Foto:Istimewa

PM, Pidie Jaya – Pembangunan gedung Akademi Komunitas Negeri (AKN) Pidie Jaya, menuai protes. Aksi penolakan disuarakan dan tersebar luas di media sosial.

Hal itu muncul setelah siang tadi Pemkab Pidie Jaya bersama perwakilan Yayasan Budha Tzu Chi meletakkan batu pertama tanda pembangunan itu dimulai.

Dalam seremoni itu, tampak sebuah baleho dengan tulisan China, dengan posisi berdiri, sehingga terkesan seperti tugu.

“Mungkin ini yang membuat orang mengira telah dibangun tugu. Padahal itu baleho yang berdiri tegak, dan itu semua sudah tidak ada lagi, karena hanya untuk kepentingan seremoni,” kata Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi saat dikonfirmasi, Senin malam, seperti dilansir BERITAKINI.CO.

Said Mulyadi menjelaskan, AKN sesungguhnya bukan program baru. Di Pidie Jaya, AKN sudah berjalan tiga tahun. “Sudah pernah wisuda satu kali,” katanya.

Dalam proses belajar mengajar, kata Said Mulyadi, AKN masih melakukan pinjam pakai gedung salah satu SMP di sana. Pada 2016 lalu, sempat dibangun gedung AKN, tapi rusak karena gempa bumi Desember 2016.

Setelah itu, kata Said Mulyadi, Pemkab Pidie Jaya terus berupaya untuk mencari dana pembangunan gedung AKN.

“Saat Pangdamnya Pak Tatang Sulaiman, beliau ada kenalan NGO yang memiliki program bantuan untuk pembangunan sarana pendidikan,” ungkap Said Mulyadi.

Program itu lantas diarahkan ke Pidie Jaya. “Karena anggarannya besar, sampai Rp 15 miliar, kita arahkan ke pembangunan AKN. Karena AKN masih tanggungjawab pemda, kalau pendidikan umum kan tanggungjawab kementerian,” katanya.

Dengan dukungan pangdam dan danrem waktu itu, kata Said Mulyadi, bantuan gedung itu berhasil diarahkan Pidie Jaya.

“Tapi baru saat ini terealisasinya. Bantuan itu berupa gedung. Nama gedungnya adalah gedung Akademi Komunitas Negeri Pidie Jaya, bukan gedung Yayasan Budha Tzu Chi,” jelas Said Mulyadi.

Said Mulyadi mengatakan, pemkab juga telah bermusyawarah dengan para ulama untuk meluruskan reaksi yang muncul.

“Ulama kan sangat mengerti dengan soal ini. Dan sejauh ini tidak ada persoalan, karena kita hanya menerima bantuan gedung, tidak ada hal-hal yang lain,” katanya.

“Mereka tidak kasih dana ke kita, tapi bangunan. Mereka bangun sendiri, pakai kontraktor sendiri. Rencananya akan dimulai besok, tapi saya sudah komunikasikan karena timbul reaksi.”

Said Mulyadi menjelaskan, pembangunan komplek AKN diproyeksikan menghabiskan anggaran Rp 75 miliar, di antaranya untuk membangun gedung rektorat, musalla hingga ruang belajar.

Sementara yang akan dibangun oleh Yayasan Budha Tzu Chi adalah gedung rektorat dengan total Rp 45 miliar. “Tapi mereka baru ada dana Rp 15 miliar,” katanya.()

Komentar