Denpasar — Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, didesak oleh Jaringan Bantuan Satwa Jakarta (Jakarta Animal Aid Network/JAAN) untuk mencabut izin berbagai usaha rekreasi yang diduga mengeksploitasi lumba-lumba.
“Kami akan menyampaikan surat keberatan dan desakan ini tak hanya kepada Gubernur Bali, tapi juga kepada beberapa kepala daerah di Pulau Jawa,” kata Pimpinan JAAN, Pramudya Harzani, di Denpasar, Jum’at (7/12) kemarin.
Dia menilai beberapa objek wisata di Bali masih menampilkan atraksi rekreasi yang mengeksploitasi lumba-lumba.
“Lumba-lumba yang hidup di laut lepas dapat bergerak dengan cepat dan jarak tempuh yang jauh. Sedangkan, di kolam mereka hanya berputar-putar,” kata Pramudya seperti dikutip Antara.
Pramudya menjelaskan sonar suara yang dihasilkan untuk berkomunikasi dengan sesama lumba-lumba itu memiliki jarak jangkauan jauh. Namun ketika di kolam, sonar ini akan memantul kembali sehingga bisa merusak sistem pendengaran dan berakibat fatal pada keselamatan lumba-lumba.
“Bahkan pada beberapa aksi sirkus, sengaja lumba-lumba dilaparkan dulu agar mau menurut keinginan pawangnya,” katanya. ”Inikan bentuk perilaku kejam.” ucapnya.[ant]
Belum ada komentar