PM, SIGLI – Kinerja petugas Puskesmas Kecamatan Tangse dikecam oleh masyarakat setempat. Pasalnya, saat merujuk pasien ke RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli, tanpa didampingi oleh petugas dari Puskesmas. Sehingga, salah seorang pasien meninggal saat dalam perjalanan.

Kafrawi (65) warga Gampong Pulo Masjid II, Kecamatan Tangse, Pidie, meninggal dunia dalam perjalanan saat dirujukan ke RSU, Sigli. Proses rujukan itu tidak ada pendampingan dari pihak petugas kesehatan Puskesmas.

Kafrawi (65) warga Gampong Pulo Masjid II Kecamatan Tangse meninggal dunia dalam perjalanan rujukan ke RSU Tgk Chik Di Tiro, Sigli dari Puskesmas Kecamatan Tangse, Pidie. Namun dalam proses rujukan itu tidak ada pendampingan dari pihak petugas kesehatan.

Fuadi (45) anak korban kepada wartawan Selasa (9/1) mengatakan, orang tuanya dirawat di Puskesmas setempat pada Sabtu malam sekira pukul 24.00 WIB. Selanjutnya, pada Minggu dini hari (7/1) sekira pukul 02.00 WIB, dirujuk ke RSU Chik Ditiro, Sigli.

Iklan Duka Cita Thanthawi Ishak dari BPKA Dan SAMSAT

Dalam perjalanan rujukan ke RSU Tgk Chik Di Tiro, Sigli dengan mobil ambulan, lanjut Fuadi, tidak seorangpun petugas kesehatan dari Puskesmas setempat mendapinginya. Sehingga, ayahnya dibiarkan sendiri di belakang ambulan tanpa adanya petugas yang mendampingi.‎

“Orang tua saya menghembus nafas terakhir dalam perjalanan atau tepatnya depan Mesjid pasar Kecamatan Tangse,“ jelasnya.

Meski ajal orang tuanya sudah kehendak Allah, kata dia, namun dirinya sangat menyesalkan pelayanan pihak Puskesmas setempat yang tidak melakukan pendampingan saat rujukan. “Saya sangat kecewa dengan kejadian ini,” kata Fuadi.

Terpisah, Kepala Puskesmas Tangse Faisal, saat dihubungi wartawan mengakui bahwa seorang pasien yang meninggal dunia almarhum Kafrawi sempat ditangani dokter karena menderita penyakit paru-paru.‎

Pada waktu bersamaan, kata dia, dokter juga sedang menangani pasien lain dengan penyakit lebih serius. Sementara pasien Kafrawi terburu-buru dibawa sopir ambulan.

“Ketika dokter sedang menangani pasien lain, sopir ambulan langsung bergerak meninggalkan Puskesmas sehingga dokte belum sempat memerintahkan petugas piket untuk mendampingi keluarga pasien,” papar Faisal.

Selain itu, kata dia, pada malam tersbut ada satu petugas piket yang tidak hadir.

Tambah Faisal, ini merupakan kasus pertama merujuk pasien tanpa pedampingan dari petugas kesehatan, dan itu terjadi akibat sopir ambulan yang buru-buru membawa pasien tanpa diperintahkan dokter yang menangani.

Faisal mengaku, pihaknya sudah mengunjungi kediaman almarmum untuk meminta maaf kepada pihak keluarga atas kesilapan tersebut.

“Ini sebagai introspeksi agar tidak terulangi lagi pada masa yang akan datang. Tadi kita sudah melayat ke rumah duka dan tidak ada masalah lagi,” cetusnya.()

Komentar