Rapat kerja akbar pasangan Tarmizi Karim–Machsalmina Ali telah berakhir. Namun, pasca acara tersebut, muncul tanggapan sumir dari para pengamat maupun kader partai pengusung kandidat itu. Acaranya dinilai tak cukup sukses.
Menanggapi hal itu, Sofyan Dawood yang menjabat ketua panitia rapat akbar itu, membantahnya. Ia menegaskan, acara yang dipersiapkan hanya dalam waktu empat hari itu berjalan sukses sesuai rencana.
“Acara ini berlangsung sesuai rencana. Yang paling membuat saya bangga, acara ini juga berjalan dengan tertib,” aku Sofyan, Sabtu pekan lalu.
Sebelumnya, panitia menargetkan massa yang hadir mencapai 30 ribu jiwa. Namun, menurut Sofyan, meski tak mencapai seperti target awal, para simpatisan dan pendukung yang hadir sudah sesuai harapan.
“Massa yang hadir capai 20 ribu orang, tidak kurang. Hal ini bisa dilihat dari konsumsi yang kita siapkan untuk 32 ribu orang, habis semua,” sebutnya.
Mobilisasi massa dari Aceh Besar dan Banda Aceh oleh seluruh partai pengsuung diangagp Sofyan sudah maksimal. Sejatinya, acara ini tak ada mobilisasi massa dari daerah. Namun, menurut panitia, ratusan mobil yang membawa ribuan orang dari wilayah barat selatan Aceh ikut meramaikan acara tersebut.
“Dalam jangka waktu empat hari kerja, kami bisa mengumpulkan massa yang begitu banyak. Padahal, untuk daerah tak ada mobilisasi massa, hanya para pengurus partai yang diwajibkan hadir,” sambung dia.
Baca: Deklarasi Senyap Tarmizi

Sofyan menuturkan, selama kegiatan berlangsung, kerjasama panitia yang terdiri dari koalisi Parpol juga terbilang baik. Di sisi lain, ia juga membantah adanya kekecewaan dari para ketua partai yang hadir dan berorasi di panggung deklarasi.
“Tak ada yang mengecewakan. Respon dari para ketua umum dan pengurus DPP juga sangat bagus, mereka puas terhadap acara ini,” tegas Sofyan.
Meski mengakui massa yang hadir membludak, Sofyan tetap tidak membantah saat giliran para petinggi partai pengusung berorasi, sudah sedikit massa yang bertahan di depan panggung utama. Hal ini karena sinar matahari yang begitu menyengat.
“Pada saat acara pukul 10, penuh sekali orangnya. Acaranya memang dijadwalkan berlangsung dua jam, 10.00-12.30 WIB. Kita tidak mungkin lewat dari jadwal itu. Karena panas terik, jadi masa menyebar dan mencari tempat berteduh,” kilahnya.
“Memang ada kesalahan teknis, kami perkirakan hari itu hujan. Ternyata cuacanya begitu panas. Jika tidak, kami pasti akan membuat tenda di tengah sebagai tempat berteduh,” ungkapnya.
Kabar yang menyebutkan acara tersebut menghabiskan biaya hingga Rp5 miliar, pun dibantah Sofyan Dawood. Namun ia enggan merinci berapa pengeluaran panitia selama acara berlangsung. Alasannya, pihak panitia masih menghitung ulang biaya pengeluaran. Ia juga membantah massa yang hadir dibayar 30-50 ribu per orang.
“Rp5 miliar? Tidak sampe segitulah. Kita juga tidak bayar massa yang hadir. Cuma kita bantu akomodasi untuk transpor, misalnya butuh untuk transpor berapa unit, jadi itu saja. Wajarlah kita bantu masyarakat yang mau datang,” terang mantan politisi PNA ini.
Terkait ketidakhadiran Zaini Djalil saat acara berlangsung bahkan Zaini tak terlihat sejak penjemputan Surya Paloh, Sofyan menyatakan Ketua NasDem Aceh itu dalam kondisi sakit. Bahkan, kini sedang dirawat di rumah sakit. Padahal, menurut Sofyan, selama persiapan acara Zaini Djalil cukup banyak berperan dalam mengarahkan panitia.
“Dua hari sebelum acara, beliau sakit dan masuk rumah sakit. Satu keluarga beliau sakit,” bebernya.
Mantan Jubir GAM ini juga membantah ketidakhadiran Zaini karena kekecewaan karena sebelumnya posisi wakil digantikan oleh Machsalmina Ali.
“Acara ini sukses. Meskipun kita targetkan 30 ribu, tapi tak mungkin pas 30 ribu. Ada 50 persen saja udah berhasil. Tapi perkiraan kami ini yang hadir 70 persen lah,” tutup Sofyan Dawood. []
Belum ada komentar