Baru kali ini, Presiden RI mengunjungi korban bencana dua kali dalam rentang waktu seminggu. Ujungnya, rehab-rekons Pidie Jaya diambil-alih Jakarta.
Helikopter meraung-raung di langit Kota Meureudu. Tontonan menarik bagi warga di Posko Pengungsian Masjid At-Taqwa Gampong Dayah Kleng, Meureudu, Pidie Jaya. “Pak Jokowi, Pak Jokowi!” seru anak-anak.
Kabar kedatangan Presiden RI Jokowi di hari ketiga pasca gempa melanda Pidie Jaya 7 Desember 2016. Ribuan warga dari Kabupaten Pidie Jaya ingin melihat langsung bagaimana rupa Jokowi.
“Tapi Pak Jokowi tak singgah di tempat kami. Hanya lewat saja,” kata Siti Hawa kepada Pikiran Merdeka, yang menyaksikan rombongan presiden melintas di hadapan reruntuhan Pasar Trienggadeng.
Siti Hawa terlihat berwajah murung. Sebab di sisinya, swalayan milik putranya, Muhammad, sudah rata dengan tanah akibat gempa 6,5 skala Richter dua hari sebelumnya, dengan kerugian mencapai Rp2 miliar.
Ibu paruh baya itu sudah menyimpan keluh-kesah andai saja Jokowi singgah. “Padahal kami juga ingin menceritakan langsung duka kami (kepada presiden),” ujar warga Gampong Paru Cot, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya itu.
Presiden Jokowi bersama rombongan menteri menggunakan pesawat kepresidenan RI-001 mendarat di Bandara Lanud Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang pada Kamis sore.
Bersama orang nomor satu Indonesia itu, terlihat Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Panglima TNI Gatot Nurmayanto, Kapolri Tito Karnavian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono serta sejumlah pejabat kementerian terkait.
Rombongan Jokowi kemudian menuju Hotel Hermes Palace, Banda Aceh. Di hotel langganan tamu Istana Negara itu, ia memimpin rapat terbatas mengenai penanganan bencana gempa di Aceh bersama Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki.
Jokowi dalam rapat itu menegaskan komitmen pemerintah, mempercepat proses penanganan darurat kepada para korban gempa, termasuk bantuan kepada para korban yang mengalami luka ringan dan luka berat serta ahli waris para korban yang meninggal dunia.
Baca: Kuasa Jakarta Bencana Pidie Jaya
Pemerintah, janji Jokowi, juga memberikan bantuan pembangunan kembali rumah-rumah warga yang rusak akibat gempa di Pidie Jaya dan Bireuen.
Usai rapat, Jokowi meninjau para korban gempa yang sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin. Barulah esoknya, Jumat pagi, Jokowi terbang dengan helikopter ke Blangpaseh, Kota Sigli, Kabupaten Pidie. Sementara rombongan dan Paspampres menyusul via darat.
Jokowi lebih dulu melawat korban gempa yang dirawat di RSUD Tgk Chik di Tiro, Pidie. Setengah jam kemudian, Jokowi kembali terbang dengan helikopter ke Pidie Jaya.
Siti Aisyah, 30, warga Meunasah Balee, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, memang mendengar kabar hari itu Presiden RI Jokowi berkunjung ke Pidie Jaya.
“Kami kira Pak Presiden akan kesini, tapi tidak terlihat sampai sore hari,” ujarnya kepada Pikiran Merdeka, di posko pengungsian Masjid At-Taqwa Gampong Dayah Kleng, Meureudu.
Wajar, kata dia, anak-anak maupun pengungsi akan meneriakkan nama presiden setiap helikopter maupun pesawat yang membawa bantuan, melintas di udara. “Itulah hiburan kami,” tambahnya, selagi menggendong anak.
Rombongan Jokowi, hari ketiga pascagempa itu, pertama kali singgah di Masjid At-Taqarrub, Trienggadeng, yang roboh akibat gempa. Di sana, ia sempat menghibur anak-anak dan pengungsi, dibantu psikolog anak, Kak Seto.
Presiden lalu singgah di Posko Induk Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) di halaman Kantor Bupati Pidie Jaya, posko pengungsian Masjid Al-Munawwarah, Simpang Empat. Jokowi juga sempat jenguk pengungsi di Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua.
Jokowi kemudian salat Jumat di Masjid Besar Samalanga. “Pemerintah sangat serius dan berkomitmen untuk segera membangun kembali berbagai fasilitas umum, fasilitas pendidikan dan Masjid, yang rusak akibat gempa,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu kepada warga usai salat.
Baca: Akhirnya, Jakarta Ambil-alih Rehabilitasi Pijay
Terakhir, Jokowi mengunjungi Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Aziziyah di Komplek Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah. Pusat pendidikan islam ini juga mengalami rusak berat akibat gempa, dengan beberapa ustad dan santri terluka.
“STAI Al-Aziziyah ini akan segera kita bangu kembali. Besok akan segera dibersihkan dan dibangun kembali. Keberadaan kampus ini sangat penting karena menyangkut dengan lebih dari 3 ribu mahasiswa yang menimba ilmu disini,” janji Jokowi.
Dari sana, Jokowi dibawa ke lapangan helipad dan meninggalkan banyak harapannya akan kepulihan Aceh paska gempa darat itu. Korban dan pengungsi yang dikunjungi sejenak bergembira.
“Kata Pak Jokowi, setiap korban jiwa akan mendapatkan santunan Rp15 juta melalui ahli warisnya,” sebut Roni Ubayashi (20). Orangtua dan abang kandungnya meninggal tertimpa rukonya yang runtuh di Pasar Trienggadeng.
KUNJUNGAN KEDUA
Santunan kematian itu, secara simbolis diserahkan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial RI pada Kamis (15-12-2016), seiring dengan kunjungan kedua Presiden Jokowi ke daerah bencana gempa Aceh.
“Ya, dalam kunjungannya yang kedua kemarin, Pak Jokowi memberikan santunan kematian kepada ahli waris korban meninggal dunia,” ujar Abdurrahman, Humas Satgas Penanggulangan Bencana Pidie Jaya, kepada Pikiran Merdeka, Jumat (16/12/16).
Tepat seminggu setelah blusukan pertamanya, Jokowi kembali meninjau dampak gempa di Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen. Dari Bandara Mehrabad Teheran Iran, Rabu (14-12-2016) malam sekitar pukul 22.00 waktu Iran, Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi terbang langsung ke Aceh dengan RI-001.
Presiden RI baru saja melakukan kunjungan kerja, diantaranya bertemu Presiden Iran Hassan Rouhani dan Ketua Parlemen Iran Ali Larijani yang menyampaikan duka citanya untuk Aceh. “Kami menyampaikan belasungkawa atas gempa di Indonesia,” ungkap Ali yang didampingi para anggota parlemen, seperti dikutip news.detik.com.
Menurut Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Setpres Bey Machmudin, Jokowi mendarat di Banda Aceh, Kamis (15-12-16) sekitar pukul 09.30 WIB. Jokowi segera terbang ke lokasi bencana dengan helikopter dan turun di helipad Lapangan Bola Kecamatan Samalanga, Bireuen.
Jokowi disambut Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Ia kemudian tinjau sejumlah titik terdampak gempa, didampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani Menteri Sosial Khofifah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Plt Gubernur Aceh Soedarmo.
Rombongan pertama sekali datangi Posko Pengungsi Rhieng Blang di Halaman Masjid Istiqomah, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya. Sejumlah anak-anak pengungsi bernyanyi menyambut presiden.
“Pak Jokowi siapa yang punya. Pak Jokowi siapa yang punya. Pak Jokowi siapa yang punya, yang punya anak Indonesia,” begitu lirik nyanyian anak-anak itu, seperti dilansir siaran Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.
Jokowi dalam kunjungan keduanya juga memastikan penyerahan biaya santunan kematian kepada ahli waris dari korban jiwa.
Mensos Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, 96 ahli waris dari korban jiwa gempa Aceh 7 Desember 2016 telah menerima santunan kematian dari pemerintah, sejumlah Rp15 juta/jiwa. Sisanya tujuh keluarga lagi belum menerima bantuan, kata Khofifah, karena Kemensos masih memverifikasi ahli waris dari korban meninggal.
Presiden Jokowi juga sempat menyaksikan pemberian santunan kematian pada lima orang ahli waris di Perumahan Gampong Meunasah, Kuta Pangwa, Pidie Jaya. Presiden memastikan semua korban akan mendapatkan bantuan dana dari pemerintah.
Menurut siaran pers Humas Setda Aceh, dalam kunjungan keduanya pascagempa, Presiden Jokowi meletakkan batu pertama pembangunan Mesjid At-Taqarrub Trienggadeng yang roboh akibat gempa awal bulan lalu.
Mesjid tersebut dibangun Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Hari ini kita sudah mulai pembangunannya, kita harap ini selesai sebelum Ramadhan tahun 2018,” kata Jokowi.
Selain itu, pembangunan fasilitas umum juga menjadi prioritas, seperti sekolah, baik SD, SMP, SMA dan SMK. Semua fasilitas yang rusak akan dibersihkan dan dibangun kembali. “Saya sudah perintahkan agar minggu depan sudah bersih dan sudah mulai pembangunnya,” ujarnya.
Pemerintah, tambahnya, juga sudah berikan bantuan stimulan untuk pembangunan rumah yang rusak berat, sedang dan ringan, yang mencapai 11 ribu unit lebih.
Sebelum peletakan batu pertama Masjid At-Taqarrup, Presiden Jokowi pula kunjungi Posko Pengungsian Blang Rhieng dan menyerahkan dana stimulan pembangunan rumah yang rusak berat, sedang dan ringan di Gampong Kuta Pangwa. Selain itu, ditinjau juga Sekolah Dasar yang roboh di Gampong Peulandok Tunong.
Sorenya, Jokowi dan rombongannya kembali ke Jakarta dan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta sekira pukul 17.31 WIB.
Setibanya dari Banda Aceh Jokowi langsung menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan. Rapat ini juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta sejumlah menteri dan pejabat setingkat menteri. Diantaranya, Menteri Koordinator PMK Puan Maharani, Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei, dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Seperti diberitakan CNN Indonesia TV, dalam Ratas Presiden Jokowi mengungkapkan selama dua kali meninjau lokasi bencana, penanganan korban gempa dinilainya cukup baik. Dia berharap kementerian dan lembaga terkait fokus memberikan bantuan dan pelayanan bagi warga yang menjadi korban gempa.
“Mulai dari bantuan pelayanan kesehatan, bantuan kesantunan kematian, ketersediaan logistik bagi pengungsi, bantuan untuk anak-anak maupun pembangunan kembali fasilitas-fasilitas umum, baik kantor pemerintah, sekolah, masjid dan juga rumah-rumah warga yang rusak,” tutur Jokowi saat membuka ratas di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (16/12/2016).
Jokowi meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan laporan penanganan bencana serta melakukan konsolidasi dan koordinasi.
Dia juga meminta BNPB memastikan jumlah korban dan mengidentifikasi bangunan yang rusak. Langkah itu dinilainya perlu diambil agar rehabilitasi dan rekonstruksi lokasi bencana bisa berjalan lebih cepat.
PENUH TANDA TANYA
Kedatangan Jokowi kedua kalinya dalam rentang seminggu terakhir memicu tanda tanya. Kira-kira pesan apa yang ingin disampaikan Jokowi dengan mengunjungi lokasi gempa yang notabenenya hanya berstatus bencana provinsi.
Alois Wishnuhadi, salah seorang staf dari Kantor Staf Kepresidenan mengatakan, kedatangan kali ini kedua adalah inisiatif Jokowi langsung.
Setelah diberitahukan, pihak staf kpresidenan langsung menyiapkan segala kebutuhan selama Jokowi di Aceh, seperti mengirimkan mobil dan helikopter yang akan ditumpangi presiden dari Jakarta.
Diakui Wisnuhadi, presiden disebutnya memanfaatkan masa kunjungan kerja—dari lawatan luar negeri langsung ke Aceh—untuk memastikan proses tanggap darurat dan koordinasi penyaluran bantuan berjalan dengan baik.
“Kunjungan kedua kemarin bukan hanya untuk seremonial saja, tapi juga untuk memastikan penanganan korban gempa di Aceh berjalan baik, terkoordinir dan sesuai dengan keinginan presiden,” katanya kepada Pikiran Merdeka, Sabtu (17-12-2016).
Ia menambahkan meski dua kali mengunjungi Aceh dalam sepekan terakhir, yang dinilai berbeda perhatian presiden dengan sejumlah daerah lain yang pernah ditimpa musibah, Wisnu menyebutkan tak membuat daerah lain iri. Malah kata dia, semua pihak mengapresiasi kepedulian Jokowi dalam merespon musibah di Aceh.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Chairul Fahmi menuturkan, kedatangan kedua kalinya Jokowi tidak ada kaitannya dengan politik. Menurutnya, hal itu murni karena alasan kemanusiaan dan skenario Allah untuk segera membangun masjid-masjid yang telah roboh.
“Presiden Jokowi pulang dari kunjungan kenegaraan dan transit di Aceh untuk mengisi bahan bakar. Nah, moment inilah yang digunakan presiden untuk kembali mengunjungi korban gempa. Ia ingin memastikan penanganan di lapangan berjalan semestinya,” tutur Fahmi, Sabtu pekan lalu.
Sebutnya, Aceh yang masih dalam masa transisi pemerintahan dibawah Plt Gubernur Sudarmo ini membuat Jokowi ingin memastikan proses penanganan pasca gempa berjalan dengan baik.
Selain itu, Pemkab Pidie Jaya dinilai tidak mampu merespon secara cepat musibah ini, terutama di sejumlah daerah yang menjadi lokasi terparah seperti desa Kuta Pangwa, dan beberapa desa lainnya.
Sebagai presiden yang dikenal suka blusukan, kunjungan Jokowi ke Aceh dinilai Fahmi tak begitu aneh. Karena sebelumnya, Jokowi dinilai lebih sering mengunjungi berbagai daerah dibanding lawatan ke luar negeri.
Selama resmi menjabat presiden, Jokowi sudah berulang kali ke Aceh. Bahkan, Jokowi sempat merayakan Idul Adha 2016 di Aceh. “Kehadiran Jokowi di tengah-tengah korban gempa Aceh harus diapresiasi. Malah dengan kehadiran presiden menuntut semua pihak terlibat serius dalam proses penanganan pasca gempa,” ujar peraih Master dari European and Policy (MAELP) University of Portsmouth ini.[]
Belum ada komentar