Aceh Setujui Investasi Rp1,5 Triliun untuk Pabrik Minyak Goreng

IMG 7963
Gubernur Aceh Muzakir Manaf saat menekan MoU kerjasama pembangunan pabrik minyak goreng, di Banda Aceh, Selasa (27/5/2025). Foto: HUMAS ACEH

PM, BANDA ACEH – Pemerintah Aceh menyetujui rencana investasi pembangunan pabrik minyak goreng (refinery CPO) oleh PT Flora Agung Group, dengan nilai investasi mencapai Rp1,5 triliun. Proyek tersebut akan dilaksanakan secara bertahap dan diharapkan mampu mendongkrak sektor industri pengolahan di Tanah Rencong.

“Iya, untuk rencana investasinya sekitar Rp1,5 triliun, dan dilaksanakan secara bertahap,” ujar Chief Operational Officer (COO) PT Flora Agung Group, Zia Muhammad, saat dikonfirmasi di Banda Aceh, Rabu (28/5).

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama pembangunan pabrik dilakukan sehari sebelumnya, Selasa (27/5), antara Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), dan CEO PT Flora Agung Group, Ivansyah, di Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh. Kesepakatan tersebut menjadi langkah awal pembangunan pabrik kilang untuk mengolah crude palm oil (CPO) menjadi minyak goreng berlabel lokal khas Aceh.

Zia mengungkapkan, pembangunan pabrik membutuhkan lahan seluas 10 hingga 15 hektare yang direncanakan berada di dua lokasi, masing-masing di wilayah pantai timur dan barat Aceh. Tahap awal proyek akan menyerap investasi sebesar Rp100-150 miliar dan menjalin kerja sama dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe.

“Pabrik minyak goreng yang rencananya bakal dibangun tersebut berkapasitas 36 ribu ton CPO per bulan, atau dengan rata-rata kebutuhan seribu ton CPO per hari,” jelas Zia.

Ia menambahkan, potensi kelapa sawit di Aceh dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik. Namun, keberlanjutan pasokan tetap menjadi perhatian utama perusahaan.

“Karena, tidak menutup kemungkinan kita juga ambil dari luar kalau pasokan CPO di Aceh tidak bisa continue. Karena itu, kami butuh support dari pemerintah juga untuk kepastian bahan baku. Tetapi, kalau potensi di Aceh lebih dari cukup,” ujarnya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, luas lahan sawit di Aceh mencapai 483 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, sekitar 263 ribu hektare merupakan lahan sawit rakyat dan sisanya, sekitar 220 ribu hektare, milik perusahaan melalui hak guna usaha (HGU). Produksi CPO dari wilayah ini berkisar antara 940 ribu hingga satu juta ton per tahun.

“Untuk implementasinya segera kita laksanakan setelah mengantongi semua proses perizinannya, kita mengupayakan bisa rampung tahun ini,” tambah Zia.

CEO PT Flora Agung Group, Ivansyah, menyampaikan komitmen perusahaan untuk mendukung berbagai sektor krusial di Aceh, termasuk industri, pertanian, peternakan, dan perkebunan.

“Mudah-mudahan, dengan tahapan pembangunan dan target industri hilirisasi refinery CPO dan pabrik minyak goreng di Aceh ini bisa muncul multiplier effect investasi lainnya,” ujarnya.

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menyambut positif investasi ini dan menekankan pentingnya komitmen dari investor.

“Kami sangat mendukung kerja sama ini demi kemajuan pembangunan Aceh. Kami berharap komitmen dari pihak perusahaan benar-benar diwujudkan dalam bentuk aksi nyata,” kata Mualem.

PT Flora Agung Group diketahui bergerak di sejumlah sektor strategis seperti perkebunan, peternakan, perikanan, serta industri pengolahan. Perusahaan ini juga menjadi mitra pemerintah dalam distribusi minyak goreng bersubsidi (Minyakita) dan dipercaya oleh Bulog dalam program distribusi beras serta ketahanan pangan di berbagai daerah.

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

WhatsApp Image 2024 11 14 at 12.58.51
PJ Ketua TP- PKK Aceh Hj. Safriati,S. Si, M.Si Membuka acara Seminar Sekolah Keluarga Samara dengan tema menggapai pernikahan bahagia, sesuai syari’at dan Hukum Nasional, di Anjong Mon Mata, pendopo Gubernur Aceh Kamis, 14 November 2024. Foto: Biro Adpim

Perkuat Ketahanan Pernikahan, PKK Aceh Buka Sekolah Keluarga Samara Angkatan ke-V untuk Generasi Muda