasi dan refocusing,” ujar Kunta, Jumat (26/2/2021) melansir Suara.com.
Dengan kebijakan tersebut tren pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan sejak kuartal II-IV 2020. Kunta berharap bisa meningkat di kuartal I 2021 ini.
“Oleh karena itu APBN tetap jadi countercyclical dan program vaksinasi diharapkan efektif sehingga pemulihan ekonomi bisa diperkuat,” kata Kunta.
Secara umum PEN cukup optimal dalam mendorong perekonomian. Ada beberapa survei dari Indonesian High Frequency, World Bank, dan lain-lain, yang intinya adalah program perlindungan sosial membantu daya beli masyarakat di tengah kondisi pandemi.
“Cakupan perlindungan sosial dan targeting makin baik. Hasil survei untuk UMKM menunjukkan intervensi ini membuat mayoritas UMKM mampu bertahan,” jelas Kunta.
Untuk 2021, pemerintah mencanangkan untuk melakukan penguatan langkah menanggulangi pandemi dan pemulihan ekonomi.
“Jadi kebijakan prioritasnya untuk vaksinasi, penguatan 3M dan 3T, termasuk PPKM Mikro, serta program PEN, dengan begitu kita optimistis ekonomi bergerak di 2021 ini pada pertumbuhan 4,5 persen -5,3 persen,” tukasnya.
Sumber: Suara.com
Belum ada komentar