Foto/Humas

PM, Banda Aceh – Untuk mempercepat transformasi Kota Banda Aceh menjadi smart city atau kota pintar, baru-baru ini, BI menginisiasi program elektronifikasi transaksi keuangan atau pembayaran non tunai.

Sejauh ini, pembayaran digital dengan metode scan barcode menggunakan aplikasi QR Indonesian Standard (QRIS), sudah mulai diterapkan di Pelabuhan Ulee Lheue dan Pasar Aceh. Peluncurannya direncanakan Minggu 8 November 2020.

Dalam pertemuan dengan Deputi Kepala BI Perwakilan Aceh, T Amir Hamzah di pendopo, Selasa (3/11/2020), Wali Kota Banda Aceh mengapresiasi keseriusan BI.

“Kami pun siap mendukung penuh program elektronifikasi atau pembayaran digital yang digagas BI,” kata Wali Kota Banda Aceh, Aminullah.

Menurut mantan Dirut Bank Aceh ini, elektronifikasi transaksi keuangan juga sejalan dengan kebijakannya dalam menyeimbangkan pembangunan teknologi, infrastruktur, dan kemasyarakatan.

“Hasilnya sudah mulai kita tuai sekarang: IPM Banda Aceh menjadi terbaik dua nasional dan UMKM naik 98 persen, dari 10 ribuan pada 2019 menjadi 15 ribuan unit usaha sekarang,” katanya.

Sementara Amir Hamzah yang mewakili BI Aceh mengatakan, peluncuran elektronifikasi transaksi keuangan (pembayaran digital/non tunai) di Pelabuhan Ulee Lheue dan Pasar Aceh akan digelar secara virtual.

“Pada acara tersebut kami juga akan memutar video testimoni Pak Wali, dan berharap jika ada waktu luang mohon kesediaannya untuk hadir secara live juga,” katanya.

Ia pun berharap Banda Aceh bisa menjadi role model pembayaran digital via QRIS di Aceh bahkan Indonesia. Selain di pelabuhan dan pasar, pihaknya juga akan menggarap pembayaran retribusi sampah secara digital.

“Nanti kita juga akan memperkenalkan retribusi sampah online yang rencananya akan kita terapkan tahun depan bersama DLHK3.” (*)

Komentar