Para Kepala Kankemenag kabupaten/kota di Aceh berkumpul di Hermes Palace Hotel, Sabtu 1 Oktober 2016. Mereka menghadiri undangan dadakan dari Kakanwil HM Daud Pakeh yang berjarak tiga hari sebelum acara berlangsung. Malam itu, para pejabat Kemenag Aceh berkumpul dalam agenda silaturahmi dengan Komisi III DPR RI. Namun, di antara yang hadir, hanya Romahurmuziy yang merupakan legislator di Komisi III.
Romy, begitu ia akrab disapa, adalah Ketua Umum PPP yang pagi harinya tiba di Banda Aceh untuk menghadiri deklarasi calon gubernur Aceh yang diusung partainya, pasangan Tarmizi-Machsalmina.
Dalam sambutannya, Daud Pakeh melaporkan jumlah personil dan kendala yang dihadapi Kanwil Kemenag Aceh. Ia lantas meminta arahan Romy untuk perkembangan instansi yang ia pimpin tersebut. Selain Pakeh, ada mantan Kakanwil Kemnag Aceh A Rahman TB yang didaulat menjadi moderator dalam diskusi tersebut.
Saat membuka diskusi, Rahman TB memberi penghormatan kepada Romy beserta rombongan DPP PPP dari Jakarta. Rahman juga memberi penghormatan khusus kepada Tarmizi Karim dengan menyebutnya calon gubernur Aceh yang ingin “mengintip” lembaga kementrian agama di Provinsi Aceh.
“Bapak H Tarmizi Karim calon gubernur Aceh, pada malam ini hadir. Malam sebelum menjadi gubernur, beliau mau ngintip Depag atau Kemenag bagaimana sih? Dan nanti apa yang harus dibantu,” ujar Rahman TB, sebagaimana isi rekaman yang diperoleh Pikiran Merdeka.
Pada saat kesempatan Romy dipersilahkan berbicara, ia juga mengenalkan Tarmizi Karim sebagai calon gubernur Aceh. Romy lantas membanggakan Tarmizi yang baru tadi siang bersama dengan enam pimpinan Parpol melakukan rapat akbar tim pemenangan Tarmizi Karim–Machsalmina Ali di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya.
“Kita doakan dan harapkan, semoga Pak Tarmizi Karim mendapatkan kemenangan dalam Pilkada nanti,” ujar Romy yang disambut suara ‘amin’ dari peserta dan tepuk tangan meriah.
Sambung Romy, yang dibutuhkan bukan hanya tepuk tangan para hadirin, namun dukungan dan partisipasi mereka untuk ikut membantu Cagub yang diusung oleh partainya. Ia lantas meminta dukungan penuh kepada peserta yang hadir ikut mensosialisikan Tarmizi Karim dalam menyongsong Pilkada 2017. ”Yang dibutuhkan dari kita saat ini adalah dukungan agar beliau lebih dikenal lagi di seluruh Aceh dan dipilih oleh warga Aceh,” imabu Romy.
Romy lalu berujar, dengan jumlah pegawai Kanwil Kemenag Aceh 39 ribu, cukup untuk mendapatkan 23 kursi DPRD kabupaten/kota. Namun, ia tidak merinci apa yang dimaksud mampu memperoleh kursi di DPRD. “Dengan jumlah tenaga penyuluh honorer di tingkat kecamatan sudah lebih dari cukup. Bukan hanya untuk mememangkan Tamizi, tapi juga untuk menyukseskan program,” katanya.
Selama kurang lebih lima menit, Romy secara khusus membicarakan sosok Tarmizi Karim. Menurut Romy, jika nantinya keluarga besar Kemenag Aceh ikut membantu menyukseskan Tarmizi Karim dan mantan Irjen Kemendagri itu sudah menjabat gubernur, tentu tak akan lupa jasa mereka. “Kalau sudah dibantu, yang namanya kawan, Insya Allah nggak akan pernah lupa,“ tegas dia.
Baca: Daud Pakeh di Pusaran Partai Ka’bah
Dalam sambutannya itu, Romy mengatakan bila nanti ada program yang tak dapat dibiayai APBN maka dapat dibiayai oleh pemerintah daerah jika Tarmizi Karim yang telah mereka bantu berhasil menjadi pemenang dalam Pilkada mendatang. Ia juga menyebutkan, alasan itulah yang membuatnya menghadirkan Tarmizi dalam acara tersebut untuk melihat semangat dan antusiasme keluarga besar Kemenag membantu pemenangan Tarmizi-Machsalmina.
“Itulah fungsinya mengapa Pak Tarmizi malam ini datang untuk melihat bapak-bapak, tak hanya berdoa tapi berikhtiar memenangkan. Maka nantinya jika menang, ada saham Kementrian Agama dalam menyukseskan, minimal usaha berupa doa,” bebernya.
Sementara Daud Pakeh menyebutkan, acara itu untuk memberi pemahaman kepada seluruh penyuluh agama di kabupaten/kota terkait paham radikalisme. Selain itu, keberadaan Romy di komisi yang membidangi hukum juga dapat dimanfaatkan untuk sharing dengan kepala Kankemenag di seluruh kabupaten/kota untuk menghindari masalah hukum terkait pemanfaatan anggaran.
Sedangkan Tarmizi Karim yang coba dikonfirmasi Pikiran Merdeka, tidak memberikan klarifikasi menyangkut pertemuan itu. Berulang kali dihubungi ke nomor telepon seluler yang biasa ia gunakan, Tarmizi tidak menjawab panggilan masuk. Pesan singkat yang dikirimkan, juga tidak dibalasnya.
Informasi yang diperoleh Pikiran Merdeka, tidak netralnya pejabat di Kanwil Kemenag membuat Gubernur Aceh Zaini Abdullah murka. Bahkan, gubernur disebut-sebut telah melayangkan surat kepada Menteri Agama dan meminta Daud Pakeh dicopot dari jabatannya.
“Sepengetahuan saya, gubernur sudah memerintahkan untuk menyurati Menteri Agama untuk minta Daud Pakeh dicopot,” aku salah seorang pejabat di pemerintahan yang menolak namanya ditulis.
Keberadaan Ketua DPW PPP Aceh Tgk Amri M Ali dalam acara itu juga dipersoalkan. Namun, Amri mengaku hadir di sana dalam kapasitasnya sebagai Ketua Penyuluh Agama Islam non-PNS di Kanwil Kemenag Aceh. “Hanya kebetulan saja saya Ketua DPW PPP Aceh,” jawab Amri, Jumat pekan lalu.
Amri berujar, pertemuan tersebut merupakan silaturahmi biasa yang digelar untuk memberi pemahaman terkait peran penyuluh agama dalam menangkal aliran sesat dan paham radikalisme.
Dia juga memastikan kehadiran Tarmizi Karim tidak diundang oleh Kakanwil Kemenag Aceh Daud Pakeh. Menurutnya, Tarmizi sendiri yang berinisiatif mengikuti acara tersebut setelah mendampingi Romy makan malam. Meski begitu, karena acara tersebut hanya silaturahmi dan tak ada pembicaraan penting, maka siapapun diperkenankan mengikutinya.
Amri berdalih, setiap tamu yang hadir tak mungkin diusir meski tak diundang pihak penyelenggara. “Tak ada pembicaraan politik, yang ada penghormatan kepada calon gubernur,” tegas Amri. “Yang terhormat Pak Tarmizi Karim calon gubernur Aceh, itu saja. Saya kira semua yang berpidato juga menyampaikan (penghormatan) seperti itu.”
Berdasarkan isi rekaman yang diperoleh Pikiran Merdeka, sambutan Romahurmuziy dan mantan Kakanwil Kemenag Aceh Rahman TB yang mengajak memilih Tarmizi Karim, tetap saja dibantah Amri. “Satu setengah jam Pak Romy bicara, tak ada bicara politik. Pak Tarmizi juga tak ikut bicara dan hanya ikut mendengar sebagai audien,” akunya.[]
Belum ada komentar