Casey Stoner Pernah Senang Melihat Rossi Menderita di Ducati

Rossi Stoner
Valentino Rossi dan Casey Stoner di MotoGP Laguna Seca 2008 [Foto: MotoGP.com]

PM, Roma – Meski kini sudah berbaikan dengan Valentino Rossi, baru-baru ini Casey Stoner tampil dalam sebuah dokumenter berjudul ‘RiVale’ yang dirilis DAZN Italia dan mengisahkan perseteruan-perseteruan mereka di MotoGP satu dekade yang lalu. Stoner pun tak memungkiri bahwa rivalitas mereka dulu sangatlah pahit.

Dalam Seri Algarve dan Valencia, Stoner diketahui mengunjungi MotoGP untuk pertama kali sejak 2018. Ia pun bertemu Rossi sebelum The Doctor pensiun. Keduanya berbaikan, dan sama-sama mengakui bahwa waktu telah menyembuhkan semua rasa benci. Mereka bahkan bertukar helm sebagai bentuk rasa hormat.

Di sela kunjungannya di MotoGP itu, Stoner pun diminta tampil dalam dokumenter ‘RiVale’, dan dalam program tersebut, ia mengakui bahwa rivalitasnya dengan Rossi dimulai pada 2007, setahun setelah musim debutnya, yakni saat ia membela Ducati dan dalam perjalanan merebut gelar dunia pertama di kelas para raja.

Senang Lihat Rossi Menderita di Ducati

“Ia selalu baik pada saya sampai akhirnya saya jadi rivalnya. Setiap momen pada musim itu adalah degradasi bagi hubungan kami. Kami berdua meletakkan kepala dan hati kami pada perebutan gelar, namun ia suka bermain dengan mental,” tutur Stoner seperti yang dikutip Todo Circuito, Selasa (23/11/2021).

Pada 2011, Stoner pun pindah dari Ducati Team ke Repsol Honda, sementara tempatnya di Ducati diambil alih oleh Rossi. Juara dunia Ducati satu-satunya ini pun mengaku senang saat Rossi kesulitan merebut gelar, bahkan sulit merebut kemenangan, di atas Desmosedici.

“Pada 2011, Honda sangat sensasional. Saya pun senang melihat Vale menderita di Ducati karena ia sudah bicara buruk soal saya, dan ini menyakiti tim kami. Ia bilang ia bisa mengubah motornya lebih baik, padahal malah jadi lebih buruk,” lanjut dua kali juara dunia MotoGP ini.

Menciptakan Pemusuhan

Sepanjang kariernya, Rossi memang dikenal andal dalam melakukan psywar dengan para rivalnya. Namun, Stoner tak menutup-nutupi dirinya tak menyukai strategi Rossi tersebut. Ia menyatakan tindakan Rossi itu hanya membuat publik jadi membenci para rivalnya. Menurutnya, hal itulah yang juga dilakukan Rossi pada Marc Marquez.

“Ketika coba main mental dengan orang yang tak bekerja dengan Anda, maka akhirnya Anda hanya menciptakan permusuhan. Vale memastikan orang-orang melihat saya sebagai musuh mereka, dan ia melakukan hal yang sama pada Marc. Sejak itu saya tak mau beramah-tamah, saya tak mau bermain bersih lagi,” kisah Stoner.

Stoner sendiri pensiun dini pada akhir 2012 dalam usia 27 tahun, dan sempat menjadi test rider Honda selama dua musim. Ia kemudian menjadi test rider Ducati selama tiga musim, sebelum akhirnya hengkang. Pada akhir musim ini, ia pun menjadi tamu kehormatan Ducati di Seri Algarve dan Valencia, membimbing Pecco Bagnaia dan Jack Miller.[] sumber: bola.net

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

portugal kalah di kualifikasi piala dunia
Ekspresi lesu Cristiano Ronaldo dan Joao Felix usai Portugal kalah 1-2 dari Serbia, Senin (15/11/2021) [Foto: Bola.net/AP]

Dua Juara Eropa Gagal Auto Lolos ke Piala Dunia

Jeumpa Juara Umum O2SN Tingkat SMP
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Drs Nasrul Yuliansyah menyerahkan piala untuk UPTD Jeumpa sebagai juara umum O2SN tingkat SMP. (pikiranmerdeka.com | Joniful Bahri)

Jeumpa Juara Umum O2SN Tingkat SMP