Rusia Bombardir ISIS, Mengapa Amerika Meradang?

Rusia Bombardir ISIS, Mengapa Amerika Meradang?
Obama dan Putin. dailysignal.

Dalam sebuah pernyatan pada Sabtu, 04, Oktober, 2015, Kolonel Jenderal Andrei Kartapolov, senior Staff Umum militer Rusia, mengatakan, serangan udara Rusia yang menargetkan Takfiri memaksa 600 dari mereka melarikan diri ke Eropa untuk berlindung. 

Mengapa hari-hari ini para pejabat AS di Washington tiba-tiba mencak-mencak dan memprotes keras Rusia yang menghancurkan kamp-kamp Takfiri di Suriah? Nampak Washington tak rela jika kelompok Takfiri binaannya sedang dibumihanguskan.

Mereka kocar-kacir, melarikan diri ke berbagai penjuru Eropa dan AS untuk berlindung, sementara Rusia berjanji denga tekad akan terus meningkatkan serangan dan membersihkan manusia-manusia penggorok leher dan pemakan jantung manusia itu dari Levant dengan tuntas.

Sejak serangan Rusia 30 September lalu, setidaknya 60 serangan udara menargetkan posisi dan kamp-kamp strategis Takfiri di Suriah yang mendorong Washington memprotes keras Vladimir Putin dan menyebarkan rumor ke publik, bahwa yang di bom oleh jet tempur Rusia adalah rumah-rumah warga sipil.

Sejauh ini, setidaknya 50 target penting posisi ISIS luluh lantak bahkan puluhan pos-pos komando, gudang-gudang penyimpanan amunisi dan bahan peledak, pusat komunikasi, kamp-kamp pelatihan serta mini-pabrik pembuatan bom, hancur. Yang karena ini, media pendukung ISIS berpusat di Washington membuat laporan palsu seolah Rusia menghancurkan pemukiman penduduk sipil tak bersalah.

Jelas, serangan Rusia sangat kontras dengan apa yang disebut dengan serangan Amerika dan koalisi yang nilai dan substansi serangan justru memperkuat posisi Takfiri di wilayah. Dari sisi ini, AS sama sekali tidak tertarik memukul dan menghancurkan kelompok Takfiri binaannya, bahkan menggunakan mereka untuk melemahkan pemerintahan sah, di Suriah dan Irak.

Dalam sebuah pernyatan pada Sabtu, 04, Oktober, 2015, Kolonel Jenderal Andrei Kartapolov, senior Staff Umum militer Rusia, mengatakan, serangan udara Rusia yang menargetkan Takfiri memaksa 600 dari mereka melarikan diri ke Eropa untuk berlindung.

“Intelijen kami menunjukkan, para militan meninggalkan daerah yang dikendalikan mereka. Panik dan desersi mulai menjangkiti dalam barisan mereka,” katanya.

“Sekitar 600 tentara bayaran meninggalkan posisi mereka, dan mencoba menemukan jalan menuju ke Eropa,” tandasnya.

Dan tentu saja Rusia tidak akan pernah mengalah atau kalah. Sebaliknya, Rusia dengan tegas dan tekad untuk terus mengintensitaskan serangan udara dan meningkatkan jumlah serangan kejutan untuk menurunkan dan menghancurkan basis-basis Takfiri di Suriah. Hal yang membuat AS dan boneka di Timur Tengah patut ketar-ketir.

Setidaknya Moskow mengklaim, serangan udara itu berhasil merusak sumber daya secara material dan teknis, bahkan memerosotkan mentalitas tempur mereka secara signifikan.

Sejak Rusia meluncurkan serangan udara terhadap sasaran Takfiri atas permintaan pemerintah Suriah, belasan pesawat Rusia telah meratakan dengan tanah beberapa gudang amunisi di dekat kota Jisr al-Shughur dan mencapai kamp pelatihan ISIS dekat kota Maaret al-Numan, baik di Idlib dan barat laut Suriah.

Hari Jumat, 03/10/15, Kementerian Pertahanan Rusia juga mengumumkan, selama 24 jam terakhir, jet tempur Su-34 membom sebuah pos komando ISIS di Provinsi Raqqa.

“Sebuah ledakan kuat di sebuah bunker yang juga digunakan oleh teroris untuk menyimpan sejumlah besar amunisi,” kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin tak pernah ada keinginan menghentikan serangan dan berjanji untuk pergi berperang melawan teroris dan membersihkan negara Timur Tengah dari ancaman ini dengan tekad bulat, tidak seperti tinju bayangan AS yang mempertegas diri terlibat di dalam.

Hasil positif lain dari serangan udara Rusia di Suriah setidaknya jet tempur penjahat perang Zionis secara otomatis tersekat ruang geraknya diatas ruang udara Suriah yang selama ini dengan bebas membantu menyelamatkan kelompok Takfiri.

Setidaknya, tiga malam lalu, empat jet tempur Israel jenis F-15s terpontang-panting melarikan diri ketika pesawat Sukhoi Rusia menghadapi mereka dengan gagah.

Dunia tersenyum merekah menyambut kedatangan Rusia di Suriah, keteguhan Hizbullah serta kesabaran IRGC.IT/Onh/Ass

[PM005]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Tak Mampu Nafkahi, Fathanah Ikhlaskan Istri Buka Jilbab
Ada yang berbeda dengan penampilan istri Ahmad Fathanah, Sefti Sanustika kali ini. Saat datang ke KPK untuk menjenguk suaminya, Sefty terlihat tak lagi mengenakan jilbab, Kamis (20/3/2014). [Pool/Lamhot Aritonang/detikFoto]

Tak Mampu Nafkahi, Fathanah Ikhlaskan Istri Buka Jilbab