Lampulo Krisis Air Bersih, Warga Beli Air dari Anggota TNI

air bersih
Lampulo Krisis Air Bersih, Warga Beli Air dari Anggota TNI

air bersihBanda Aceh — Warga Kecamatan Lampulo, Kota Banda Aceh, sudah tiga minggu ini krisis air bersih karena air PDAM macet. Selama ini, warga membeli air untuk memenuhi kebutuhan hari-hari.

“Untuk mengatasi pengeluaran membeli air, biasanya beberapa rumah tangga patungan uang untuk menebus 8000 liter air dan dibagi rata,” kata Rina, seorang warga Lampulo kepada Pikiran Merdeka di Banda Aceh, Rabu (28/3).

Rina menyesalkan sikap PDAM yang tidak peduli untuk mengatasi kesulitan warga yang sudah hampir sebulan tidak mendapatkan akses air bersih.

“Jelas pengeluaran kita bertambah, apalagi ekonomi saat ini sulit. Kami harus mengeluarkan uang lebih untuk memperoleh air,” tandasnya.

Selama ini, Rina dan masyarakat di sana membeli air bersih dari anggota TNI AD yang menjajakan air dengan mobil tangki.

“Kami beli air dari bapak-bapak berpakaian loreng dengan harga Rp8000 perjerigen. Biasanya kami menebus harga air hingga Rp120 ribu untuk kebutuhan tiga hari,” katanya.

Sementara itu, seorang petugas di PDAM yang tidak ingin dituliskan namanya mengakui ada kerusakan mesin dan saluran air sehingga menghambat pendistribusian air ke Lampulo.

“Saat ini kami masih terus bekerja memperbaikinya, semoga distribusi air ke Lampulo akan segera lancar kembali,” katanya.[pm/chk]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Danrem 012/TU Pimpin Sertijab Danyon 115 Macan Lauser
Komandan Korem 012/TU Kolonel ARH Ruruh A Setyawibawa SE MM sedang memasang tanda pangkat jabatan kepada Danyonif 115 Macan Lauser yang baru, Mayor Inf Alfian dalam prosesi Sertijab yang berlangsung di Mayonif 115/ML, Rabu (5/8).[ PikiranMerdeka | Hendrik Meukek]

Danrem 012/TU Pimpin Sertijab Danyon 115 Macan Lauser

Mahasiswa dan Profesor dari Austria Studi Banding ke KKR Aceh
Mahasiswa dan dan profesor dari Departemant of Geography and Regional Research, Faculty of Earth Sciense, University Wien, Vienna, Austria, saat berada di kantor KKR Aceh.(Pikiran Merdeka/Riska Munawarah)

Mahasiswa dan Profesor dari Austria Studi Banding ke KKR Aceh