Polisi memasang garis pembatas di sekitar lokasi meldedaknya sumur minyak.(PM/ALI)

PM, Idi – Kondisi pada hari kedua pasca terjadi ledakan sumur minyak tradisional milik warga di desa Pasi Putih, kecamatan Rantau Perlak, kabupaten Aceh Timur, masih terlihat adanya semburan berupa minyak bercampur air.

Berbeda dengan kondisi malam tadi, dimana api masih terlihat membumbung tinggi mencapai 50 meter. Namun sejak Kamis (26/4) pagi tadi api sudah padam.

Ada sekitar 250 aparat gabungan dari TNI-Polri, BPBD, tim dari Pertamina, Medco dan sejumlah pihak terkait telah diterjunkan ke lokasi untuk mengamankan titik semburan minyak, karena sejak malam tadi sejumlah warga masih terlihat bebas masuk ke lokasi.

Pagi tadi, Polisi telah memasang police line dengan radius 100 meter dari titik semburan. Warga sudah tidak diperkenankan masuk. Di sekitar lokasi juga dilarang merokok.

Iklan Duka Cita Thanthawi Ishak dari BPKA Dan SAMSAT

Kepala Badan Penaggulangan Bencana Aceh Teuku Ahmad Dadek di lokasi kejadian kepada wartawan mengatakan, pihaknya saat ini masih fokus pada penanganan korban.

Kemudian setelah itu, BPBA bersama tim dari Pertamina dan Medco dan sejumlah pihak terkait akan melakukan upaya untuk menghentikan semburan minyak.

“Kita sudah membuat parit-parit di lokasi agar semburan minyak tidak tergenang dan bisa dialiri ke dalam parit tersebut. Semburan itu 20 persen minyak dan 80 persen air,” kata Dadek.

Memang menurut Ahmad Dadek, semburan minyak tidak bisa dihentikan begitu saja karena daya sembur minyak akibat aktivitas pengeboran secara ilegal itu sangat kuat. Bahkan terlihat semburan minyak mencapai 30 meter ke udara.

“Kita berharap bisa segera berhenti semburan minyak, namun tidak bisa dilakukan begitu saja, tapi kita lihat api sudah mulai padam kita berharap beberapa hari kedepan semburan juga berhenti,” harapnya.()

 

Komentar