PM, Banda Aceh – Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Aceh, lebih banyak disebabkan minimnya kesadaran para pengguna kendaraan, terutama mereka yang masih berusia produktif.
“Tahun 2019 ini terjadi sedikit peningkatan, kita harap ini menjadi evaluasi bersama,” tutur Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Aceh, Kombes Pol Dicky Sondani, Rabu (27/11/2019).
Pihaknya mengaku prihatin dengan angka korban kecelakaan yang didominasi pelajar dan mahasiswa. Menurutnya, upaya pemerintah mendorong peningkatan sumber daya manusia di kalangan generasi muda, tentu harus sejalan dengan kesadaran dalam berlalu lintas. Keduanya saling terkait.
“Jangan hanya berprestasi di akademis, tapi budaya berlalu lintas masih kurang, ini harus seimbang,” kata dia.
Selain bersinergi dengan semua pihak, Dicky selaku pejabat baru Dirlantas Polda Aceh mengaku akan terus memaksimalkan program tertib berlalu lintas, baik di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi di Aceh.
“Kita juga akan maksimalkan pemantauan lalu lintas melalui kamera CCTV di sejumlah kawasan, target tahun 2020 nanti bisa terealisasi,” ungkap Dicky.
Sementara itu, Kepala PT Jasa Raharja Cabang Aceh, Mulkan pada kesempatan yang sama menyebutkan, bahwa klaim yang sudah dikeluarkannya sepanjang tahun 2019 mencapai Rp62 miliar.
“Hingga Oktober tahun ini kita sudah menyerahkan santunan kurang lebih 62 milyar, itu kepada semua korban kecelakaan di Aceh, baik itu meninggal dunia, biaya perawatan atau cacat tetap,” kata dia.
Penyerahan santunan ini, sambungnya, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 15 dan 16 Tahun 2017. Dalam aturan tersebut, santunan untuk korban meninggal dunia maupun cacat tetap masing-masing Rp50 juta, sedangkan biaya perawatan luka maksimal Rp20 juta.
“Besaran santunan ini sudah berlaku sejak Juni 2017 silam,” pungkasnya.
Belum ada komentar